No Longer

50 20 14
                                    

Setelah menemukan ponsel Haechan aku dan Mas Sungjin bergegas menuju venue. Tak disangka Jogja kenapa macet sekali. Aku mencaci dalam hati, apa aku masih sempat melihat mereka manggung? Waaa kenapa orang Jogja keluar rumah semua malam ini!!!!

Memerlukan waktu 1 jam 30 menit hanya untuk bolak-balik Hotel-venue. Sampai di sana, lautan manusia menghampar didepanku. Mas Sungjin menarik tanganku, menuntunku melewati orang-orang ini. Tapi karena arus manusia yang sangat kuat aku terpisah dari Mas Sungjin, aku berusaha menerobos aku harus bisa melihat mereka manggung. Lea tidak boleh menyerah.

"Yes sedikit lagi." Aku maju mendekati panggung, ada salah satu panitia melihatku. Dia membantuku melewati ganasnya para fans. Terdengar intro lagu yang membuatku membeku seketika. Lagu yang sangat aku sukai, No Longer.

Bukankah lagu ini harusnya dibawakan tadi ?? lagu terakhir harusnya Welcome To My Playground

Aku berjalan maju kedepan, karena lagu yang slow akhirnya penonton tidak se bar-bar tadi. Akhirnya aku sampai dibarisan penonton bagian depan.

neoreul saranghaji anhneun geu sarami
gakkeum bureopgido haesseo

Suara lembut Doyoung menggema diseluruh venue. Jamtungku berdetak kencang, mataku mulai memanas dan akhirnya tanpa aba-aba air mata mengalir begitu saja. Disisi lain aku sangat bahagia berasa kupu-kupu memenuhi isi perutku. Ini seperti mimpi, mimpi yang sejak dulu hanya berakhir di khayalanku sekarang bisa benar-benar menjadi kenyataan.

oneul uneun neoui yeopeseo kkeonaen mal
gyeou, gwaenchanha gwaenchanha da

Mataku berpindah dari Doyoung menuju pemilik suara indah berikutnya, Yuta. Dia melihatku? tidak mungkin, walaupun aku ada didepan namun ada ribuan manusia disini. Mungkin itu hanya khayalanku semata.

She no longer needs me, neol wonhal surok
nae hyeonsireun mugeowojigo isseo
seonggeuphan nae gobaege modeun ge eoryeowojilkka bwa
geureomedo naneun deo chamji mothae
jigeum neoege dallyeo gago sipeo
naui modeun sungani neoreul wonhago isseuni

Suara mereka sungguh bisa membawa ketenangan dalam diriku, rasanya air mataku sudah membanjiri pipiku. Aku menunduk karena malu, bayang-bayang Tian tiba-tiba muncul. Aneh, aku sudah tidak merasakan sesak didada. Rasanya lega, apa ini yang dinamakan merelakan?

Selesai lagu itu dibawakan penonton berdiam beberapa detik, mungkin mereka sama sepertiku sama-sama terhanyut kedalam indahnya lagu ini. Tiba-tiba suara teput tangan riuh menggema diseluruh venue. Menyadarkanku dalam kehanyutan, acara setelahnya mereka bercakap-cakap dengan fans, melempar beberapa merchandise, dan diakhiri dengan foto bersama.

Dengan selesainya sesi foto, berarti semua benar-benar berakhir. Besok mungkin aku akan kembali menjadi Kim Lea yang biasanya. Tidak akan bisa bertemu mereka lagi, kenapa rasanya lebih sakit dari pada di selingkuhin sih . ARGHHHHHH !

"Leaaaaaa kamu dari mana aja si?" Sean menariku dari keramaian. Mengajaku ke backstage.

Setelah hampir sampai di backstage seseorang menarik tanganku. Tubuhku membeku, mulutku tidak bisa berkata-kata.

Tian ! dia mau apa sih ??

"Lea kita perlu bicara" katanya sembari menarik tanganku.

"Udah ngga ada yang perlu dibicarakan." jawabku ketus, Sean mungkin bingung melihat kami.

"Tapi— Tapi aku bisa jelasin semuanya."

Aku tidak menjawab, dan berusaha melepskan cengkraman tangan Tian. Tapi dia malah mengencangkan cengkraman itu, dan membuat tanganku sakit.

Miracle in Jogja || NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang