Hi sorry for typo(s)
─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─
Tok..tok...tok..
Suara ketukan pintu terdengar, Jake yang sudah selesai dengan seragam dan lain lainnya segera membuka pintu kamar."Kamu sudah selesai Jake?ayo turun dan makanan bersama!." Jake hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti sang ibu untuk turun.
Di ruang makan sudah ada tuan Lee dan kakaknya, Lee heeseung. Jake duduk di sebelah sang kakak dan acara sarapan keluarga Lee pun berlangsung, tidak ada percakapan hingga akhirnya tuan Lee membuka suara.
"Jake, bagaimana nilai mu?." Jake yang sedang menikmati makannya langsung terdiam. "Baik pa" hingga akhirnya menjawab pertanyaan sang ayah.
"Bagus lah, lalu apakah kau masih bermain dengan alat tidak berguna itu?." Jake mengepalkan tangannya rapat rapat hingga buku-buku jarinya memutih.
"Kenapa papa bertanya begitu?." Berusaha untuk tenang Jake membalas pertanyaan sang ayah walaupun dia sekarang sudah sangat kesal. "Alat itu tidak berguna Jake, pernah sekali nilai mu turun karena kau lebih fokus pada alat itu bukan kertas ujian mu." Tuan Lee marah bila dia mengingat tentang nilai anaknya yang sempat turun dulu.
"Tapi pa, itu sudah lama sekali dan jake masin kecil wajar bila Jake lebih memilih bermain dari pada belajar."
BRAK
suara hentakan meja yang di gebrak dengan keras dan pelakunya adalah tuan Lee,tidak terima dengan bantahan sang anak.
Jake yang melihat ayahnya langsung berdiri dari tempat duduknya "tch aku sudah selesai, aku akan berangkat." Malas berdebat lebih baik pergi. Sebelum pergi Jake membungkuk hormat kepada ayah, ibu, dan kakaknya.
Heeseung yang melihat adiknya, ingin berdiri nyonya Lee yang melihatnya langsung mencegah heeseung yang ingin berdiri menyuruhnya untuk duduk kembali.
"Tapi ma Jake belum selesai dengan makannya dan dia lupa membawa bekalnya." Heeseung menunjuk kotak makan yang seharunya Jake bawa tadi.
"Kau bisa memberinya nanti atau mungkin orang rumah yang mengantarkannya langsung ke sekolah, lebih baik sekarang kau makan makananmu kau harus jaga kesehatan hee." Heeseung yang melihat kekuatiran ibunya lebih baik menurut.
Setelah sampai di kelasnya Jake langsung duduk di tempat duduknya lalu menenggelamkan kepala di lipatan tangganya ia masih lapar tapi ia terlalu malas menanggapi ocehan ayahnya.
"Permisi, ada Jake ga?." Jake yang ingin memejamkan matanya tidak jadi memejamkan mata, ia tau suara itu kak hee.
"Kenapa lo kesini?." Jake menghampiri sang kakak, heeseung yang melihat adiknya langsung menyodorkan kotak makan sang adik.
"Ini, kamu ninggalin ini di rumah." Mengambil kotak makan yang disodorkan oleh kakaknya. "Makasih."
Setelah mengucapkan terimakasih Jake kembali ke bangkunya ingin memakan sarapannya yang sempat tertunda,Jake tidak makan dari kemarin malam ia melewatkan makan malam untuk belajar.
Heeseung yang melihat nafsu makan sang adik tersenyum dengan hangat, ia senang adiknya mau memakan makanan yang di bawanya ya walaupun bukan dia yang buat sarapan tapi tak apa heeseung tetapi senang.
︿🦌🐕︿
Sunghoon pergi ke sekolah dengan perasaan kesal, Jay yang melihat muka kumel sahabatnya itu hanya menatap bingung "apaan lagi yang lo lakuin?." Sunghoon menoleh kearah sahabatnya dan mulai mencurahkan isi hatinya.
"Kakek bau tanah itu nyuruh gue buat ambil alih perusahaan dia." Oooohhh Jay tau sekarang.
"Bagus dong, lo bisa pake tu duit semau lo." Sunghoon menggeplak kepala Jay, sahabatnya ini emang ga bisa banget di mintain saran.
"Ck ga gitu bodoh, masalahnya gue masih SMA kan lo tau sediri gue sepinter apa?." Jay terdiam beberapa saat.
"Lah? bukanya lo itu bego ya?." Sunghoon yang tidak terima di bilang 'bego'oleh temannya digeplaknya lagi dah tu kepala mulus seorang Jay Park.
"Terserah." Sunghoon langsung meninggalkan Jay yang sendirian, lebih baik masuk kelas dibandingkan mengobrol hal yang ga penting sama temannya itu.
"Sunghoon ko gue di tinggalin sih." Jay lari mengejar Sunghoon yang mulai menjauh, gitu gitu Sunghoon kalau ikut lomba jalan cepet kayanya bakal menang sih.
Saat sampai di kelasnya Sunghoon yang melihat jake orang yang katanya digosipin suka sama dia memakan sarapannya begitu lahap,masa bodo toh urusannya sama dia apa?.
Sunghoon jalan melewati meja Jake dengan santai, Jake yang melihat Sunghoon masuk kelas langsung menghentikan acara makanya yang begitu bringas.
"Sunghoon lo udah makan?." Sunghoon hanya menggeleng saja untuk menjawab pertanyaan Jake tadi.
"Mau makan bareng?." Jake dengan semangat menanyakan hal tersebut kepada Sunghoon harap harap bisa makan bersama dengan orang terkasih.
Sunghoon sempat menatap Jake untuk beberapa saat dan kotak makan yang di pegang Jake lalu ia mengangkat alisnya pertanda bingung dengan ajakan Jake tadi.
Jake mengikut arah pandang Sunghoon. "Ah ngga bukan gitu maksudnya tuh makan bareng bekal sendiri sendiri." Jake menjelaskan kepada Sunghoon bahwa ia ingin makan bersama yang ia maksud.
Sunghoon hanya ber'oh' ria menanggapi omongan Jake. "Ngga gue ga laper." Dengan wajah tanpa ekspresi Sunghoon menjawab pertanyaan Jake.
Entah kenapa Sunghoon bila berbicara kepada Jake selalu merasa kesal padahal ia tau Jake tidak melakukan apapun untuknya, ya walaupun Jake menyukainya ia masih memaklumi karena itu masih batas wajar.
"Yah...ya udah deh." Dengan lesu Jake membalikan lagi badannya kedepan dan mulai memakan kembali makanannya.
Sunghoon tak ambil pusing lagian urusan sama dia apa. Satu persatu anak murid mulai masuk ke kelas masing masing hingga suara Jay terdengar yang membuat Sunghoon melamun langsung tersadar.
"Sunghoon ko gue di tinggalin?." Jay teriak marah di depan sahabatnya yang lagi ngebug ini.
"Apaan dah gue tinggal di parkiran doang elah, lagian gue tau lo ke kelasnya Jungwon dulu kan?." Sunghoon menatap sinis sahabatnya, masalahnya Sunghoon benci semu pasang mata cuma tertuju ke mereka.
"Hehehehe ko lo tau sih, gue tuh kangen dek wonie dia ga kabar kabarin gue sih." Jay duduk di sebelah Sunghoon.
Jake hanya lirik beberapa kali Jay dan Sunghoon lalu kembali makan makanannya, Jake udah males kalo Jay udah dateng. Gimana ya Jay itu kan kadang bener kadang koslet makanya itu dia males banget kalo udah berurusan sama Jay, Jake aja bingung kenapa dedek segemes Yang Jungwon mau punya pacar modelan Jay.
Yang tadinya kelas adem anyem jadi rusuh sama satu oknum. "EH EH EH JAKE MANA JAKE?... CEPETAN ANJRIT JAKE MANA." Jake yang merasa terpanggil segera menyelesaikan tantangannnya lalu menyaut. "Kenapa?." Orang tadi yang rusuh banget langsung deketin Jake yang lagi duduk di bangkunya.
Jake liat orang itu ngos-ngosan kaya abis lari maraton. "Itu....hee.... heeseung PINGSAN." Jake yang masih ga ngerti sama omongan orang tadi mendengar nama kakaknya di panggil langsung panik setelahnya.
Jake tau....
setelah ini pasti nanti bakal ada luka baru di badannya.︿🐕🦌︿
Tbc
.
.
.
.
.
Ini ga terlalu nunjukin kisah Sungjake tapi kisah heejake di rumah atau lebih tepatnya Jake di mana pun yang selalu jaga heeseung
Maaf kalo ceritanya rada sama kaya yang lain atau ngeboseninI hope you like it.
See you byebyeBy:sell_ell
─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness is bullshit✅|Sungjake|
Storie d'amore﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏✿-✿﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Jake bahagia, sangat. sebelum kakaknya datang ke kehidupannya. ﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏✿-✿﹏﹏﹏﹏﹏﹏ ft heeseung Murni pikiran sendiri bukan copy paste milik orang lain. [Complete✔️] ➵ | bxb area ׂׂૢ་༘࿐ ➵ | bahasanya campur aduk ׂׂૢ་༘࿐ ➵ | salpak nanti...