#2

222 24 3
                                    

Seakan mendukung keputusan batinku, angin meniup tubuhku dengan lembut seiring aku menjatuhkan diri ke depan.

Aku bisa melihat orang-orang yang sekecil semut dari atas sini.

"Tidak!"

Suara itu lagi.

Tanganku menggenggam pagar pembatas, menghentikanku yang hendak jatuh. Aku menoleh, melihatmu ada di sana, mengulurkan tanganmu yang terlambat.

Mulutku terbuka dan hendak memanggil namamu, namun aku urungkan niat itu.

Aku mengulurkan tangan karena kau di sana

Aku tidak punya hak untuk sekedar menyebut namamu.

"Sudah kubilang, berhenti!"

Tetap saja, kamu tidak mendengarkanku.

... Kamu benar-benar orang yang membosankan.

Tanganmu yang terulur meraih tanganku yang menahan pagar. Aku tahu, kamu mencoba untuk membuatku menjauh dari tepi atap. Tapi, aku tidak bisa.

Aku tidak ingin hidup lagi.

Aku tidak ingin diselamatkan olehmu lagi.

Dunia ini sangat membosankan.

Jadi, tolong, lepaskan aku ...

"Aku di sini, Ouma-kun."

Tidak. Kamu tidak ada di sini.

Kamu hanyalah sebuah kebohongan yang aku buat.

Kamu sama sekali tidak nyata!

Aku mendorongmu menjauh, melepas tanganmu, namun itu juga membuatku jatuh ke belakang.

Dan di belakangku adalah jurang kematian setinggi tiga puluh lantai.

"Ah!"

Mata emasmu menunjukkan keputusasaan.

Mengapa?

Mengapa terasa sangat menyebalkan melihatmu seperti ini?

Tapi aku tidak bisa meraihmu

Namun sangat mengejutkan.

Kamu meraih tanganku.

Aku mendongak, melihatmu berdiri di sana, menyunggingkan senyum penuh kepuasan.

"Ouma-kun! Kali ini, aku berhasil meraihmu!"

Aku tersentak mendengarnya. Entah mengapa kalimat ini membuat dadaku terasa sesak.

Sangat menyebalkan.

Semua ini terasa sangat menyebalkan.

Bahkan dengan tangan yang terus terulur

Jadi, aku menarikmu.

Kamu jatuh bersamaku. Angin bertiup sangat kencang sehingga rambutku berantakan, namun aku masih bisa melihat senyummu terukir di sana.

Kamu seorang detektif, tapi tingkahmu seperti orang idiot.

Seorang idiot yang selalu membuatku tertarik padamu.

Seperti sekarang ini.

Bahkan ketika aku dan kamu jatuh, kamu dengan santainya meraihku dan menenggelamkanku dalam pelukanmu.

"Aku tetap mencoba meraihmu."

Aku melihatmu, menatap langsung pada mata emasmu yang sangat indah.

Tiba-tiba, sekelebat bayangan melintas di benakku ... seperti film yang rusak.

Aku melihat seseorang.

Orang itu adalah aku.

Tapi juga bukan aku.

《END》 Ouma Kokichi - Shinitai || SongficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang