"Hmph hnggh~"
Dengan kedua tangan yang saling bertautan beserta kedua mata yang saling terpejam, keduanya saling menikmati sensasi aneh diantara mereka.
Pakaian Hinata yang kusut bahkan hampir terbuka semuanya menjadi daya tarik tersendiri di mata Kageyama yang hari ini sedang sangat sensitifnya.
'Ka-kami memang akan melakukan ini setelah menikah. TAPI AKU GUGUP!',pikir Hinata merasakan sensasi aneh ketika lidahnya berbenturan dengan lidah Kageyama.
"Kage-hngh~ a~ ng~"
Hinata berusaha memanggil, tapi malah suaranya yang terdengar lain malah keluar.
Kageyama menggenggam erat kedua tangan Hinata, ia sama sekali tidak berniat mengendurkan diri kali ini.
"Hh~ haaah!~ hng~"
Suara yang terdengar tak karuan adalah hasil dari perbuatan Kageyama yang keburu nafsu pada Hinata yang akhir-akhir ini terus memancing-mancingnya.
"..."
Hinata sontak terbelalak ketika Kageyama tiba-tiba menarik dan menghisap erat-erat lidahnya.
"Aah~"
Sementara itu, Hinata juga merasa nafas panasnya yang keluar membuat tubuhnya semakin sensitif.
Pandangan Hinata pun perlahan-lahan mulai menyayu,'apakah kami akan berhubungan intim sekarang? Meskipun ini masih terlalu dini?'
'Tidak, kalau begitu, bagaimana aku akan menjelaskannya nanti pada keluargaku. Hari pertemuan dan saat aku akan memperkenalkan Kageyama pun hampir tiba, kalau aku sampai tidak sanggup bergerak setelah ini..',bantah Hinata langsung memejamkan kelopak matanya yang bergetar erat-erat.
Karenanya Hinata mendadak semakin panik, Kageyama pun menarik kembali kepalanya. Sebuah Saliva tipis tapi melebar panjang terlihat ketika keduanya semakin memperlebar jarak.
"Kage HHhngh!"
Hinata langsung menegang ketika Kageyama meremas bagian bawah tubuhnya, padahal Kageyama belum melepaskan celananya tapi ia sudah sangat bergairah?!
Dengan pipi yang memerah, Hinata pun berusaha menyadarkan Kageyama ke kenyataan.
"Ki-kita akan bertemu keluargaku lusa, aku akan memperkenalkanmu. Ja-jadi..",jelas Hinata meskipun dengan suara yang bergetar.
"Bukankah masih ada sehari lagi?",tanya Kageyama dengan ekspresi datarnya, padahal nafasnya sudah menderu-deru karena tidak sabar.
Tidak sabaran memang! Biarlah, toh calon istri, ya, kan?
"Tidak! Jangan sekarang..",ucap Hinata berusaha memelas.
Kageyama langsung melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Apa kita tidak bisa menundanya sehari lagi?"
"Apa kau yakin Kageyama? Kalau nanti-"
"Suaramu aneh sekarang, Hinata. Aku yang seharusnya bertanya, apa kau yakin ingin berhenti?"
Hinata yang tanpa sadar berhasil terkecoh pun, terdiam kaku. Kageyama sendiri, jujur saja, dia terlihat aneh sekarang.
Tatapannya terlihat tidak fokus, ia bahkan langsung saja menarik celana Hinata dalam satu tarikan, tanpa ancang-ancang.
"..."
Hinata yang terdiam, masih tidak sadar.
Kageyama yang melihat itu pun mulai mengambil ancang-ancang.
'Aku tahu ini! Aku memang tidak sabaran sekarang',pikir Kageyama tidak sadar, tapi sesuatu yang berkedut-kedut di bawah sana membuatnya teralihkan seketika.
"Kageyama, kupikir masih ada cara la- AH!~"
"Ups.. apa itu sakit?",tanya Kageyama ketika Hinata terkejut tapi malah mendengar desahan yang membuatnya tersenyum.
Hinata, tubuhnya mulai bergetar setelah melihat apa yang terjadi padanya. Satu jari sudah masuk dan itu membuatnya semakin merasa.. semakin kehilangan akal sehatnya.
"Keluarkan itu, kita bisa lakukan itu lagi nanti.."
"Itu hanya pertemuan keluargamu, biar aku saja yang bersiap-siap. Tenang-tenang saja kau di atas ranjang"
"Apa?",Hinata terkejut dengan jawaban Kageyama yang membagongkan.
'Apa maksudnya dia akan membuatku tetap di ranjang sampai hari H tiba?',pikir Hinata dibuat cengo.
"Kau sudah sering bertemu keluargamu, tapi aku? Kalau kau ingin memperkenalkan aku pada keluargamu, kau hanya harus diam dan biarkan aku mengambil kendali, oke?"
"Oke? TIDAK! Aku tidak mau, aku mau menemanimu"
"Hm..",gumam Kageyama hanya mengganggu.
"Kau takut aku ditolak keluargamu?"
"Aku takut kau merasa tidak nyaman saat aku tidak ada disana"
"Hm? Apa kau selalu mengkhawatirkan hal sederhana itu selama ini?",tanya Kageyama setelah mengecup kening Hinata secara tiba-tiba.
"Po-pokoknya jangan sekarang!"
"Kalau kau bilang begitu.. aku akan menurut jika kau tidak keluar hanya dengan jariku"
"Ha?"
"Aku tidak menerima kompromi sekarang",ucap Kageyama seolah acuh.
"Hngh~"
Seketika lenguhan lolos dengan tubuh Hinata yang secara refleks tertarik ke atas.
"Kageyama?",panggil Hinata dengan matanya yang berair.
"..."
Tatapan Kageyama memang tertuju pada Hinata, tapi jarinya yang lain sudah siap untuk ikut melesat masuk.
'???',Hinata ingin berteriak tapi suaranya tidak keluar.
Dan Kageyama? Hanya dengan dua jarinya ia mulai bermain-main melonggarkan sesuatu milik Hinata yang masih sangat sempit.
Hinata pun merasakan sensasi geli dan sedikit rasa sakit.
Kageyama memejamkan matanya erat,"berbalik Hinata!" ucapnya sembari membalikkan tubuh Hinata.
"AAAAAAHH!"
Hinata terkejut bukan main ketika tangan Kageyama masih bermain-main di dalamnya, tapi tubuhnya langsung dibalik.
Kejantanannya yang sudah keras pun ia taruh di atas bongkahan pantat Hinata, Kageyama terlihat memejamkan matanya dan...
Sedikit cairan putih terlihat keluar dan Hinata seketika menyadari apa yang terjadi pada Kageyama setelah tubuhnya dibalikkan.
"Ka-kageyama, kau...?"
"Kau bilang aku tidak boleh memasukimu, jadi aku akan bermain-main dengan pantatmu saja",ucap Kageyama langsung memberikan penjelasan.
Walaupun begitu, Hinata masih tak pernah mengira jika Kageyama sebegitu menginginkannya. Ia menjadi tak tega karena terus-terus saja membuat Kageyama menahan diri.
"Kageyama, apa kau sungguh mencintaiku?",tanya Hinata masih tak bisa terlepas dari rasa penasarannya.
"Hahh..",Kageyama menghela nafas,"kau pikir, pria mana yang akan tahan digoda oleh orang yang menarik perhatiannya?"
"..."
Hinata berkedip-kedip, dirinya merasa mendadak linglung karena tidak mengetahui arti di balik kata-kata Kageyama. Otaknya blank.
Selasa, 12 Oktober 2021
20:56
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN MILIKKU!!
FanfictionHohohoho!! Kagehina ❤️ dong Hinata, seorang pria orange bertubuh mungil yang datang secara khusus ke Karasuno untuk memikat sang Pangeran karena sudah rela membuatnya turun dari tahta Kekuasaan yang selalu tersirat dalam dirinya. Sekarang, entah sud...