End

779 102 15
                                    

Dipagi hari, Atsumu terbangun karena merasakan sebuah tangan mengusap rambutnya. Dan benar saja, ketika dia mendongakkan kepalanya, dia melihat Osamu yang tersenyum.

"Pagi..."

"Hehe pagi samuu. Tidak biasanya kau bangun sebelum diriku." ucap Atsumu sambil meregangkan badannya.

"Entahlah.."

"Puding waktu itu habiskan lah, akan kuambil kan air dan obat mu."

Osamu hanya menurut, dia merasa tubuh nya sedikit lebih sehat sekarang dibandingkan dengan hari-hari yang lalu.

"Ah.." Osamu mengambil tisu dan mengelap darah yang keluar dari hidungnya.. Lagi.

"Samu." Atsumu segera mendekat dan membersihkan darah yang menetes.

Cklek.

"Osamu~ saat nya pemeriksaan." Sugawara

Atsumu hanya diam memperhatikan, dadanya selalu agak sesak melihat jarum itu menusuk badan adiknya. Dia juga tidak tega melihat wajah kesakitan Osamu.

"Nah, selesai."

.
.

"Osamu..." panggil Atsumu.

"Ya?"

"Begini.. Besok aku harus rapat."

"Lalu kenapa?"

"Rapat nya dari pagi sampai malam!"

"Ada banyak orang yang menemani ku disini."

"Tapi tetap saja.."

Atsumu yang melihat wajah sedih Osamu akhirnya mengalah dan akan kembali secepatnya jika rapat sudah selesai.

Besoknya Atsumu memeluk Osamu cukup lama sebelum pergi dan menyuruh nya menghabiskan puding yang dibuatnya dulu waktu Osamu meminta nya.

"Puding ya..." gumam Osamu sambil tersenyum.

Selama ini Osamu selalu berpikir jika dia terus saja merepotkan kakaknya karena selalu mengurus nya setiap saat, bahkan sampai tidak membuat Atsumu tidur.

Atsumu yang tau jika adiknya itu selalu menyalahkan dirinya sendiri selalu mengatakan kalau itu bukanlah salah nya, lagipula sudah kewajiban nya sebagai seorang kakak untuk selalu menjaga dan melindungi adiknya.

.
.

Ketika Atsumu kembali ke rumah sakit pada malam hari karena rapat nya baru saja selesai, dia melihat Osamu tertidur dengan tenang. Disamping nya ada tempat puding yang sudah kosong.

"Kenapa ini harus terjadi..." lirih Atsumu sambil mengusap tangan Osamu.

Atsumu kemudian menaruh kepalanya diatas tangannya dan kemudian menutup matanya dan tertidur.

Besoknya Atsumu terbangun karena merasakan sebuah tangan mengusap rambutnya, tangan itu tangan Osamu. Dia tersenyum lembut kearah Atsumu.

Atsumu bingung, tidak biasanya Osamu akan tersenyum seperti itu sampai...





"Osamu?"

"Maaf ya Tsumu..."

"T-tidak..."

Bersamaan dengan tubuh Osamu yang mulai terurai, dokter bergegas masuk. Mereka terlambat..

Atsumu segera memeluk Osamu dengan sangat erat, mereka semua hanya diam dan melihat. Mereka tidak bisa melakukan apapun lagi.

"Jangan menyusul ku terlalu cepat ya? Kakak..."

"Tidak tidak tidak! Osamu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak tidak tidak! Osamu!"

"Aku.. Menyayangi mu.."

Pagi itu Atsumu terus menangis tanpa henti memeluk pakaian saudara kembarnya.

"Tuhan kumohon... Kembalikan adikku.. Aku janji akan menjaga nya dengan baik! Jadi.. Jadi kumohon.. Kembalikan dia.. AAAAA!"

Kita yang baru saja datang langsung memeluk Atsumu dan berkata.

"Sekarang Osamu tidak akan merasakan sakit lagi." Kita

"Benar.." ucap Suna berusaha menahan tangisnya.

.
.

Diacara pemakaman Osamu, Atsumu masih terisak disana. Teman-teman mereka yang datang masih tidak percaya, terakhir kali mereka bertemu, Osamu masih terlihat baik-baik saja meski sempat mimisan.

"Dia anak yang baik.." Akaashi

"Kuharap aku masih bisa merasakan onigiri buatannya.." Bokuto

"Jika aku tau itu akan menjadi puding terakhirnya.. A-aku akan membuat yang lebih enak lagi.." ucap Atsumu dengan suara parau.

Satu persatu orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman dan sekarang hanya menyisakan Atsumu seorang.

"Selamat tidur.. Adikku sayang.."

Untuk sejenak Atsumu menatap kearah langit yang mendung sebelum akhirnya kembali.




End.

Makasih buat kalian yang udah baca fanfic ini.
Jangan lupa mampir ke karya ku yang lain ya~

Repose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang