Erlangga 18

9.2K 217 25
                                    

guys!! maap nih ya telat up hehe, btw aku tuh baru-baru nulis di dunia perwattpad an ini, dan karena itu, BANYAAKKK banget ide yang bener bener kaya berkembang sendirinya di otak aku.

Kaya cerita MAXWILL sama UNCONDITIONAL LOVE. itu tuh ide ide aku yang belum sepenuhnya tertulis and banyak lagi ide yang ada di fikiran aku yang bahkan aku belum tuangkan di word.

and kaya nya, aku bakalan nge unpublish dulu cerita Maxwill yahh, you know lah ya, ide aku memang belum sematang itu.

tapi akhir-akhir ini aku lagi mikirin satu cerita yang pengen banget aku publish.

mau spoiler cerita nya? baca sampai akhir dulu!!

Erlangga menatap remeh Fricila di hadapannya, "kenapa? ayo potong pergelangan tangan mu,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erlangga menatap remeh Fricila di hadapannya, "kenapa? ayo potong pergelangan tangan mu,"

Fricila mengeratkan pegangannya kepada benda yang tengah ia pegang.

Erlangga berdecak kesal dan memukul pergelangan tangan Fricila membuat benda itu terlempar jauh.

Erlangga mencengkram rahang milik Fricila, "berhenti bertingkah seperti anak anak, sayang. jangan lakukan hal seperti itu lagi atau kau;"

"akan melihat anak mu sendiri mati di hadapan mu,"

Nafas Fricila tersendat dengan mata yang sudah di genangi oleh air mata.

Erlangga mengecup bibir Fricila dan pergi dari sana.

🌺🌺🌺

Kirana kini tengah berbaring di atas ranjang. sudah dua hari ia mengalami demam tinggi dan selama itu pula Erlangga tidak mendatangi nya.

Kirana menatap lesu makanan yang sudah tersimpan dua jam yang lalu di atas nakas.

Kirana bahkan tidak punya kekuatan hanya untuk sekedar mengangkat sendok itu.

"Jesslyn, apa kabar kamu?" lirih Kirana mengingat kembali anak nya yang sudah empat hari tidak ia temui.

ceklek...

Suara sepatu pentoufel terdengar menggema di dalam kamar itu. Erlangga duduk di tepi ranjang Kirana. tepat di hadapannya.

Erlangga mengelus kening Kirana yang terasa panas, "apa kamu sudah makan?" tanya Erlangga yang tidak langsung di jawab oleh Kirana.

Erlangga melihat piring di atas nakas yang masih bersih dan tak tersentuh bersama dengan obat dan air putih yang terletak di samping nya.

Erlangga membuka selimbut Kirana lalu menduduk kan Kirana.

Erlangga lantas mengambil piring di samping nya dan mulai menyendokan sedikit nasi bersama dengan kuah sup.

Erlangga menyodorkan sendoknya tepat ke depan bibir Kirana.

Kirana yang tidak punya tenaga untuk melawan pun hanya bisa membuka mulutnya dan menerima suapan dari Erlangga.

"mulai besok, kamu akan mengikuti olahraga rutin. tubuh mu kekurangan asupan olahraga," ujar Erlangga yang masih fokus dengan nasi nya.

Kirana hanya bisa diam tanpa membantah ucapan Erlangga.

"Jesslyn... bagaimana?" tanya Kirana bermaksud menanyakan kabar anak mungil nya itu.

"Di baik-baik saja." jawab Erlangga seadanya.

"a-aku ingin menemuinya," pinta Kirana dengan nada memohon.

Erlangga menghela nafasnya dan menatap dalam Kirana, "kamu akan menularkan penyakitmu kepada Jesslyn. sembuhkan dirimu dahulu, maka aku akan membiarkan mu bertemu dengan anak mu," jelas Erlangga.

Benar. Kirana akhirnya hanya menangguk.

🌺🌺🌺

Kirana mengusap kening nya yang berkeringat. sudah hampir dua jam, ia berolahraga bersama dengan orang yang khusus Erlangga bawa untuk membimbing Kirana.

"aku lelah, aku ingin istirahat," ucap Kirana dengan nada lesu nya.

Wanita itu akhirnya menyelesaikan olhraga mereka dan meninggalkan Kirana di ruangan itu.

Kirana meneguk air mineral di samping nya.

Ingatannya kembali terlempar kepada Erlangga.

"apa aku akan selalu seperti ini?"

"bersama dengan Erlangga?"

"selamanya?"

Kirana kembali mengingat bagaimana Erlangga menghianati nya. Ia bahkan sudah benci kepada Erlangga karena perselingkuhan (?) itu.

"ya, kamu akan selamanya bersama ku,"

Kirana melihat ke arah kaca besar dimana kaca tersebut memantulkan sosok Erlangga yang tengah berdiri di ambang pintu dengan senyuman nya.

Kirana melihat ke arah kaca besar dimana kaca tersebut memantulkan sosok Erlangga yang tengah berdiri di ambang pintu dengan senyuman nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hi guys! masi inget sama spoilernya?! go to spoiler!!!!

Meisya meronta saat dirinya diseret memasuki sebuah mansion megah. alih-alih bahagia di ajak memasuki rumah besar itu, Meisya malah menangis.

Orang tua nya tega menjual Meisya kepada sesosok yang bahkan Meisya tidak tahu siapa.

Meisya terus di seret menuju ruang utama dimana seseorang tengah berdiri membelakangi nya.

Meisya di dorong sampai terjatuh tepat di belakang pria itu.

Meisya menyatukan kedua tangan nya dan mulai memohon, "tuan!!, aku mohon lepaskan aku, biarkan aku pergi dan--- a-ah aku akan memb---"

Ucapan Meisya terhenti saat sosok di hadapannya membalik kan badannya dengan senyuman yang merekah di wajah nya.

Wajah itu...

"Hai? sudah lama tidak bertemu Meisya..."

Dia... pria yang selalu ia tolong saat SMA dulu. pria yang selalu menjadi bahan guyonan satu sekolah.

tapi.. kenapa pria itu dengan sengaja membeli meisya??

Nah hayo gimana? aku sih ikut kalian aja, mau di up gak cerita nya? tapi jadwal nya bakalan berantakan. gak bakalan up secara teratur. koment ya buat pilihan kalian!!

Erlangga (17+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang