"..."
Apa yang mereka khawatirkan sebelumnya? Lalu apa yang mereka lakukan sekarang? CK! CK!
'Hm...',gumam Hinata gelisah dalam hati.
Kageyama hanya bersender mesra dalam perasaan nyaman di atas pangkuan Hinata.
Yak!
"Hina-chan?"
"Hm?"
"Hinata?"
"...?",Hinata pun memiringkan kepalanya bingung.
"Kenapa Putri menyukai Pangeran?",tanya Kageyama dengan kedua mata yang tertutup.
'Mungkin karena keindahan Putri itu sendiri?',balas Kageyama pada dirinya sendiri dalam hati.
"Mengapa Pangeran dan Putri ditakdirkan bersama? Mengapa Kami-sama menyatukan mereka?"
"Kageyama.. apa yang kau gumamkan?"
"Mungkin tentang kita",balas Kageyama tanpa berkedip setelah membuka mata.
"...?"
"Apakah akan seindah mereka?",tanya Kageyama lagi.
"Aku sangat suka tentang pasangan yang ditakdirkan, sebenarnya apa yang disebut ditakdirkan?",komentar Hinata tiba-tiba meladeni Kageyama dengan serius.
"..."
"Aku mengantuk...",gumam Kageyama pelan, ia kembali menutup matanya.
Hinata langsung membaringkan seluruh tubuhnya pasrah.
*****
Hinata menggeliat, Kageyama mengernyit karena merasa terusik.
"..."
Sampai Kageyama merasa terganggu, barulah ia sadar jika Hinata telah bernafas di depan telapak kakinya.
'Apa dia baka? Meski aku mencintaimu, bagaimana dia bisa begitu tahan dengan bau kakiku?',pikir Kageyama menganggap telapak kakinya adalah tempat yang bau kedua setelah ketiak.
"Um.. Ung.. Kageyama? Pangeranku, hehe..."
Dan Hinata masih sempat-sempatnya cengengesan!
"..."
Setelah mendengar itu, tatapan mata Kageyama perlahan berubah melotot.
"Bangun, Hinata",ucap Kageyama masih mempertahankan tatapan matanya.
"...",dan Hinata masih menikmati mimpi indahnya yang entah apa.
Sebuah toelan pelan Kageyama lancarkan pada pipi Hinata.
"..."
Tak lama ia mulai mengernyit, jari telunjuknya perlahan terbiasa pada empuknya pipi Hinata.
'Lucu juga',batin Kageyama pelan.
"Aku tahu dia memang semakin menggemaskan jika kuperhatikan...",gumam Kageyama meluncur begitu saja.
'Hm..?'
"Menggemaskan, eh? Kurasa Pangeranku, khayalanmu itu.. tidak buruk juga",cengir Hinata mendengar apa yang dikatakan Kageyama di belakangnya.
'Bagaimana ini...?! Aku begitu senang mendapatkan pujian!',pikir Hinata merasa gemas.
"Jangan menggodaku!",bantah Kageyama dengan ekspresi gelisah.
'Dia mendengarnya? Yah, bukan masalah sih..',pikir Kageyama, tapi entah mengapa dia masih merasa tidak tenang.
"...",benar saja sekali dirinya menoleh, Hinata sudah menyambutnya dengan seringaian.
Kedua mata Hinata menyipit, ia punya ide.
"...Hap!"
"?!",Kageyama shock.
"Hi-Hinata?"
"Kenapa? Kupikir tidak ada yang perlu disembunyikan disini",ucap Hinata menatap Kageyama licik.
Gundukan dibawahnya pun, membuat Hinata tak kalah lebih bersemangat,"aku tidak ingin menggodamu kau tahu?" ucapnya sembari menaruh sebelah tangannya di atas paha Kageyama sementara dirinya sendiri menatap Kageyama penuh niat.
'Huh?',pikir Kageyama melirik tajam tingkah Hinata yang bertolak belakang.
"Kenapa melihatku begitu?",tanya Hinata sembari menatap Kageyama dengan ekspresi datar.
"Aku tercengang, kau bisa begitu berani sekarang"
"Eh?"
"Hinata.. kau tahu kita dimana?"
"Di ranjang? Tempat kita bergulat?",terka Hinata sengaja asal, seperti menantang.
'Makanya dia sudah bersiap-siap dengan duduk di atasku lebih dulu?',pikir Kageyama rada sensitif karena mereka berada di Mansion megah keluarga Hinata.
"..."
'Dia diam, eh? Ini tidak seperti yang kuharapkan...',pikir Hinata merasa kecewa, padahal ia sudah siap untuk segala kemungkinan.
Tatapan Hinata kemudian tertuju ke bawah, Kageyama menggenggam tangannya dan dia... menatap Hinata tajam?
'Tunggu.. apa aku sudah kelewatan?',pikir Hinata panik melihat respon Kageyama yang agak aneh.
"Yang kutahu..."
Kageyama mendekap tangan Hinata,"kau memancingku lagi.. lalu, seperti kemarin, apa kau juga akan berusaha menunda-nunda waktumu?"
"Ya.. kupikir pernikahan kita sudah dekat. Keluargaku juga tidak mungkin tidak setuju dan..."
Hinata berusaha menjelaskan dengan panik, tatapan matanya tertuju ke arah lain. Jelas itu karena pandangan Kageyama membuat dirinya merasa terintimidasi.
"Khe.. hahahaha... Kenapa? Kenapa kau jadi panik?",tanya Kageyama di tengah tawa yang mencair.
Padahal dirinya hanya berniat bercanda, tapi Hinata malah menanggapinya dengan serius.
'Oh?',pikir Hinata langsung oleng.
"Hahaha... Hm? Kenapa?"
Setelah akhirnya ia berhasil menghentikan tawanya, dilihatnya Hinata tiba-tiba terdiam di hadapannya.
'Tidak kukira suamiku tambah tampan saat tertawa',pikir Hinata sedikit menyeringai di akhir,'mungkin aku bisa memanfaatkan ini....'
"...?"
Dan Kageyama masih tidak menyadari apa yang dilakukannya.
"...",Hinata langsung menangkap dan bergelayut di leher Kageyama.
"Aku penasaran, apa kau masih bisa mengingat rasa enaknya? Saat aku menghimpitmu-"
"Hm!",gumam Kageyama langsung menutup mulut Hinata cepat, maaf, ia masih sadar tempat.
Kalau mereka ketahuan bagaimana?
"Eh? Tidak akan ketahuan kok!",ucap Hinata terlihat yakin sembari memajukan tubuhnya ke samping mengikuti Kageyama yang tengah menengok ke arah lain.
Kageyama hanya memandang Hinata dengan ekor matanya,"resiko itu ternyata berbahaya" ucapnya dengan pelan.
'Apa sih yang sejak tadi dilihatnya?',pikir Hinata hingga mengikuti arah pandang Kageyama.
'AKH!',Hinata tercengang.
"KALIAN BERDUA!!!",teriak Hinata nyaring, Kageyama pun sampai membeku.
Kalau telinganya tuli, itu jelas salah Hinata!
"Ternyata mereka tidak sampai melakukan apapun"
"Ssst! Nii-san baka! Ini salahmu!"
Kedua pasangan itu pun secara kompak menatap dua orang pengacau.
Selasa, 9 November 2021
19:49
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN MILIKKU!!
FanfictionHohohoho!! Kagehina ❤️ dong Hinata, seorang pria orange bertubuh mungil yang datang secara khusus ke Karasuno untuk memikat sang Pangeran karena sudah rela membuatnya turun dari tahta Kekuasaan yang selalu tersirat dalam dirinya. Sekarang, entah sud...