[12]

5.5K 269 15
                                    

"Panggilan terakhir kepada Jung Jaehyun—"









— — —

[H-1]

Toilet pria lantai tiga memang selalu sepi, terutama pada jam aktif kerja begini. Semua orang sibuk lalu lalang menyelesaikan target untuk akhir bulan nanti, beda dengan Jaehyun yang kini duduk di atas toilet bersama ponselnya yang nyala dalam setting senyap.

Kakinya naik turun cepat, adrenalinnya terbakar melakukan hal yang tidak pernah dia bayangkan akan dia lakukan. Cemas menggerogoti tiap inci tubuhnya, takut seseorang masuk dan mencurigai sakit diare palsunya juga takut kalau tiba-tiba kamera pengintainya ketahuan Pak Lee.

Benar, kamera pengintai yang Jaehyun letakkan di dalam kantor Ayah Taeyong. Berada di antara rak-rak buku, memberikan pemandangan yang tepat untuk dia tilik kira-kira dimana Pak Lee meletakkan segala berkas penting perusahaannya.

Diletakkan di rak buku yang berada tepat di belakang meja Pak Lee, jadi Jaehyun bisa lihat berkas apa yang di taruh dimana dan berkas yang mana yang nanti harus dia ambil sebagai senjata.

Pak Lee bertemu dengan banyak orang penting; beberapa diantara mereka adalah pria-pria yang sepertinya tidak asing bagi Jaehyun, wajah mereka penuh amarah dan Pak Lee terlihat gagal menenangkan mereka.

Tentu, seharusnya Jaehyun juga tidak perlu kaget untuk melihat mantan bos nya juga di sana— alis menukik naik, tangan berkacak pinggang.

"Wah, perusahaan ini masalahnya besar juga."

Para shareholding perusahaan sedang mengajukan protes, sepertinya terjadi hal besar yang tengah mengguncang perusahaan.

Uh- apakah hilangnya Taeyong yang notabene punya nilai tukar untuk keuntungan Pak Lee sebegini menggemparkannya?

Mungkin. Bisa jadi.

"O- Oh." Damn.

Jaehyun rasa dia perlu popcorn.

Menonton seluruh cuplikan langsung, mendengar seluruh kejadian yang berlangsung, cukup membuat dia lapar meski yang bisa dia lakukan hanya anteng duduk dengan mata penasaran.















"Lee, ini kesempatan terakhir. Putuskan kemana kamu mau berikan berkas Tiara itu; apakah dijatuhkan pada kami sepenuhnya atau perusahaanmu akan mendapat berita buruk besok."

Oh— hi, fellas.













———













"Kayanya, kamu megang andil yang lumayan besar, ya?"

"Apa?"

"Di perusahan Ayahmu."

"Maksudnya?" Taeyong mengernyit.

"You used to be the one your father used to exchange a deal and your absence must be something that troubled him the most"

Drive Me Insane | JAEYONG GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang