lanjut

386 7 0
                                    

Di subuh hari yang gelap,menyelimuti diri kami dengan kehangatan selimut yang sangat lembut,dan menunggu matahari terbit dan menyinari bumi ini..

Saat itu sudah menunjukan pukul 4:35,hawanya yang masih sangat dingin,melekat jelas kedalam kulit,menunggu pagi datang dan menghangatkan diri kami dengan sinar mentari, sekian lama kami meringkuk di dalam kehangatan tenda,sinar mentari pun mulai tampak menyinari,embun pagi  yang masih sangat terasa membuat kami ingin bergegas untuk melihat keindahan terbitnya matahari,ya walau sudah terlihat,tetapi menikmati dinginya puncak ditambah dengan segelas kopi dan pemandangan yang indah...

Entah mengapa pada saat itu,dunia pendakian mulai saya sukai,keindahan alamnya yang memang masih sangat melekat pada setiap gunung yang memang masih asri dan nikmat untuk di pandang oleh mata ini...

Setelah pagi pun datang,kami segera berbenah dan membereskan tenda dan perlengkapan pendakian,ya pastinya kami sudah mengambil gambar dan momen untuk di abadikan dalam catatan sejarah dalam kehidupan kami...

Memberesi semua peralatan,dan membawa kembali sampah sampah yang telah kami bawa ke puncak ini,dan kembali menuju pos simaksi,pada saat kami hendak turun,suguh sangat sedih melihat betapa banyaknya sampah yang berserakan di balik semak-semak yang memang hampir takterlihat oleh pendaki yang melewatinya,mulai dari sampah plastik dan sampah kemasan yang sudah tak terpakai,jika kami bisa membawanya turun sampah itu,mungkin kami bawa,nyatanya banyaknya sampah menjadi hal yang sulit untuk diatasi,kami hanya membawa beberapa sampah yang bisa kami bawa turun,memasukan sampah dalam kantong plastik dan menggantungkan sampah itu ketas carriel yang kami bawa,sungguh prihatin melihat sampah yang berserakan...

Dan setelah jampun belalu,akhirnya kami sampai di tempat simaksi,dan beristirahat untuk kembali ketempat halaman kami,kami berbincang-bincang dengan teman dan orang sependakian,sambil menikmati kopi yang memang masih tersisa didalam tas kami,dan seusai beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju kos-kosan kami dimana kami tinggal...

Pesan saya kepada pendaki..
Gunung bukanlah tempat sampah yang bisa kalian nikmati keindahanya dan meninggalkan sampah yang kalian anggap biasa,mungkin kalian berfikir pendek bahwa sampahpun biasa di Uraikan,nyatanya sampah plastik sangat sulit untuk diurai,butuh berapa tahun sampai sampah itu terurai...

Ingat kata kata pendaki,jangan meninggalkan apapun selain jejak,dan tentunya jangan meninggalkan sampah karena bisa merusak habitat dan gunung itu sendiri, tidak ada salahnya jika kita menjaga dan melindungi gunung ini dengan cara membawa sampah kalian kembali dan membuangnya ditempat seharusnya,gunung itu tempat yang sakral,kita tidak boleh berkata sembarangan dan bertingkah seenak jidat,bersikaplah selayaknya manusia,bersopan santun harus melekat jelas di dalam diri bukan kesombongan yang dibanggakan dalam diri...

Selang beberapa Minggu kemudian,kami digegerkan oleh suatu berita dimana kami baru saja berpijak disana,saya kaget mendengar berita tersebut, berita yang memang sangat membuat saya ingin membacanya,apakah itu benar kejadianya atau hanya sekedar beriat bohong...

Ketika sudah beredarnya berita yang ada di gunung tampomas, akhirnya saya percaya bahwa berita itu asli tanpa adanya kebohongan, berita tiga pendaki yang meninggal di pos tiga,sungguh kaget hati ini mendengarnya,karena belum lama saya baru saja menikmati keindahannya,dan sekarang sudah muncul berita meninggalnya tiga pendaki di gunung tampomas...

Ya seperti itulah kisah saya dan teman di gunung tampomas,dan selanjutnya kisah saya dinung selanjutnya...

Btw  cerita saya menanjak gunung ga berakhir cuman ampe disini karena dari perjalanan saya menanjak gunung tampomas saya banyak belajar dan untuk dijadikan pengalaman buat buat muncak di gunung gunung selanjutnya.

kisah pendakian ku #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang