Fifteen

3.2K 521 17
                                    

Chika saat ini sudah tertidur akibat lelah menangis karena kejadian tadi. Ara melepaskan genggaman tangannya pada Chika lalu menarik selimut untuk menutupi badan Chika.

Semua teman Chika masih di kamar ini, Ara lalu berjalan masuk kembali ke kamar mandi. Ara mengambil pistol yang terletak di sudut ruang.

Ara mengecek pistol apakah ada pelurunya atau tidak. Ia mengernyitkan dahinya karena ada sesuatu yang aneh.

"Pistol mainan?" gumam Ara pelan.

Siapa yang berani-beraninya bermain dengan trauma seseorang seperti ini? Orang itu akan benar-benar habis ditangannya.

Ara berjalan keluar dari kamar mandi, disitu ternyata hanya tersisa Brielle yang masih menemani Chika.

Brielle menatap Ara yang membawa pistol yang kini sudah menjadi dua bagian. Sudah pasti sepupunya itu yang mematahkan.

"Pistol mainan?" ucap Brielle.

Ara mengangguk.

"Siapa aja yang tau tentang trauma dia?" tanya Ara dengan matanya yang menatap ke arah Chika yang saat ini masih tertidur.

Brielle mendekat ke Ara lalu menarik tangan Ara dan membawanya ke balkon agar tidak mengganggu istirahat Chika. Mereka berdua duduk di salah satu bangku.

"Yang tau detail cuman gue sama keluarganya, temen-temen yang lain cuma sebatas tau Chika punya astraphobia. Dia takut sama suara petir, laba-laba juga. Mereka gak tau alasannya apa" Brielle menjawab pertanyaan Ara tadi.

Hanya Brielle, dirinya, dan keluarga Chika yang tau masalah ini? lantas siapa yang berani-beraninya melakukan hal ini kepada orang yang Ara sangat sayang?

"Kayanya pertanyaan lo sama kaya gue" ucap Brielle menatap Ara yang terlihat berfikir.

"CCTV?" tanya Ara.

Brielle menggeleng "Villa ini sengaja gak dikasih CCTV sama keluarga Ashel"

Mata Ara menangkap sesuatu di sudut balkon. Ara berdiri dari duduknya lalu mengambil benda itu. Kancing berwarna silver dengan tanda "V" ditengahnya.

Ara tersenyum miring, ia berdiri dan menatap keadaan di sekitar villa dari balkon.

"Itu tadi apa, Ra?" tanya Brielle.

Ara membalikan badannya menatap Brielle "Gue sama Chika besok pagi balik"

Brielle mengerutkan dahinya bingung "Kenapa? lo ada acara? Chika biar disini aja sama kita"

Ara hanya menatap Brielle dan tidak minat menjawab pertanyaan Brielle. Brielle yang mendapatkan tatapan dari Ara seperti itu akhirnya hanya mengangguk.

"Yaudah kalo lo mau itu, toh besok malem juga kita semua balik" ucap Brielle.

Ara tidak ingin akan terjadi hal-hal lain yang mungkin bisa lebih dari ini akibat kenekatan orang-orang itu. Ara yakin jika mereka masih berada di sekitar sini.

"Lo yakin gak ada yang tau selain lo sama keluarganya?" tanya Ara memastikan sekali lagi.

Brielle mengangguk "Gue yakin banget"

Ara hanya mengangguk. Kancing dengan tanda V tadi tentu saja Ara kenal dengan baik siapa pemiliknya. Komplotan Velix, musuh yang saat ini sedang bermain-main dengan Corver, komplotan daddy Ara. Sungguh, Ara ingin mencari tau lebih dalam apa yang membuat Chika bisa terlibat dengan Velix. Padahal lingkungan keluarga Chika yang pengusaha seharusnya tidak mempunyai musuh seperti Velix.

Ara penasaran apa yang membuat Velix mengejar Chika sampai segininya? dan siapa yang menjadi bahan informasi semua tentang diri Chika? Orang itu bahkan memberi informasi dimana Chika berada setiap saatnya.

NYCTOPHILE [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang