Hanya sosok tersenyum ... dengan mata merah.
Itu adalah dalang.
"Akhirnya, kamu menyadarinya."
Aku mengangkat kepala, menatapmu yang tersenyum sedih.
"Ayo akhiri ini, Ouma-kun."
Ya, aku menyadarinya. Aku telah mengingat semuanya. Antara kebohongan dan kebenaran, serta kenyataan dan fiksi.
Aku tersenyum membalasmu.
"Tentu saja."
Aku ingin hidup, aku ingin hidup
Itulah yang sungguh aku rasakan
Retakan muncul di sekitarku, seperti bola kaca yang pecah. Itu runtuh perlahan-lahan, menghilang ke dalam kegelapan.
Kamu melepas pelukan, tetapi tetap mempertahankan genggaman tanganmu padaku. Kita jatuh ke lubang gelap yang menganga, seakan membuka mulutnya untuk memakan kita.
Tapi aku tidak takut lagi dengan kegelapan.
Karena kali ini, aku menerima tanganmu.
Mengulurkan tangan, jadi jangan biarkan ini menjadi akhir
Aku terbangun dengan terkejut, memandang lampu yang bersinar di langit-langit ruangan. Aroma yang tidak lagi asing tercium, membuatku sadar di mana aku berada sekarang.
Dengan kaku aku memandang sekitar, melihat ruangan luas penuh dengan orang-orang yang telah aku lihat berkali-kali sebelumnya.
Ini membuatku merasa tidak nyaman.
Jamur tumbuh di kepalaku, membuatku teringat
Aku mencari ke sekitar, tetapi tidak terlihat sosokmu.
Di mana kamu berada?
Perasaan cemas merasukiku. Apakah sesuatu terjadi?
Meninggalkan orang-orang di belakang, aku berlari di lorong yang telah aku hafal di luar kepala.
Aku telah melewati tempat ini tak terhitung jumlahnya, menghabiskan banyak waktu dengan mereka, membuatku tahu satu tempat di mana kemungkinan kamu berada.
Karena selama ini, kamu selalu menungguku di sana.
Setiap kali aku lupa
kamu tetap dalam pikiranku
Itu adalah tempat di mana aku menahan Kaito, kemudian aku ditembak panah oleh Maki, dan membuat rencana untuk menciptakan 'pembunuhan tak bisa dipecahkan'.
Itu adalah tempat di mana aku mati berkali-kali.
Aku menambah kecepatanku tanpa sadar.
Dan benar saja, aku melihat sosokmu di sana.
Kamu berdiri di sana, mengulurkan tanganmu dengan senyum hangat.
"Ouma-kun! Kali ini, aku berhasil meraihmu!"
Aku tidak bisa mati sekarang
Merasakan basah di pipiku membuatku sadar kalau aku mengeluarkan air mata.
Apa? Menangis?
Tidak mungkin. Ini pasti karena kena debu.
Tapi, aku tetap melangkah untuk menerima tanganmu.
"Nishishi~ Kamu menangkapku, Tuan Detektif~"
Karena kamu di sini bersamaku
Kamu memasang wajah tak berdaya, masih dengan senyum hangat di wajahmu. Kemudian memelukku dengan lembut.
Ini dia. Cahaya hangat dan nyaman darimu yang selama ini aku inginkan.
Aku membalas pelukanmu.
Aku tidak sendirian lagi
Suaramu yang menenangkan terdengar di telingaku.
"Ayo akhiri ini, Ouma-kun."
Aku menyandarkan kepalaku pada bahumu, tersenyum di balik pakaianmu dan mengangguk.
"Tentu saja."
Rasa sakit dan ingatan yang berulang
Ah, aku ingin mati.
Tapi aku tidak benar-benar ingin mati.
Karena kamu bersamaku.
Jadi, mari kita akhiri permainan ini, Saihara-chan.
Siklus ini akan terus berputar
***
Arbi's Note:
Yahuu~
Selamat telah menyelesaikan songfic ini ^^
Gimana? Gimana? Huhu, ini pertama kalinya aku buat cerita sejenis songfic, jadi gak tau bagus apa engga >.<
---
End: 16 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》 Ouma Kokichi - Shinitai || Songfic
Fanfiction--Danganronpa V3 Fanfiction-- Songfic: Shinitai [Ouma Kokichi] *** Aku ingin mati. Aku sangat ingin mati. Tapi, aku tidak benar-benar ingin mati. Bisakah aku? *** !Warning! Songfic alias fiksi lagu (jadi plot cerita dibuat untuk lebih mendalami lagu...