Bias

45 15 9
                                    

Kemarin adalah hari paling luar biasa dalam hidupku. Mulai hari ini aku akan jadi gadis biasa dengan segala kesibukan kampus. Oh iya exchange. Aku berniat memberi tau Mama dan Papa pagi ini juga TITIK!!

Mama dan Eyang sudah bergelut dengan perlengkapan masaknya sejak tadi pagi, hari ini kata Mama ada rombongan turis yang melakukan reservasi. Mama sebenernya punya beberapa pegawai tapi untuk masalah masakan utama, Mama akan terjun sendiri membuatnya.

"Mama, Eyang. Lea mau biacara ." kataku pelan

"Ada apa nduk?" jawab Eyang, mama hanya berdehem

"begini sebenernya Lea ikut student exchange." Seketika Mama menghentikan kegiatanya pagi itu. Berbalik menghampiriku di meja makan.
Duh, apakah ini pertanda pertentangan?

Mama meraih tanganku.
"Kemarin ada surat dari kampus, surat tentang diterimanya kamu student exchange ke Korea." Mata mama mulai berkaca-kaca walaupun bibirnya tersenyum.

"Mama akan mendukung apapun mimpi anak-anak Mama selama itu dalam hal kebaikan, dan itu Korea nduk, akhirnya kamu bisa bertemu nenek dan kakek disana." Perkataan Mama membuatku sangat bahagia dan ingin menangis.

"Mama makasih." hanya kata itu yang bisa terucap dari bibirku.

"Iya nduk, eyang juga akan mendukung kamu, yang penting sering-sering video call eyang ya." kaya Eyang menambahkan.

Aku memeluk Mama dan eyang bergantian. Ternyata Jae menyimak semua pembicaraanku dengan Mama dan Eyang.

"Nuna mau ke Korea?" tanyanya

"Iya, jangan kangen yaa." kataku dengan sok iye banget.

"dih sorry ya, ngapain juga kangen sama kamu." punya adek gini amat Ya Tuhan.

"halah, mau bilang kangen aja gengsi." Kata Mas Sungjin dari arah halaman belakang.

"tidak akan Sungjin-ssi." jawabnya sambil melipat kedua tangannya kedepan.

"Berangkat kapan Le?" tanya mas Sungjin

"Paling cepet sih 1 bulan lagi mas, mau ngurus visa dulu sama administrasi lainnya." jawabku sambil menyomot mendoan bikinan Mama.

"Hmm masih ada waktu." jawabnya pelan

"waktu apaan?" tanyaku

"rahasiaaaa." sambil menjawab dia berjalan menuju kamar mandi.

"gajelas." cibirku

"Papa udah tau Ma?" tanyaku

"Udah, Papa seneng banget, soalnya nenek sama kakek udah kangen banget sama kamu." kata Mama sambil ngulek bumbu.

"Tapi Papamu juga sedih, mau ditinggal sama anak gadis satu-satunya." lanjut Mama.

"Mm, Nggak lama kok Ma, palingan setahun setengah, itupun kalau skripsiku lancar. Nanti aku bisa sekalian wisuda disana." kataku

"wahh jadi nanti kalau Nuna wisuda kita ke Korea dong Ma?" nyamber aja ni bocah satu

"Woiya jelas to. Mama juga udah kangen sama suasana disana." Jawab Mama semangat.

"Yess, akhirnya bisa liburan. Nuna cepetan ya lulusnya jangan lama-lama" kata Jae santai sambil menyruput teh hangat didepanya.

"Makanya doain jangan di bully terosss." kataku menimpali.

Dia hanya mengacungkan kedua jempolnya dengan mengangguk mantab.

Pagi itu terlewati dengan aman, aku senang akhirnya semua memahami keinginanku dan mendukungnya. Keluarga Papa yang tinggal di Korea dan Mas Jio juga menetap disana, jadi Papa dan Mama memberiku izin dengan senang hati.

Miracle in Jogja || NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang