Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian yang membuat hidup Tyas tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat. Hari itu ketika ia sampai di rumah sakit bersama Bhian dengan keadaannya yang bisa dibilang sangat buruk karena mabuk berkendara, seorang gadis setengah berlari menghampirinya dan mengatakan jika jantung Eyangnya mendadak berhenti untuk sesaat.
Bhian yang mendengar itu mendadak panik dan langsung berlari menuju kamar pasien tanpa memedulikan Tyas di belakang yang berdiri dengan kebingungan. Menurut keterangan dokter, Eyangnya Bhian mengalami Sudden Cardiac Arrest atau kondisi dimana jantung berhenti mendadak. Untungnya kondisi beliau kembali membaik setelah cepat mendapat pertolongan CPR dari dokter.
"Kita akan mencobanya." Kata Bhian saat itu ketika keluar dari ruang pasien.
"Mencoba apa?" Tanya Tyas
"Saya tidak peduli apa namanya, tapi kamu dan saya akan mencobanya. Empat bulan."
Tyas masih mencoba menerjemahkan perkataan Bhian karena sampai sekarang ia tidak mengerti. Bahkan perkataan ini menghantui Tyas sudah dua minggu lamanya. Jika yang dimaksud 'mencoba' oleh pria itu adalah mencoba berhubungan, Tyas tidak masalah. Toh, hanya empat bulan. Tapi bukankah jika memang seperti itu maksudnya, ia dan pria itu harusnya ada perkembangan? Entahlah, mungkin semacam pertemuan untuk mengenal lebih jauh satu sama lain.
Tapi demi Tuhan, ini sudah dua minggu sejak Bhian mengatakan ingin mencoba. Tapi selama itu juga Tyas dan pria itu tidak berkomunikasi. Pria itu tidak menghubunginya. Pria itu tiba-tiba hilang. Tyas tentu saja tidak akan menghubungi Bhian duluan walaupun sebenarnya ia ingin.
"Kalau kata gue, udah lupain aja. Omongan cowok tuh nggak bisa dipercaya." Glenn menyeruput Americano nya setelah mendengar cerita Tyas mengenai kejadian dua minggu lalu.
"Termasuk kamu?"
"Beda dong! Omongan Gleen Wijaya selalu bisa dipegang. Mending lo sama gue aja deh, Tyas. Daripada lo sama dia yang keberadaannya sekarang aja nggak jelas." Glenn sibuk menikmati roti dihadapannya, "Ini enak banget by the way. Gue nitip bungkus lima pack buat dibawa pas balik Jakarta, ya."
Tyas menggeleng, "Belum masuk produksi. Baru trial error, tapi kayaknya nggak akan masuk ke menu dulu tahun ini," Jawab Tyas sambil memandangi Glenn di hadapannya makan dengan lahap.
"Kenapa? Padahal ini enak banget," Glenn seketika menaruh rotinya di piring.
"Iya memang beda, Glenn. Yang kamu makan itu bahannya almost aku beli di luar. Agak susah untuk impor bahannya, makanya produksinya nggak dulu deh tahun ini."
"Oh my... am I first?" Gleen berpura-pura sangat terkejut mengetahui ia yang pertama kali mencoba roti ini dan Tyas mengangguk membenarkan. "Such an honor. Thank you, young lady."
Tyas tertawa geli melihat tingkah Gleen yang berdiri dan membungkuk di depannya untuk mengucapkan terima kasih. "So, kapan lo mau ekspansi ke Jakarta kalau begitu? karena cowok terkeren di scbd ini nggak bisa langsung terbang ke Sby kalau dia tiba-tiba mau makan roti TTG?"
Tyas menggeleng lagi, "Kamu banyak nanya ya hari ini?"
"Tau nggak sih, gue itu masih suka nggak terbiasa dengar lo pakai aku-kamu ke gue loh, Tyas. Kayak ada baper-baper nya gitu." Gleen tertawa yang ditanggapi kekehan geli oleh Tyas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day When Nashville Rain
ChickLitSeperti apa rasanya mencintai laki-laki yang tidak mencintai kamu? Aku, Tyas R. Tedjaseputra, terpaksa menjalin hubungan sandiwara dengan pria paling sibuk.