Nineteen

2.8K 499 43
                                    

Chika sudah berada di parkiran bandara, dan kini sudah ada Karina di sebelahnya. Tidak ada yang berbicara. Sang adik menangis dalam keadaan kacau dan Chika masih mencoba mengontrol emosinya.

"I'm so sorry.." lirih Karina.

Sungguh, Chika sebenarnya ingin menampar Karina karena berbuat bodoh. Tetapi Chika tidak bisa melakukan itu.

Chika yang duduk di kursi kemudi pun akhirnya menatap gadis yang lebih muda satu tahun dibawahnya.

Karina yang mendapatkan tatapan dari Chika langsung menundukkan kepalanya.

"Look at me" ucap Chika.

Karina masih enggan menatap Chika.

"Karina!" Chika sedikit mengeluarkan nada tingginya yang membuat Karina langsung menatap Chika.

Karina masih menangis.

"How the fuck, Karin?" tanya Chika dengan nada yang sangat dingin.

Karina menggeleng pelan.

"Ceritain semuanya" ucap Chika lagi.

Karina mengusap air matanya, namun sama saja karena ia masih menangis.

Chika memegang tangan Karina lalu mengusapnya lembut. Chika masih marah? tentu saja. Ia ingin Karina mau menceritakan semua kejadiannya.

"Karin dateng ke birthday party temen Karin, namanya Will" Karina akhirnya membuka suaranya. Ia masih sesegukan. Chika masih menanti apa yang akan dikatakan Karina lagi.

"Karin dateng sama Azelo, kita mabuk" ucap Karina.

Chika menghela nafasnya "Drunk? bahkan umur kamu baru 16 tahun, Karina"

Karina menggenggam erat tangan Chika, ia takut jika kakaknya sudah seperti ini.

"Sorry.." lirih Karina.

"Gak usah minta maaf, gak berguna dan gak akan ngerubah apapun sekarang" ucap Chika.

Karina mengangguk lemah.

"Yang Karin inget, kita berdua nginep di rumah Will. Orang tua mereka ada di luar negri dan malam itu jadi malam suram karena Karin dan Azel kebawa suasana" ucap Karina, ia menangis lagi. Membayangkan hal itu tidak terjadi di hidupnya. Dan kini, sudah benar-benar merusak masa depan Karina.

Karina tinggal bersama kedua orangtuanya, Stevan dan Veronica di USA. Chika pun tau betul jika kehidupan disana sangat berbeda. Hal yang Chika takutkan benar terjadi, ia takut Karina tidak terurus oleh orangtuanya. Padahal waktu itu Stevan yang meminta Karina ikut bersamanya sedangkan Shani dan Chika tetap disini.

Nasi sudah menjadi bubur.

"Mama sama papa udah tau?" tanya Chika.

Karina menggeleng "Karin langsung pesen tiket kesini"

"Apa langkah kamu selanjutnya kakak tanya?"

Karina memejamkan matanya sesaat "Azel dan keluarganya udah tau, mereka mau tanggung jawab.."

"Kamu tau perusahaan papa paling maju?"

Karina mengangguk.

"Dan kamu tau semaniak apa papa sama perusahaannya?"

Karina mengangguk lagi.

"Tau konsekuensi apa yang bakal kamu dapet?"

Air mata Karina mengalir lagi lalu ia menggeleng kuat.

"Karin gak mau pisah sama kakak, Karin gak mau dibuang" lirih Karina.

"Tolong jangan bilang mama, papa, sama ci Shani dulu.." lanjut Karina.

NYCTOPHILE [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang