Ara menghentikan mobilnya di parkiran Cite. Ia keluar dari mobilnya bertepatan dengan Chika yang juga keluar dari mobilnya. Ara hanya menatap Chika datar. Ara hendak melangkahkan kakinya namun tangannya di tahan oleh Chika.
Ara menatap Chika lagi.
"Makasih udah nolongin gue waktu di kantin" ucap Chika. Pasalnya ia belum berterimakasih karena Ara menolongnya dari Mirza.
Ara hanya mengangguk. Mata Ara turun ke tangannya yang digenggam Chika. Chika mengikuti arah pandang Ara, ia tersadar lalu melepaskan genggamannya pada Ara "Uhm, sorry"
Ara tersenyum tipis.
"Oh my God, her smile" batin Chika yang pertama kali melihat Ara yang tersenyum walaupun sangat tipis. Tatapan dan senyuman kecil itu berhasil membuat jantung Chika berulah lagi.
"Gue duluan" ucap Chika lalu berlalu dari hadapan Ara. Chika tidak mendengar Ara menjawab ucapannya.
"Dasar patung, gue berasa ngomong sama batu" lagi-lagi Chika berjalan sembari membatin.
Ara pun melangkahkan kakinya juga untuk masuk ke kelas. Jarak antara Chika dan Ara tidak terlalu jauh dan itu berhasil menarik perhatian sebagian anak Cite walaupun mereka berdua hanya berjalan.
"Cuci mata pagi, biar tambah semangat liat yang cantik-cantik" kata mereka.
"Pagi" ucap Chika tersenyum menyapa Brielle, Dey, Ashel, dan Zee lalu duduk di bangkunya.
"Duh bersinar banget" ucap Dey menggoda Chika.
"Positif vibes banget ya kakaknya" ucap Ashel.
Brielle hanya tersenyum, ia bersyukur Chika benar-benar serius dengan ucapannya yaitu Chika memang tidak memikirkan Mirza lagi.
Ara masuk kelas dan langsung duduk di bangku sebelah Chika. Chika sempat terkejut, dia menatap Brielle yang juga menatapnya.
"Dia ngapain disini?" tanya Chika tanpa mengeluarkan suaranya.
"Kalian udah kenalan?" Brielle bertanya tanpa menjawab pertanyaan dari Chika.
Chika menghela nafasnya lalu menggeleng.
"Seara, kenalan sama Chika" ucap Brielle. Selalu, hanya Brielle yang bisa memerintah Ara.
Ara mengulurkan tangannya kepada Chika "Ara"
Chika menatap Ara sekilas lalu menerima uluran tangan Ara "Chika"
Mereka berdua melepaskan genggaman tangan itu, Ara kembali fokus pada ponselnya.
Chika menatap tajam Brielle yang tersenyum tanpa dosa.
"Guys, jam pelajaran olahraga gabung sama kelas sebelah. Udah ditunggu sama gurunya di lapangan!" teriak Jinan. Ketua kelas 11 IPA 2.
Mereka yang masih berada di kelas akhirnya berjalan menuju ke lapangan.
Dan apa yang terjadi pada saat Chika, Ara, Brielle, Zee, Ashel, dan Dey berjalan bersama? tentunya membuat mereka yang berada di lapangan tidak bisa berpaling karena keenam orang itu.
Kecuali ada dua orang yang memandang mereka tidak suka. Yang pertama Fiony, dan yang kedua Mirza. Fiony tidak suka dengan kedatangan Chika, dan Mirza masih menyimpan dendam kepada Ara. Dan sekarang kelas mereka harus disatukan dalam pelajaran olahraga.
"Silahkan berkumpul di tengah semuanya" instruksi Alex, guru olahraga. Dan semuanya sudah berbaris dengan rapi.
"Karena guru olahraga kelas 11 IPA 2 berhalangan hadir, maka jam pelajaran kalian saya ambil alih. Saat ini saya hanya ingin kalian membentuk perwakilan untuk tanding basket antar kelas. Putra dan putri disendirikan. Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILE [ON HOLD]
FanfictionA girl who loves darkness. She is a cold person, will someone be a light for her? --- Ini fan fictions dan gxg. Tolong bijak dalam membaca. Rate 18+ Jangan serius-serius. Kalemin aja. Cuma karangan doang ini. Jangan sampe cerita ini kebawa ke rl guy...