kasihan fisya

3 1 0
                                    

PRANG

Bunyi pecahan vas bunga itu terdengar sangat keras memenuhi ruangan.
Disamping itu ada Ari dan fisya yg menatap terkejut ke arah vas yg telah hancur berkeping-keping dilantai. Mereka sedang berlarian tadi hingga Ari tidak sengaja menabrak vas bunga diatas meja.

" APA-APAAN INI ?" suara bentakan berhasil membuat keduanya terkejut dan Ari yg tidak pernah dibentak langsung menangis.

'HUAAAAAA'  tangis Ari yg langsung dipeluk oleh bundanya. sedangakan fisya yg terkejut menunduk takut begitu melihat tatapan penuh amarah dari sang ayah dan bundanya.

" A-ayah. Ta-tadi-" ucapan fisya terpotong begitu merasakan tarikan yg sangat keras pada  jilbabnya.

"A-ayah sakiiit hiks" tangis fisya.

" KAMU INI. TIDAK BISAKAH SEHARI SAJA TIDAK MEMBUAT ONAR. SELALU ADA SAJA TINGKAH NAKALMU. LIAT PUTRAKU. DIA MENANGIS GARA-GARA KAMU!!! "

" A-ayah ampun yah. Kepala fisya sakit. Maafkan fisya ayah. Bunda tolongin fisyaa" mohon fisya kepada ayahnya dan bundanya. Namun bundanya hanya acuh.

" Pukul saja anak itu mas. Ari semakin keras nangisnya gara-gara dia. Untung saja Ari gak terluka mas" ucap bundanya sambil memeluk Ari

" DASAR TIDAK TAU DI UNTUNG. KALAU SAMPAI PUTRAKU TERLUKA AKAN SAYAH BUNUH KAMU. IKUT SAYA SEKARANG!"

" ayah mau kemana? Lepasin fisya yah. Kepala fisya sakit, ayah maafkan fisya hiks hiks"

"DIAM KAMU!" Bentak pak Bayu sambil menarik fisya kearah belakang rumah yg ternyata ada sebuah ruangan kecil yg  penuh debu disana, lalu mendorong fisya kedalam.

"Ayah hiks.  Kenapa fisya dibawah kesini hiks hiks? hiks  Ayah Disni gelap. Fisya takut yaaah hiks hiks" tangis fisya yg diacuhkan ayahnya.

" KAMU DIAM DISINI. JANGAN KELAUR DARI SINI. DAN KAMU TIDAK BOLEH MAKAN SAMPAI SAYA IZINKAN KELUAR DARI GUDANG INI" BRUK. kata pak Bayu lalu mengunci pintu gudang.  Lalu pergi dari sana.
Mbak Nani dan pembantu lain yg melihat itu hanya menatap prihatin kepada anak majikannya itu.  Tidak ada yg berani bersuara atau mereka akan dipecat.

DOR DOR DOR

" Ayah keluarkan fisya. Fisya takut hiks. Disini gelap Ayah hiks . Bunda tolongin fisya hiks. Fisya takut gelap ayah. Bunda. Keluarkan fisyaa. Tolong fisya" tangis fisya sambil menggedor gedor pintu gudang.

Mbak Nani yg tidak tahan melihat itu menghampiri pintu gudang sambil menangis. " Non fisya. Non tenang. Jangan nangsi non. Mbak temanin non dari luar ya non" ucap mbak Nani.

" Mbak Nani. Mbak Nani keluarkan fisya. Fisya takut. Disni gelap sekali. Fisya takut mbak. Bilangin ayah mbak maafkan fisya. Fisya gak salah apa-apa. Fisya gk pecahkan vas bunganya mbak. Tolongin fisya hiks hiks"

" Non yg tenang non. Nanti kalau opa dan Oma ya non udah pulang. Mbak minta minta untk lepasin non fisya. Non tenang ya. Jangan menangis lagi non" hibur mbak Nani. Memang opa dan Omanya sedang tidak di rumah. Sejak pagi-pagi sekali mereka pergi.

                        ****  
Malam hari selepas magrib Pak bara dan istrinya yg baru saja pulang bingung melihat keadaan rumah yg sepi. Biasanya saat seperti ini ada fisya dan Ari  yg sedang berlari-larian sekeliling rumah .

Pak bara mendorong kursi roda istrinya menuju ruang keluarga dan melihat anak beserta menantu dan cucunya Ari sedang bercanda ria sambil mengajari Ari belajar, merasa heran dengan keberadaan fisya pak bara segera bertanya.

" Bayu. Mira. Dimana fisya?" Tanya pak bara kepada anak dan menantunya. Membuat bayu dan Mira seketika gelagapan.

" Papa dan mama udah pulang?  "  Ucap Bayu mengalihkan pembicaraan.

ayah  sayangi akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang