Chika keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju ke ruang makan. Ia sudah memakai seragam dan membawa tasnya. Suasana hati Chika sangat berawan.
Chika menghela nafasnya melihat siapa yang sedang berada di meja makan.
"Sarapan dulu, Chika" ucap Shani.
Chika sebenarnya lapar karena semalam setelah Ara pulang dari rumahnya ia belum makan sama sekali.
Chika tidak menjawab dan enggan menatap orang yang berada di sebelah Shani. Chika memutuskan untuk keluar dari rumahnya.
"Chika!" panggil Shani.
Shani menghela nafasnya. Gracio mengusap lembut tangan Shani.
"Maaf" ucap Shani. Ia merasa tidak enak kepada Gracio. Sebenarnya Gracio datang untuk menjemput Shani tinggal ke rumahnya. Tetapi Chika menolak sampai saat ini.
"Chika udah besar, kalau kamu mau biarin dia disini toh gapapa. Ada banyak pelayan" ucap Gracio.
"Tapi.." ucap Shani.
"Kamu beneran serius sama aku kan, Shani?" tanya Gracio.
Shani mengangguk.
"Yaudah, aku tetep ikut kamu pindah" final Shani.
Gracio tersenyum lalu membawa Shani masuk ke pelukannya.
Chika berjalan keluar rumah, ia memejamkan matanya sebentar melihat siapa yang sudah menunggunya di dalam mobil di depan gerbang rumahnya.
Lagi-lagi Chika menghela nafas dan masuk ke mobil itu. Seseorang yang berada di kemudi pun tersenyum senang.
"Pagi cantik" ucapnya.
Chika tidak berniat membalas.
"Kenapa lemes banget?" tanya orang itu lagi.
Chika menatap sekilas orang di sebelahnya. Ponselnya berdering, Chika menggigit bibir dalam ketika melihat siapa yang menghubunginya.
"Kenapa gak diangkat?" orang yang berada di kemudi bertanya lagi.
Dengan malas, Chika menatap orang di sebelahnya.
"Lo ngomong lagi, gue turun" ucap Chika.
"Eits santai princess. Iya aku diem deh" ucapnya.
Chika kini beralih kepada benda persegi panjang dan menjawab panggilannya.
"Chika"
"Iya" jawab Chika. Sungguh Chika sangat takut saat ini. Ia takut salah menjawab.
"Aku mau jemput kamu"
Lagi-lagi Chika menggigit bibir dalamnya lalu menatap orang disampingnya yang saat ini memperhatikannya sembari tersenyum seolah memperingati.
"Aku udah berangkat Ara, maaf ya" ucap Chika.
"Tumben?" tanya Ara.
"Ada urusan sama kepsek, Ara. Udah dulu ya" ucap Chika lalu mematikan sambungan telfon itu.
"Good girl" ucap seseorang di sebelah Chika yang hendak menyentuh rambutnya namun ia tepis.
"Jangan sentuh gue, Mirza" ucap Chika.
"Cantik gini jangan galak-galak" balas Mirza sembari terkekeh lalu menjalankan mobilnya.
Chika menghela nafasnya berat.
"Maafin aku, Ara" batin Chika.
Sedangkan tak jauh dari rumah Chika, ada seseorang di dalam mobil yang sedari tadi menatap datar ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILE [ON HOLD]
FanfictionA girl who loves darkness. She is a cold person, will someone be a light for her? --- Ini fan fictions dan gxg. Tolong bijak dalam membaca. Rate 18+ Jangan serius-serius. Kalemin aja. Cuma karangan doang ini. Jangan sampe cerita ini kebawa ke rl guy...