[4]

10.8K 553 21
                                    

Menikmati pemandangan jalan raya lewat kaca jendela mobil mahal memang memberikan kesan yang berbeda. Ini pertama kali untuk Jaehyun duduk di mobil dengan dua jok mobil, yang pintunya terbuka secara vertikal bukan horizontal, yang ketika duduk di dalamnya tidak ada deru mobil bising mengisi ruangan, minim turbulence, singkatnya, sempurna.

Mereka melewati kumpulan kampanye politik di sisi jalanan yang Taeyong bilang dua puluh persennya menggunakan duit Ayah gadis itu.

Kalau sebelumnya Taeyong bilang "tempat makan sekitar apartemen Jaehyun", Jaehyun rasa wilayah tempat mereka berhenti ini sedikit jauh dari area tempat tinggalnya.

Mereka perlu berkendara sekitar nyaris sepuluh menit untuk sampai pada sebuah kafe yang menjual berbagai makanan ringan, makanan berat, dan banyak varian jenis minuman.

Jaehyun persilakan Taeyong untuk memilihkan pesanan untuknya, dia tidak pernah berani memijakka kaki ke kafe yang kini tengah dia datangi karena tahu harga makanan dan minuman disana bisa membuat dompetnya nangis darah.

"Jadi, mulai dari mana kita?"

Jaehyun tidak menyangka, bahwa apa yang dia lakukan semalam benar-benar mengubah dunianya. Meski belum terjadi, tapi Jaehyun mampu mencium kemungkinan itu sendiri.

Taeyong mengeluarkan beberapa berkas dari tasnya tanpa pikir panjang, kemudian menjelaskan langsung pada intinya apa rencana yang dia miliki dan bantuan apa yang gadis itu inginkan dari seorang Jung Jaehyun, si sopir taksi yang semalam bersetubuh dengannya.

Jaehyun hanya mampu menyedot jus buah pesanannya, sementara mendengar penuturan Taeyong yang begitu rinci.

Tugas itu cukup berat, namun tidak seberat yang dia kira. Jaehyun perlu menyusup menjadi seorang pegawai kantor Ayah Taeyong dan mengambil beberapa berkas penting dari sana, jika Jaehyun berhasil, duit akan mengalir di rekening Jaehyun dan apabila Jaehyun gagal, nyawa Jaehyun kemungkinan besar melayang menyapa neraka.

"Gini—" potong Jaehyun, "Aku ga mungkin lolos seleksi. Pendidikan terakhirku SMA, mana mungkin bisa masuk ke perusahan Ayahmu?"

Taeyong menyedot latte-nya, seraya memutar mata kearah Jaehyun, "Ck. Dengar. Kawan kerja samamu itu aku, Lee Taeyong, dan aku yang bakal pastiin kamu masuk ke dalam sana tanpa hambatan."

Jaehyun mengedikkan bahunya, "Oke."

"Kemungkinan besar kita dapat saham Ayahku juga, untukku 70 dan untukmu 30. Gimana menurutmu?"

Well, "Setuju," tentu Jaehyun akan menganggukkan kepalanya. 30% adalah angka yang sangat besar di telinganya sekarang.

Tidak lama setelah pembahasan mereka tentang misi yang Taeyong susun, makanan mereka siap disajikan diatas meja. Taeyong memesan sesuatu yang tidak pernah Jaehyun lihat sebelumnya; kerang, pasta, dan terlihat seperti makanan itali namun Jaehyun tidak tahu pasti apa itu.

Begitu juga dengan makanan yang Taeyong pesankan untuknya, tidak ada sumpit untuk makan pasta dan Jaehyun merasa bingung bagaimana menyantap makanan di hadapannya ini.

Namun, kesampingkan itu semua karena sebenarnya ada satu pertanyaan yang ingin Jaehyun tanyakan, yang sudah dia pendam sejak semalam

Drive Me Insane | JAEYONG GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang