7

341 74 38
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Satoru sebenarnya

Aku dan seiji sedang melihat sekitar karena hari ini pertandingan final antara shiratorizawa melawan aoba johsai karena permintaan satori aku jadi datang ke gym sendai.

"Kau ini sama adik saja luluh tapi sama cewek enggak." Ucap Seiji.

"Membuang waktu dan uangku mending kalau menikah kalau tidak kan rugi aku." Ucapku.

"Kau ini dasar." Ucap Seiji.

"Oh iya pertandingan dimulai kapan ya?" Tanyaku.

"Entahlah coba tanya adikmu." Ucap Seiji.

"Sebentar." Ucapku.

Aku mengeluarkan hpku untuk menghubungi satori mengenai pertandingannya.

Satori : ada apa niisan?

Satoru : pertandinganmu dimulai jam berapa?

Satori : 30 menit lagi akan dimulai

Satoru : baiklah

'Tut' Aku mematikan sambungan telepon dan pergi menuju kedai es krim untuk memesan es krim.

"Paman es krim cokelatnya saya borong semua dan tunggu hingga pertandingan selesai ya." Ucapku.

"Oh baiklah nak." Ucap Penjual.

Aku menyerahkan beberapa lembar yen dan kembali lagi ke dalam gym sendai lalu kulihat sekeliling mencari keberadaan seiji.

"Disini!" Pekik Seiji.

Aku menghampiri tempat duduk seiji tak lama pertandingan dimulai dan aku hanya diam saja lalu sekali-kali tersenyum saat satori berhasil memblok serangan lawan.

Satori melambaikan tangan kearahku membuat aku tersenyum dan satori malah tersenyum lebar.

Pertandingan terus berlanjut dan pertandingan dimenangkan oleh shiratorizawa.

Aku dan seiji langsung keluar begitu saja setelah pertandingan selesai.

"Satoru!" Pekik Satori.

Aku membalikkan badanku dan melihat satori tersenyum lebar kearahku namun orang sekitar malah ketakutan.

"Niisan!" Pekik Satori.

Namun langkah satori terhenti karena suatu hal.

"Kita ada rapat tendo." Ucap Pelatih.

"Yah." Keluh Satori.

"Sei!" Panggilku.

"Apaan?" Tanya Seiji.

✔️ Tendo Satori Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang