kebodohan

42 0 0
                                    

Selesai semua berfoto dan membuat semua yang menitipkan namanya agar sampai puncak cermai, kami berkumpul diatap jawa barat, tidak semuanya ikut, sebagian ada yang sudh tidur dan yang masih ada di puncak hanya, gw,fajar r, bariz, irfan kamvang, pacet, mulki, iki, dan arman, kita berkumpul sembari mengeluarkan persediaan yang mami bawa karna memang hanya satu carriel yang dibawa dan hanya untuk berfoto atau membawa bekal cemilan dan makanan.

Pada saat canda tawa kami bersama, sikamvang berbicara klo alat masaknya lupa tidak dibawa, kita hanya membawa cooking set atau alat masak dan miegoreng aja, dan alhasil ya jadilah mie goreng kremes yang kami hidangkan😂.

Disaat itu, ketika kami sedang ngobrol dan asik mengunyam miekremes, ada seorang lendaki ibu ibu,solo hiking atau naik sendirian, dia bilang dari purwokerto seorang diri hanya untuk melakukan pendakian diatap jawabarat,
Kami ngobrol bersama,cerita bersama, saling berbagi pengalaman saat pendakian.

Harisudah hampir sore....

Dan akhirnya kami memutuskan untum turun karna kami tidak mau  bertemu malam saat sedang turun menuju  camp, kami pamit dengan si ibu,danlanjut menuruni bebatuan, sekeliling kami terlihat kurang bagus karena tidak semua pohon edelweis mekar saat pendakian kami, andai tidak ada pasal dalam mencabut bunga edelweis, pasti sudh banyak orang yang mencuri bunga abadi yang hanya ada digunung tinggi saja "kecuali yang membudidayakan"
Karna yang menjual bunga edelweis itu bukan hasil curian dari puncak, melainkan hasil budidaya edelweis mereka.

Selama perjalanan menuju camp tidak ada gangguan atau kendala apapun, sebelum sampai ditempat camp,kami sempat menunggu dan mengambil air di goa walet, hanya perwakilan dari kami yang mengambil air, tidak semuanya.
Pada saat air sudah diambil kami menemukan seperti batu nisan bertuliskan nama nama pendaki yang meninggal saat melakukan pendakian,kami berhenti sejenak untuk berdoa dan melanjutkan turun.

Sesampainya ditempat camp....

Kami langsung beristirahat dan melihat teman kami yang sedang sakit didalam tenda, ternyata dia sedang tidur, disuhu yang dingin dan kabut yang sedang naik membuat rasa ingin tidur pasti ada.

Mahgrib pun tiba....

Suhu ditempat camp semakin dingin, semua personil masuk kedalam tenda dan membagi-bagikan masing masing untuk hidangan, seperti siapa yang masak mie goreng, siapa yang masak nasi, siapa yang masak nugget, karna kalo sendiri sendiri pasti akan memakan waktu yang cukup lama.

Dan ketika sedang memasak, teman kami fajar r, berinisiatif untuk memasak jahe hangat untuk diminum sebelum masakan jadi, dan untuk kamvang berkeliling tenda kelompok kami untuk memastikan tidak ada yang masuk angin, dan alhasil gw dan personil lainya ada yang drop karna masuk angin, yamungkin salah satu alasanya karna belum makan ditambah suhu dan angin yang dingin.

Ditenda dalam tenda tempat gw tidur, ada 3 orang yang nempati, dan saat malam gw dikerokin supaya anginya keluar, dan lucunya lagi teman gw yang bernama ridwan berkata kalo dirinya masuk angin juga, jadi ikut dikerokin dong.

Sekian lama dikerok punggung gw merah tpi ko ridwan dikerok kga merah merah😂.

Jadi ya gk dilanjut dikerok, karna memang tidak masuk angin.
Dan dia minum air hangat rebusan jahe supaya hangat dan tidak terlalu dingin.

Cut dulu ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kisah pendakian ku #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang