Hari-hari yang penuh kebahagiaan

53 7 0
                                    

Di akademi banyak orang yang sudah memiliki pasangannya masing-masing, terutama Kawaki dan Sarada yang kini kisah percintaannya sedang populer di sekolah. Akibat teman-temannya yang telah mendesak mereka berdua untuk berkata jujur, mengenai kedekatan yang mereka berdua jalin.

Banyak orang yang senang karena melihat pasangan yang mereka impi-impikan akhirnya terwujud, ibarat kata orang yang memasang-masangkan Sarada dan Kawaki itu adalah seorang penggemar Sarada dan Kawaki. Entah dari mana penggemar itu datang, tapi besar kemungkinan seluruh kelas di sekolah akademi itu banyak yang mendukung Sarada agar bisa berpasangan dengan Kawaki. Ada juga para penggemar yang tidak setuju, bahwa Sarada harus berpasangan dengan Kawaki. Memang agak sulit untuk mengikuti keinginan para penggemar yang tidak suka Sarada berpasangan dengan Kawaki, tapi Sarada dan Kawaki memiliki penggemarnya masing-masing. Jadi jika pada akhirnya Sarada berpasangan dengan Kawaki, maka pasti para penggemar yang tidak suka akan hal tersebut sudah pasti akan sangat gaduh, karena Sarada yang pintar dan cerdas, tentu disegani oleh banyak laki-laki. Begitupun Kawaki yang cool dan keren, tentu disegani juga oleh para gadis.

Namun Sarada dan Kawaki tidak peduli dengan para penggemar yang tidak suka, jika mereka berpasangan. Karena sejatinya, keputusan itu tidak bisa ditentukan oleh para penggemar. Tetapi keputusan itu hanya bisa ditentukan oleh Sarada maupun Kawaki sendiri.

"Sarada, kau hebat sekali karena bisa membuat para penggemar setiamu bahagia dengan keputusanmu yang memilih Kawaki sebagai kekasihmu" ujar Chocho.

"Tapi aku tidak membuat mereka senang. Lagipula aku juga tidak tahu, bahwa pada akhirnya diriku ini menjadi kekasihnya Kawaki" sahut Sarada.

"Apa kau juga tidak suka, jika harus berpasangan dengan Kawaki, sama seperti para penggemarmu yang benci jika kau berpasangan dengannya?" Tanya Chocho.

"E-eh?? Ma-maksudku bukan seperti itu" jawab Sarada dengan gugup.

"Jika bukan seperti itu, lalu bagaimana?" Tanya Chocho yang semakin membuat Sarada gugup.

"Su-sudah aku katakan bukan seperti itu! Intinya tidak seperti yang kau pikirkan saat ini, aku duluan!" Jelas Sarada yang semakin dibuat gugup oleh Chocho, sehingga Sarada memutuskan untuk pergi dari hadapan Chocho.

"Hah?? Tidak seperti yang aku pikirkan? Memangnya apa yang ada dipikiran Sarada mengenai pikiranku??" Ujar Chocho yang bicara pada dirinya sendiri.

Di tempat Kawaki berada...

"Kawaki, sepertinya para penggemarmu tidak suka, jika kau menjadi kekasih Sarada" ucap Boruto.

"Hm😒! Siapa peduli. Lagipula keputusan ada ditanganku dan bukan ditangan orang lain. Jika mereka tidak suka, lalu apakah aku harus mengikuti kata mereka dan mengabaikan kata hatiku begitu saja!?" Ujar Kawaki yang tidak peduli dengan para penggemar yang benci, jika Kawaki berpasangan dengan Sarada.

"Waah, rupanya Kawaki kita telah mengerti mengenai perasaan dan hati" sahut Mitsuki yang tidak memiliki rasa bersalah sama sekali, ketika mengatakan hal yang menusuk ke hati tersebut. Namun Kawaki tidak peduli, karena Mitsuki memang selalu begitu, kata-katanya selalu tajam sama seperti kata-kata yang selalu Inojin keluarkan.

Tiba-tiba saja, Kawaki terkejut karena melihat Sarada yang berhenti dihadapannya. Sarada sendiripun terkejut karena saat dirinya berlari, tiba-tiba sudah ada Kawaki dihadapannya.

"Sarada" ucap Kawaki.

"Kawaki!?" Ucap Sarada.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau berlari seperti ada sesuatu yang mengejarmu?" Tanya Kawaki pada Sarada.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya berusaha menghindar dari Chocho" sahut Sarada.

"Menghindari Chocho??" Ujar Mitsuki yang penasaran, kenapa Sarada menghindari sahabatnya.

Painful Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang