Erlangga 5 ( who? )

13.6K 462 4
                                    

n: mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan. author masih pemula, jadi harap di maklum.

Selamat membaca!♡

Kirana mendesah lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kirana mendesah lirih. Ia menatap nanar tugas yang di berikan dosen.

Kirana mengakui jika dirinya memang kurang pintar, apalagi ia loncat kelas.

Di kamar ini tidak ada Cicilia atau Erlangga yang bisa ia pintai tolong.

Kirana memukul mukul kepala nya agar ia kembali mengingat rumus yang telah dosen jelaskan tadi.

Namun semua itu malah membuat Kirana semakin tidak mengerti dan berakhir menangis.

Benar bukan, emosi ataupun sedih, Kirana akan menangis. Kirana seakan tidak di berikan amarah sedikit pun.

Kirana mengusap pipi nya yang di aliri air mata. Namun lagi lagi buliran itu kembali keluar membuat Kirana semakin menjadi-jadi, "jangan menangis, bodoh." rutuk Kirana pada dirinya sendiri.

"kenapa harus menangis?" lirih Kirana seraya kembali mengingat ucapan ucapan sang dosen.

"Ada apa ini?"

Kirana terlonjak kaget saat mendengar suara bariton milik Erlangga.

Kirana bangkit dari duduk nya untuk menghadap Erlangga lantas mengusap wajah nya yang di penuhi air mata.

"Ada apa, Kirana?" tanya lagi Erlangga.

Kirana di buat gelagapan dengan pertanyaan yang Erlangga lontarkan, "a-aku, tidak... aku--"

"Bicara dengan benar, Kirana!" tegas Erlangga yang sudah melempar tas nya ke atas ranjang membuat ketakutan Kirana semakin bertambah.

Kiran hanya diam menundukan kepala nya dengan mata yang tertutup.

Erlangga melihat kertas yang sedikit berantakan di atas meja. Erlangga menarik salah satu kertas berisikan soal-soal yang belum terjawab sama sekali.

Erlangga menghela nafas nya.

Sungguh sudah menjadi kebiasaan jika Kirana akan menangis kala ia kesusahan. Bukannya meminta bantuan, malah menangis.

Erlangga menarik Kirana menuju ranjang lantas mendudukan Kirana di sisinya.

"Aku akan membersihkan tubuh ku lantas membantu mu. berhenti menangis," ujar Erlangga.

Kirana hanya mengangguk kecil.

Erlangga lantas pergi menuju toilet untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah cukup lama menunggu, Kini Kirana tengah mengerjakan tugasnya di bantu oleh Erlangga.

"persilangan Kirana, bukan kebalikan," tegas Erlangga saat melihat Kirana yang masih salah dalam pengerjaan.

Kirana dengan tangan gemetarnya mengambil penghapus lantas menghapus tulisan nya.

Erlangga (17+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang