chapter 5

2.9K 350 33
                                    


.
.
.
.
.

"Semoga ini hari yang menyenangkan~" ujar pria imut di iringi seringainya.

Hinata memasuki gerbang sekolah, banyak yang menatapnya sambil berbisik tapi kali ini berbeda tatapan dan bisikan mereka kali ini adalah tentang penasaran, terkejut, dan agak takut sepertinya.

Meskipun masih ada yang tidak berubah dengan sebelumnya , seperti...

"Lihat lah jalang itu menyembunyikan sifat aslinya, dia sangat kasar."

"Benar dia menyembunyikannya dengan baik"

"Kurasa ini ajaran orang tua-nya kan dia miskin, lagipula dengan tampang yang dia miliki pasti orang tua nya menyuruh nya untuk menjadi jalang. Pasti banyak yang memesannya bukan?"

Dia berbisik seperti itu pada temannya tapi kenapa dia tak menjawab nya saat melihat wajah temannya dia terkejut karena temannya mematung dan berkeringat dingin sambil menatap ke arah belakangnya.

Ia melihat di belakangnya ada hinata yang tersenyum tapi itu bukan senyuman ramah seperti dulu, jarak Hinata 15M dari posisinya.

"Apa dia mendengarnya? Tidak mungkin kan jarak kami cukup jauh"

Hinata berlari ke arahnya dan melompat dengan kakinya yang bersiap untuk menendang.

BUGH!!

"Akh!! Sakit hiks..."

Tendangan melayang milik Hinata mengenai target. "Ah sepertinya kemampuanku sudah menurun." Ucapnya lalu melihat ke arah wanita yang sedang menangis itu.

Berjalan ke arahnya lalu menjajarkan tinggi badannya dengan wanita yang sedang kesakitan itu. Mengangkat dagunya lalu membisikan.

"Hati hati jika berbicara tentang orang tuaku atau kau akan ku hancurkan oh mungkin menyiksamu bertahun tahun bukan pikiran yang buruk." Selesai berbisik Hinata tersenyum dan meninggalkan wanita yang ketakutan itu.

.
.
.
.

Berjalan di koridor menuju kelas Hinata di berhentikan oleh senpainya dan mantan partnernya.

Tak mau meladeni Hinata melewati mereka tapi tangannya di tahan.

"Wah lihat jalang ini, dia sudah mulai berani." Ujar Noya

"Benar, kau ikut kami dulu" ucap Tanaka lalu menarik Hinata, dia tak melawan dan malah tersenyum membuat kageyama yang melihatnya merasa ada yang tidak beres.

GUDANG

mereka ber4 saat ini berada di gudang, hinata melirik sekitar tempat ini kotor dan sepi. Tempat yang sangat pas pikirnya.

"Kenapa kau melihat sekitar? Ingin meminta pertolongan? Hahahaha" ledek Noya.

"Disini tidak ada orang selain kita jadi jika kau ingin meminta pertolongan itu sia sia saja." Lanjut Tanaka.

"Oi kage pegang dia!." Perintah Tanaka.

Bugh!bugh!brak!

Pukulan Tanaka dan Noya di terima oleh hinata tanpa melawan.

"Hahaha dimana sosok mu yang terlihat berani kemarin?"

"Bahkan kau berani menampar kageyama."

"Kage sekarang giliran mu."

Hinata saat ini di pegang oleh Tanaka, kageyama ada di depan Hinata yang penuh luka di tubuhnya terutama di wajah imut Hinata. Ada rasa kasihan tapi mengingat kejadian kemarin membuatnya emosi.

Bugh!bugh!

"Balasan ku atas tamparan kemarin." Ujar kage

Hinata menatapnya datar lalu meludahkan darah dari mulutnya dan berbicara. "Apa sudah selesai?" Tanyanya

goodbye and hello.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang