_5.Diculik_

20 16 19
                                    

Yuna berlari sekuat yang ia bisa, Yuna sedang marah pada keluarganya. Dengan tiba-tibanya menjodohkan Yuna dengan Izzam, walaupun Yuna dan Izzam sudah kenal dari kecil .

Tetap saja Yuna tidak setuju dengan perjodohan ini, lagipula ini sudah zaman moderen bukan zaman dimasa nenek dan Alm kakeknya .

Yuna terus berlari tanpa tau arah dan tujuan .

Merasa sudah jauh dari area komplek rumahnya. Ia pun memutuskan untuk duduk dipinggir jalan.

"Kenapa harus Yuna yang dijodohin.? Kenapa nggak bang Ya aja,? atau sepupu yang lain kenapa harus Yuna. Yuna marah sama nenek, Yuna marah sama ayah dan bunda" ucap Yuna sembari menangis

Yuna meraih ponselnya dari tasnya dan menelpon seseorang .

"Hallo" ucap seseorang dari seberang telpon

"Hikssss...hikkkss...hikkss
bang Ya, nenek jahat ke Yuna." sahut yuna sembari menangis

"Loh lo kenapa nangis de,? siapa yang buat lo nangis.? Mereka,? Maksud lo mereka siapa de." tanya Satria

Yang Yuna telpon adalah Satria. Saat yuna izin ke kamar mandi dirumah nya Izzam tadi ia mendapat telpon dari abangnya memberitahukan bahwa dirinya sudah sampai di jojga .

"Gu gu gu e  ma mau di jo do hin." jawab Yuna sembari menangis tersedu sedu

"Hah seriusan lo de,? jangan bercanda ga lucu.!"

"gue seriusan.!"

"Kok bisa de.? Dijodohin sama siapa,?"

"Sama Izzam,"

"Hah,? Izzam anak om Edwin sama tante Tri.?"

"Iya"

"Kok bisa de,?"

"Gue juga gatau bang,! bantu bilangin ke nenek kalo Yuna nggak mau dijodohin." pinta yuna

"Duh susah de, kalo sangkut paut sama nenek gue nggak berani." tolak Satria

"Semua jahat sama Yuna.!" ucap Yuna kemudian mematikan sepihak telpon tersebut .

Yuna pun kembali menangis sembari menutup mukanya dengan kedua telapak tangan .

Yuna menghapus air matanya dengan kasar. Melihat jalan sekitarnya yang sudah sepi .

"Duh ini dimana,? ayah Yuna takut." ucap Yuna sembari melihat sekitarnya

Yuna ingin menelpon ayahnya namun sayang ponselnya mati

"Hp nggak ada akhlak.! Lagi panik gini malah mati." omel Yuna pada ponselnya

Dari kejauhan ada dua orang laki-laki bertubuh besar sedang memperhatikan Yuna.

"Bos,ada mangsa masuk perangkap." ucap salah satu preman

"Buruan tangkap jangan sampai lolos," sahut bos preman tersebut .

Kedua preman tersebut berjalan menghampiri Yuna.

Dilain tempat, Nek Arum serta yang lainnya tengah panik karena Yuna .

"Aduh mas gimana ini yuna belum balik,? ditelpon juga nggak aktif." ucap bunda Yuna

"Sabar ya Tyas, Izzam kan lagi nyari Yuna semoga aja Yuna nggakpapa." sahut mama Izzam

"Iya de, kamu jangan punya pemikiran yang macam-macam . Yuna pasti bakalan baik-baik aja," sahut ayah Yuna

"Ini semua salah mama, coba aja mama nggak ngebahas perjodohan di depan Yuna." ucap nek arum

"Jangan menyalahkan diri nek Arum, sudah sepatutnya Yuna dan Izzam tau tentang perjodohan ini." sahut papa Izzam

Jodohnya Tetangga [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang