amarah sang opa

2 2 0
                                    

Setelah meletakkan fisya yg sudah tenang di tempat tidur. Banu menoleh kearah nyonya besarnya dan mbak Nani yg menatap khawatir kepada fisya.

" Banu, Dimana bapak? Kenapa tidak ada? Lalu fisya? Dia baik-baik saja? " Tanya Asia  khawatir.

" Bapak di luar buk. Tadi bapak tidak sanggup melihat keadaan non fisya yg memprihatinkan buk. Jadi saya memintanya menenangkan diri dulu buk" jelas Banu. Yg diangguki oleh Asia

" Nani. Ambilkan air hangat untuk membersihkan badan fisya sama kompressnya juga sekalian ya, badannya fisya hangat. Habis itu bawakan semangkuk bubur sama obat penurun panas dan vitaminnya juga" pinta Oma Asia kepada Mbak Nani  setah menyentuh kening fisya yg terasa panas .

" Baik buk " patuh mbak Nani.

                       ****

30 menit kemudian

Mbak Nani kembali kekamar dengan membawa nampan yg berisi air hangat beserta lapnya dan semangkuk bubur juga obat . Lalu di letakkanya di atas nakas tempat tidur. Ia melihat nyonya besarnya yg sedang menggantikan pakaian fisya.

" Buk. Biar saya lap dulu badannya non fisya " kata mbak Nani

" Gak usah Nani. Biar ibuk saja yg kap badan fisya. Kamu celupkan saja kainnya  dan siapkan obatnya ya?" Kita Oma Asia.

"Iya buk"

                   ****

Pak bara yg masih diliputi amarah berjalan kearah kamar putra dan menantunya. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran putranya itu. Bisa-bisanya dia mengurung putrinya sendiri digudang seharian tanpa diberi makan dan minum.

BRAKK

mendengar suara pintu yg di dobrak dengan keras membuat Bayu dan Mira yg sedang tidur terkejut. Dengan keadaan setengah sadar Bayu melihat  kearah pintu dan menemukan ayahnya yg berdiri dengan raut seperti menahan amarah.

" BAYU. MIRA. KURANG AJAR KALIAN"

" Astaga pah. Ada apa lagi sih papa gangguin Bayu dan Mira tidur, besok Bayu ada meeting di kantor pah!" Kata Bayu. Setelah ayahnya masuk kedalam kamarnya

" Iya pah. Mira juga besok  harus pergi sama teman-teman sosialita Mira pah. Belum lagi ngantar Ari kesekolah besok" lanjut Mira.

" KALIAN. BISA-BISANYA KALIAN BERSIKAP SEOLAH TIDAK TERJADI APAPUN SAAT INI. DIMANA OTAK KALIAN? DAN KAMU MIRA ITU SEORANG IBU. DIMANA HATI NURANIMU SAAT MELIHAT SUAMIMU MENYIKSA PUTRIMU" omel bara sambil menunjuk anak dan menantunya.

" Huuuftt lagi-lagi tentang anak sialan itu. Pah. Papa sadar gak sih sejak ada anak itu papah  keluarga kita jadi kacau. Berantakan semuanya hanya karena anak pembawa sial itu. Setiap kali kita ribut pasti yg dibahas hanya dia, dia, dan dia. Bayu capek pah ngurusin anak tidak berguna itu !" Ucap Bayu tegas.

" Istighfar kamu Bayu. Dia itu darah dagingmu, bisa-bisanya kamu berbicara begitu, sadar kamu Bayu!" Tekan pak bara.

" Pah mas Bayu benar. Anak itu memang pembawa sial. Sejak dia ada kuarga kita gak pernah tentram lagi. Kalau Mira tau akan seperti ini. Lebih sejak dulu Mira dan mas Bayu buang atau bunuh dia saja daripada hanya menyusahkan keluarga kita" marah Mira.

" Astghfirullahaladzim. Saya tidak menyangka anak dan menantuku adalah manusia berhati batu" ucap pak bara tidak percaya.

" Kalau itu mau kalian. Mulai malam ini papa akan pergi dan bawa fisya jauh dari kalian. Kalian tidak akan pernah melihatnya lagi" ancam pak bara lalu berbalik meninggalkan anak dan menantunya yg tercengang dengan perkataannya.

" Pah tunggu pah.  Dengar Bayu dulu. Papah gak bisa pergi begitu saja dari rumah Bayu " panik Bayu mengejar ayahnya yg berjalan menuju kamar fisya. Mira yg melihat itu menghela nafas berat lalu mengejar suaminya.

                                 ****

Asia dan mbak Nani terkejut melihat kedatangan pak bara yg terburu-buru masuk kedalam kamar cucunya .

" Loh mas. Mas kenapa? " Tanya Asia sambil mendorong kursi rodanya.

" Mah. Kita pergi sekarang. Kita tinggalkan rumah ini dan kita bawa fisya. Mas gak bisa melihat cucu kita semakin tersiksa dirumah ini. Bayu dan Mira sudah keterlaluan" kata pak bara terburu-buru sambil menggendong fisya.

"Mas. Tenang dulu. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik mas'' kata istriny menenangkan.

" Gak bisa ma. Kita pergi sekarang. Nani. Bawa dorong kursi roda ibuk kemobil. Saya bawa fisya " pinta pak bara kepada Mbak Nani.

" Ba-baik pak''

Setibanya di luar kamar ternyata Bayu sudah menghadang ayahnya.

" Pah. Papa gak bisa pergi begitu saja. Kalau memang ada yg harus pergi dari rumah ini, itu adalah fisya. Anak itu gak pantas ada dirumah ini" kata Bayu, Mira yg baru datang menatap ayah mertuanya.

" Pah. Papa jangan pergi dong pa. Ma bujuk papa biar papa gak pergi" mohon Mira.

" Kalian ini masih belum menyadari kesalahan kalian?  Minggir saya mau pergi " kata Bayu menabrak bahu Bayu lalu melanjutkan langkahnya.

" Pah tunggu"

                        ****

Sesampainya di basement pak bara meletakkan cucunya yg belum sadar di kursi belakang dalam mobil. Lalu melihat istrinya yg di antar oleh mbak Nani dan mengangkat istrinya lalu mendudukkannya di kursi sebelah kemudi.

" Terimakasih Nani. Saya pergi sekarang"

" Baik pak. Saya titip Non fisya ya pak" ucap mbak Nani khawatir. Yg diangguki oleh pak bara. Setelahnya pak bara masuk ke mobil dan mulai mengendari mobilnya menuju keluar basement. Mengabaikan anak dan menantunya yg mengejar dari belakang.

" PAH. MAH. TUNGGU" teriak Bayu dari jauh. Namun mobil yg dikendarai pak bara sudah tidak terlihat lagi.

                      ****
Opa bara nih. Gimana ganteng gak???

 Gimana ganteng gak???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan Oma Asia

GK tau mau pke gambar yg mana? Alnya GK dapat yg cocok sama opa bara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GK tau mau pke gambar yg mana?
Alnya GK dapat yg cocok sama opa bara...

ayah  sayangi akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang