amarah sang ayah lagi

0 0 0
                                    

Enam bulan telah berlalu setah kejadian hari itu. Kejadian dimana menyebabkan fisya kehilangan dua sosok yg sangat disayanginya. Masi membekas di ingatannya saat ia melihat mobil itu meledak, membakar opa dan Omanya yg sangat dia cintai. Kini ia kesepian, walaupun selalu ada mbak nani yg menemaninya, namun masih belum bisa mengisi kekosongan gadis kecil itu .
Belum lagi rasa penyesalan yg sangat dalam. Sang ayah yg dengan teganya menyalahkannya akibat kecelakaan itu.

Masi terekam jelas di ingitannya saat ia sadar dari pingsannya, ia segera turun ke lantai bawah untuk mencari opa dan Omanya. Ia harap semuanya hanyalah mimpi. Namun apa dikata saat ia mihat Aya, bunda, dan adiknya Ari yg baru pulang mengenakan pakaian duka, dan tatapan penuh kebencian ayahnya saat melihatnya. Bundanya yg tak kuasa menahan tangisnya langsung menangis histeris akibat kepergiannya mertuanya. Adiknya Ari yg belum mengerti apapun segera berlari ke arah kamarnya mencari mainannya.

Flasback

Perlahan matanya yg berkaca-kaca itu menatap sang ayah dengan polos.

"A-ayah. O-pa-"

PLAK

"JANGAN SEBUT MEREKA DENGAN MULUT SIALMU ITU ANAK PEMBAWA SIAL" bentak sang ayah memotong ucapan fisya setelah bunyi tamparan itu terdengar menggema. Membuat gadis kecil itu terbanting dilantai dengan darah keluar dari mulut dan hidungnya. Seluruh penghuni rumah itu seketika memekik tertahan melihat kejadian menyakitkan itu.

" SEJAK AWAL SAYA SUDAH MEMPERINGATI MEREKA UNTUK MENDEKATIMU KARENA KANU ITU PEMBAWA SIAL. TAPI MEREKA TIDAK MENDANGRKU. LIAT APA YG TERJADI SEKARANG? SEMUANYA KARENA KAMU". Fisya yg terbaring di lantai mencoba bangkit walaupun tubuhnya sakit, namun ia terkejut saat melihat ayahnya membuka ikat pinggangnya. Perlahan ia memundurkan tubuhnya dengan mengesot dilantai marmer yg dingin itu .

"A-ay-ah" ucap fisya terbata-bata dengan air mata yg mengalir deras diwajahnya. Sang ayah dengan tatapan penuh kebencian mengayunkan tangannya dengan begitu ringan sambil memegang ikat pinggangnya erat erat.

TAR.

CETAR

"AAAKKHH. AYAH SAKIIT" teriakan kesakitan itu tam membuat sang ayah menghentikan cambukannya pada tubuh kecil itu.
Mbak Nani yg mihat anak majikannya di cambuk segera berlari ingin menghentikan cambukan ketiga yg akan dilayangkan pada fisya.

"Tuan Jang tuan. Kasihan non fisya tuan. Dia masi sangat keciiil" mohon mbak Nani kepada pak Bayu. Namun diabaikannya hingga cambukan itu tepat mengenai punggung Mbak Nani yg sedang memeluk fisya.

" MINGGIR KAMU NANI. ATAU KAMU SAYA PECAT" ancam pak Bayu lalu mendorong Nani menjauh.

CTAR

"AAKKHH AYAH SAKIIT"

CTAR

'akkhh sakitt ayaaah'

CTAR

'sa-ki.t'

bundanya yg melihat putrinya di cambuk hanya diam sambil menangis.
Perlahan-lahan suaranya tidak terdengar lagi. Namun matanya masi menatap ayahnya dengan kesedihan yg penuh kasih sayang. Ayahnya yg masih di Liputi amarah seketika membisu dan menghentikan ayunan tangannya yg entah sudah ke berapa kali mengayunkan cambuknya sambil menatap mata putrinya yg menatapnya lembut. Seketika ia membuang ikat pinggangnya kesembarang arah lalu melangkah ke arah tangga menuju kamarnya, . Meninggalkan istrinya yg sedang menangis dan putrinya yg terbaring lemas di lantai marmer itu, para pembantunya yg melihat tuannya telah pergi seketika mendekati fisya yg sangat lemah, termaksud mbak Nani.

" Non fisya. Bertahan lah nooo" khawatir mbak Nani sambil memeluk fisya yg terbaring sambil menatap bundanya.

"B-bundaa...." Lirih fisya.
Namun sang bunda hanya melihatnya lalu berdiri mengikuti langkah suaminya .

" Non fisya" suara itu seketika mengalihkan fisya dari ingatan kelamnya itu, lalu menoleh melihat Mbak Nani yg sedang tersenyum sambil menyisir rambutnya yg telah rapi, ia sedang berada di kamar, bersiap-siap.akan kesekolah, dengan seragam merah putih dan lesung Pipit di wajahnya ia tersenyum memamerkan gigi putihnya yg rapi.

" Mbak Nani, disekolah fisya punya teman, namanya Rara dan Abi " celotehnya dengan ria. Yg dibalas senyum manis oleh mbak Nani.

" Oh ya? Alhamdulillah non fisya punya teman, apa mereka baik sama non fisya?"tanya Mbak nani, terlihat jelas ada sedikit kekhawatiran dari wajahnya.

" Iya. Mereka baiiiik sekali, kita sering main bareng, Rara anaknya manis,lucu lagi , tapi kalau Abi dia nyebelin? " Jelasnya dengan raut bahagia saat menjelaskan tentang Rara, namun saat menyebut nama Abi, seketika wajahnya berubah menjadi kesal.

" Hmmm??? Memangnya Abi nyebelin kenpa non? " Tanya Mbak nani setelah merapikan hijab fisya.

" Abi nyebelin, sok pendiam, kalau fisya tanya pasti jawabannya hanya HM, iya, apa? Begitu. Padahal fisya bicara panjang lebar loh mbak Nani" jelas fisya dengan raut tidak suka.

" Hahaha... Itu artinya Abi memang pendiam non. Tapi Abi gak gangguin non fisya kan?"

" Enggak kok mbak. Abi walaupun nyebelin, tapi dia suka bantuin fisya, kalau ada yg ganggu fisya, pasti dimarahin sama abi'' jelas fisya.

" Nah. Kali gitu non fisya gak boleh benci sama den abi. Kan den Abi sering bantuin non. Nanti bilang terimakasih sama den abi ya kalau ditolongin lagi?"

" Siap mbak Nani " kata fisya ceria dengan tangan kanannya membentuk hormat dan badan tegak. Yg seketika membuat mbak Nani tertawa.

****
Pasangan suami istri yg terlihat harmonis itu sedang berada dikamar. Sang suami sedang mengerjakan laporan kantornya dan istrinya yg sedang membuka laci lemarinya.

"Maaas" panggil istrinya merdu.membaut sang suami menoleh dan menatapnya lembut.

" Ada apa sayang" tanya suaminya. Istrinya terlihat sangat bahagia sekali, membuat suaminya heran.

" Mas aku hamil lagi " kata istrinya bahagia. Suaminya yg mendengar itu seketika terkejut lalu tersenyum bahagia, ia melepaskan labtopnya lalu mendekati istrinya dan memeluknya penuh haru.

" Alhamdulillah. Mas senang sekali dengarnya. Ari akan punya adik" heboh pak Bayu.

" Ayah. Bunda " panggilan lemah itu berasal dari putra mereka yg berdiri didepan pintu kamar ayah dan bundanya.

" Ari. Sini sayang. Bunda punya kejutan buat Ari" ucap bundanya lembut.

" Kejutan? Kejutan apa bunda?" Tanya Ari. Ayahnya menggendong putranya dengan bangga.

" Ari akan punya adik nak. Adik bayi" ucap ayahnya.

" Benarkah? Ari akan punya adik! Horeee. Lepas ayah. Ari mau kasi tau kak fisya kalau kita akan punya adik lagi" kata Ari senang lalu turun dari gendongan ayahnya dan berlari keluar kamar. Seketika membuat ayahnya khawatir. Ia tidak mau anak pembawa sial itu mengetahui kehamilan istrinya. Atau akan terjadi sesuatu nanti.

" Ari tungu nak" ucap ayahnya. Namun Ari telah menghilang dari balik pintu.

" Mas. Udahlah. Gak papa. Gak akan terjadi sesuatu padaku dan calon bayi kita. Acuhkan saja anak pembawa sial itu" ucap Mira dengan kejam. Pak Bayu hanya menghela nafas berat. Entah kenapa firasatnya tidak baik untuk hal ini.

_________________________________________


Jadi sedih nyebayanginnya.
Rasanya gak kuat ngetiknya dapat di bagian penderitaan fisya.

Yg kuat ya fisya. Para pembaca pasti nyemangarin kamu terus kok.

ayah  sayangi akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang