Ten

3.6K 582 58
                                    

"Kamu janji?" ucap Shani yang sedang mengobrol melalui telfon. Shani saat ini sedang berada di meja makan bersama Chika.

"Janji sayang" balas orang yang yang terhubung dengan panggilan Shani.

Shani tersenyum "Oke. Awas aja kamu bohong lagi"

"Kapan aku bohong?"

"Sering. Dah ah, aku mau berangkat. Bye, i love you"

"I love you too"

Shani lalu mematikan sambungan telfon dan menatap Chika yang sedang makan pancake.

"What makes you happy, pretty?" tanya Shani.

Chika menatap Shani lalu tersenyum "No more bodyguard"

Jawaban Chika tidak sepenuhnya salah, namun Chika bahagia karena hubungannya dengan Ara.

Shani tersenyum lalu mengacak rambut Chika.

"Gak ada yang ganggu lagi kan?"

Chika menggeleng.

Shani mendapatkan panggilan dari asistennya. Ia berbicara sedikit lalu mengakhiri telfon.

"Cici ke kantor dulu ya. Uang kamu masih? mau cici tambah?"

Raut wajah Chika sedikit berubah. Ia lalu menggeleng pelan. Chika kekurangan uang? tidak sama sekali. Mama, papa, dan Shani selalu mentransfer uang hampir setiap hari dengan jumlah yang tidak sedikit.

"Oke. Mau ganti mobil lagi?"

Chika menggeleng.

Shani berdiri lalu mengecup puncak kepala adiknya itu "Kalau ada apa-apa bilang"

"Iya ci" jawab Chika seadanya.

Shani tersenyum menatap Chika lalu berlalu dari ruang makan. Sudut bibir kanan Chika terangkat melihat kepergian kakaknya. Ia merasa miris. Chika tidak butuh uang maupun mobil baru. Yang Chika butuhkan adalah keluarga yang selalu ada untuknya.

Chika menatap 3 pelayan yang berdiri di ujung kanan meja makan.

"Temenin Chika makan, bi" ucap Chika menatap ketiganya bergantian.

"E-em gak papa non?" tanya salah satu pelayan.

Chika tersenyum tipis lalu mengangguk.

Tiga pelayan itu canggung lalu duduk di meja makan bersama Chika.

"Gak usah takut, kalian makan aja. Makan yang banyak, biar semangat kerjanya" ucap Chika.

Mereka bertiga tersenyum lalu mengangguk.

"Makasih non"

"Sama-sama" ucap Chika. Alasan Chika meminta mereka bergabung? untuk teman makan tentunya. Bahkan Shani baru 5 menit duduk di meja dan langsung pergi begitu saja.

Setelah Chika merasa selesai sarapan, ia memutuskan untuk berangkat sekolah. Ara sempat menawarkan Chika untuk berangkat bersama, namun Chika belum mau. Dan Ara pun mengerti. Toh dalam sebuah hubungan, tidak perlu validasi dari orang lain. Yang menjalani hubungan ini berdua, bukan semuanya.

Sekitar 20 menit, Chika memarkirkan mobilnya di Cite dan berjalan ke arah kelas. Chika melihat sekitar, ada yang aneh. Koridor lumayan sepi padahal sebentar lagi bel masuk dibunyikan.

"CHIKA MAAFIN MIRZA YAA!!" teriak beberapa orang yang tiba-tiba muncul di lapangan. Mereka membawa banner yang cukup besar.

Chika menghela nafasnya, ia hendak melanjutkan langkahnya namun Mirza menarik Chika ke tengah lapangan.

NYCTOPHILE [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang