MUMD#07

0 1 0
                                        

KESUKSESAN BERAWAL DARI PERJUANGAN DENGAN KESUNGGUHAN SERTA KE ISTIQAMAHAN
.
.
.
Adila  Rahma Sari

Setelah kepulangan Adila,Ratih menghampiri Rezky di mejanya.
"Ky,gue boleh minta izin buat narik sumbangan bansos untuk Adila sama adik kelas?." Tanya Ratih.

"Oke gue izinin,tapi lo harus minta izin juga dari kesiswaan. Nanti gue bantu." Jawab Rezky, seisi kelas heran mendengar Rezky yang kali ini bicara panjang lebar dengan Ratih selaku bendahara kelas.

"Nanti gue nyumbangnya pas kita mau nganterin ke rumah Adila, gue jemput lo tinggal lo kabarin aja kalau semua sumbangannya udah kekumpul." Seru Rezky dan meninggalkan Ratih yang masih diam karena ini pertama kalinya Ratih berinteraksi lumayan lama bersama Rezky.

"Woy marpuah,ngapain lo bengong di mejanya Rezky. Noh orangnya nungguin lo di pintu buat minta izin sama guru kesiswaan." Teriak Serly di samping telinga Ratih.

Ratih tersentak kaget,dan menyadari kebodohannya.

"Aish,gue lupa." Gumam Ratih,dan menyusul Rezky keluar kelas.

Setelah mendapat izin dari guru kesiswaan,Ratih,Serly, Ervina,dan Rezky menarik sumbangan ke setiap kelas dimulai dari kelas X dulu.

Mereka bersyukur masih banyak yang peduli antar sesama,dan uang yang mereka dapat lumayan memenuhi empat kardus yang mereka bawa.

Setelah berkeliling,sekarang tujuan mereka terakhir yaitu ruang UKS ,di sana terdapat beberapa murid yang memang mengikuti kegiatan PMR.

Ratih memutar bola matanya malas saat melihat Dani. Entah kenapa Ratih merasa Dani selalu membuat darah tingginya naik.

Rezky memberitahukan tujuan mereka datang ke sana,dan beruntung tidak sedikit yang menyumbang terhadap Adila. Menurut mereka Adila anak yang baik dan tidak neko-neko.

Setelah mengumpulkan uang dari petugas PMR,Rezky dan kawan-kawan beranjak keluar untuk pergi ke ruang osis lalu akan menghitung hasil bansos untuk Adila.

Ratih yang keluar belakangan dikagetkan dengan bisikan Dani tepat di samping telinganya.
"Jangan deket-deket sama Rezky bisa? Gue gak suka lo seperti itu." Seru Dani kemudian meninggalkan Ratih yang terdiam di pintu UKS.

"No Ratih,lo gak boleh baper. Dia sejenis manusia yang tidak bisa ditebak." Gumam Ratih terhadap dirinya sendiri.

Setelah itu Ratih menyusul teman-temannya ke ruang UKS.

Mereka semua menghitung hasil sumbangan untuk Adila,setelah di total semua uangnya berjumlah 3.500.000. Ratih dan yang lain tidak menyangka uang sumbangannya akan sebanyak itu.

"Nanti sore gue jemput." Seru Rezky dan pergi meninggalkan ruang Osis.

Serly dan Ervina masih mencerna kejadian barusan. Demi apa Rezky berlaku manis kepada Ratih, mereka berdua langsung menggoda Ratih habis-habisan.

.

.

.

Selamat membaca🔥
400❤️

Mimpi Untuk Masa DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang