Chapter 9.

0 1 0
                                    

Happy reading friends🧡


Alam yang awalnya diam saja dan sama sekali  tak memperdulikan semua perkataan Lili, lantas berdiri dan langsung mengejar Lili karena dirinya sungguh sudah jengah mendengar itu semua.

Alam menghampiri Lili kemudian mencekal pergelangan tangan Lili. Lili yang merasa tangannya dipegang pun menoleh. "Apa-apaan sih, lepas gak?"

"Kalo gue gak mau Lo mau apa?" Tanya Alam yang sama sekali belum melepaskan tangan Lili.

"Jangan sampai tendangan gue kena anu Lo ya!"

"Oya? Emang bisa kaki kecil Lo nendang?"

"Wah, ngeremehin gue banget Lo ya, Alam kubur."

Sedangkan temen-temennya Lili hanya dapat menyaksikan dua sejoli itu ribut apakah Alam dan Lili tidak menganggap mereka ada?

Lili yang merasa diremehkan sama Alam langsung menendang bagian sensitif milik Alam. Sedangkan Alam yang mendapatkan tendangan tiba-tiba itu sudah mengaduh kesakitan atas perbuatannya Lili padanya, dan Alam langsung menutupi barang yang paling berharga miliknya.

"Gak waras Lo ya? Ngotak dong!"

"bukannya tadi Lo sendiri yang ngeremehin gue ya?" Tanya Lili bersedekap dada

"Ya gak langsung Lo praktekin juga."

"Bodoh amat."

"Sebenarnya gue punya salah apa sih sama Lo?" Tanya Alam yang langsung to the poin.

"Wow, ternyata kulkas seperti Alam kubur nanya salah dia apa! Gak salah denger kuping gue?"

"Gue serius!" Balas Alam.

"Punya kaca gak sih dirumah Lo? Harusnya Lo tuh ngaca! Tanya sama diri Lo sendiri, Lo punya salah apa sama gue."

Jujur saat ini Alam sungguh tidak mengerti dengan Lili, ia sudah bertanya baik-baik, tapi nyatanya?

Alam menggeleng dan kembali memegang kedua tangan Lili. "Li, gue gak tau salah gue apa sama Lo saat ini. Tapi gue benar-benar mau minta maaf sama Lo." Kata Alam menatap kedua bola mata Lili.

Lili yang ditatap seperti itu langsung menoleh kesamping. "Gak usah ngarep deh Lo."

"Lo mau dosa Lo makin tambah banyak karena gak maafin orang yang tulus minta maaf sama Lo?"

Lili tertawa renyah, "Gue bisa aja maafin, tapi bukan Lo orang nya."

Kelima teman Lili sudah merasa bosan dan muak melihatnya, mereka bisa aja meninggalkan dua sejoli itu. Tapi mereka akan disemprot abis-abisan sama Lili karena sudah meninggalkannya sendirian bersama Alam.

"Mau marah tapi gak bisa!." Tutur Cani pada teman-temannya.

"Sabar Cani, Sabar! Ingat, orang sabar disayang pacar!" Ujar Ayla dan dibalas helaian nafas.

Berbeda dengan Billa yang saat ini sudah ditengah-tengah dua sejoli itu sambil berdecak pinggang, dan yang dilakukan Billa menarik perhatian Lili dan Alam. "Udah berantemnya?" Tanya Billa.

Alam dan Lili sama-sama diam. "Kok diem, kenapa? Lanjutin dong!". Seru Billa.

"Gara-gara Lo pada, cacing-cacing diperut gue udah ngedemo minta makan. Anjir!"

"Kok Lo nyalahin gue? Noh salahkan manusia didepan gue." Saut Lili kesal. Seharusnya Billa marahin Alam bukan dirinya.

"Lo berdua." Balas Billa ketus, ia kadang heran sendiri sama sikap Lili kepada Alam yang udah jelas-jelas mereka gak saling kenal sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lili (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang