Thirteen

3.5K 537 34
                                    

Ada seseorang yang masuk membawa beberapa kantong besar ke ruang tengah lalu menaruhnya di meja. Orang itu tersenyum lalu menundukan kepala hormat kepada semua orang yang ada disitu. Ara yang baru saja kembali dari kamar Chika pun duduk di sebelah Dey.

"Makasih" ucap Ara.

"Sama-sama, nona. Saya permisi" orang itu lalu berlalu dari ruang tengah.

"Lo yang beli?" tanya Brielle.

Ara mengangguk.

"Thank you, Araa" ucap Ashel. Pasalnya mereka memang lupa atau tidak menyiapkan snack sebagai persediaan selama disini.

Ara hanya tersenyum.

"Tar malem enaknya ngapain?" tanya Azizi.

"Barbeque sih" jawab Dey.

"Setuju! kira-kira ngapain lagi?" ucap Ashel.

"Nobar" timpal Brielle.

"Nah pas banget tuh, makan sambil nonton di halaman" simpul Zee.

"Gue siapin" Ara membuka suaranya.

"Semuanya?" tanya Dey.

Ara mengangguk.

"Mantap lah memang teman kita satu ini" ucap Zee.

Tiba-tiba ada gadis yang baru saja membuka matanya namun berjalan keluar kamar. Dalam keadaan setengah sadar, Chika berjalan ke arah suara yang cukup ramai itu. Ia terbangun dan tidak menemukan siapapun di sekitarnya. Ia melangkah cukup sempoyongan. Matanya yang berat itu terfokus hanya kepada satu gadis yang sedang duduk di sofa.

Chika langsung duduk di samping Ara, memeluk Ara, mencium pipi Ara lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher Ara.

Semua orang yang tadinya mengobrol, kini diam karena kejadian yang terjadi tepat di depan mata mereka. Mulut mereka terbuka menatap Chika yang melakukan itu kepada Ara. Bahkan kini mereka melihat Chika memeluk Ara sangat erat.

Ara hanya tersenyum tipis melihat satu-persatu ekspresi temannya. Tangan kirinya ia gunakan untuk merangkul tubuh Chika.

"Chika" panggil Ara pelan.

"Ehmm" jawab Chika tanpa berganti posisi.

"Diliatin temen-temen kamu, sayang" ucap Ara lagi.

Chika langsung memundurkan tubuhnya. Bukan, bukan karena Ara bilang jika mereka berdua ditatap oleh teman-temannya, namun karena Ara memanggilnya "sayang".

Chika mengulum senyumnya "Bilang apa tadi?"

"Apa?"

"Barusan"

"Diliatin temen-temen kamu"

Chika memajukan bibirnya "Habis itu ish"

"Apa sayang?" ucap Ara sembari menyelipkan rambut Chika ke belakang telinganya. Pipi Chika langsung bersemu merah. Chika langsung memeluk Ara lagi.

"ASHELL VILLA LO AC NYA MATI SEMUA YAAA?" teriak Dey.

"PARAH SIH PANAS BANGET DISINI" timpal Azizi.

"INI DEKET GUNUNG TAPI KOK KAYA DI DEKET PANTAI SIH?" ucap Dey lagi.

"BENER BANGET ASTAGAAA" ucap Azizi.

Brielle dan Ashel tertawa mendengar teriakan dua temannya itu.

Chika kini melepaskan pelukannya dari Ara dan membenarkan posisinya duduk di sebelah Ara. Chika menatap tidak suka satu persatu temannya.

"Brisik banget apa sih" ucap Chika.

"LO GAK ADA ANGIN GAK ADA HUJAN TIBA-TIBA NGEBUCIN SAMA ARA GIMANA CERITANYA KITA GAK KAGET HAH?" ucap Azizi.

NYCTOPHILE [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang