³¹. tigapuluh satu

14K 2.5K 1K
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻

Mau nggak nanti malem update lagi? Soalnya mungkin tiga hari ke depan nggak update, harus totalitas streaming enha🦅

500 komen nanti malem bakal next ya❄️

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~





"Lo kemarin kemana?" Hana membuka percakapan seusai lima menit menghening di dalam mobil.

"Gak kemana-mana," jawab Jay, rendah. Tetap fokus mengemudi.

"Kemarin malem, pas lo sakit. Katanya lo pergi dua jam sebelumnya."

Tidak ada jawaban lain dari Jay. Suasana di dalam mobil kembali menghening. Saat di lampu merah, mobil berhenti, Hana masih menoleh pada Jay.

"Sepupu lo itu, ya?" Belum ada tanda-tanda Jay menjawab. Membuat Hana mangut-mangut. Lalu menimpali. "Nggak papa, kok."

Satu alis Jay terangkat. "Gak papa?"

"Iya. Katanya lo yang ngebuat kondisinya begitu, lo juga harus tanggung jawab sama keadaannya. Tapi gue masih bingung, kenapa lo ngedorong dia dari rooftop?" Tidak mungkin Jay sengaja, pasti ada alasannya.

"Gue ... cuma gak sengaja." Tersirat nada keraguan dari ungkapan itu, namun Hana tidak ambil repot. Dia langsung percaya. Lagipula Jay pernah membawanya ke rumah sakit saat pertama kali mereka bertemu, dia yakin tidak ada yang disembunyikan.

"Namanya Jieun?"

"Lee Jieun."

Tepat saat Jay mengatakan nama lengkap itu, ponselnya bergetar beberapa kali. Dia merogoh saku jaket, mengambil benda pipih itu.

"Siapa?" tanya Hana, refleks.

"Temen."

Setelah selesai membalas, lampu merah berganti menjadi hijau, dia meletakkan ponselnya ke atas dashboard. kembali menjalankan mobil membelah jalan raya.

Selang dua menit, Hana melihat ponsel itu menyala lagi. Karena Jay tidak menyadari, gadis itu langsung meraihnya.

Jieun🍉

"Emotnya lucu banget," ujar Hana spontan menyaksikan username yang terpampang di timeline lockscreen.

Sedetik setelahnya ponsel itu diambil alih oleh si pemiliknya. Mengantongi dan fokus mengemudi.

"Hari ini aku balik sekolah." Hana meniru pesan yang masuk tadi. "Emangnya dia sekolah dimana?"

Perlu beberapa detik Jay terdiam, selagi itu Hana yakin menemukan raut lain dari wajah itu. Satu menit berselang, Jay melirik ke arahnya.

"Dia cuma temen gue. Lo harus percaya."

"Temen? Siapa?"

"Jieun."

"Bukannya sepupu lo?"

Jay tidak menjawab lagi, menambah tanda tanya bagi Hana. Mobil sudah memasuki perkarangan sekolah kemudian berhenti di parkiran.

Jay turun duluan lalu Hana menyusul. Cowok itu terlihat celingukan mencari seseorang.

"Cari siapa?"

"Bukan siapa-siapa." Dia mendekati Hana, menggengam tangannya membawa memasuki lobi, keduanya menyusuri koridor dengan saling menautkan tangan.

Sesampai di depan kelas Hana, cowok itu melepas genggamannya, beralih menyentuh pucuk kepala Hana sambil menatap intens.

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang