Erlangga 20

6.9K 236 16
                                    

rasanya pengen cepet cepet tamatin satu persatu cerita aku, hahaha. jangan lupa bac cerita aku yang lainnya juga ya^^

Seorang berperawakan tinggi dengan wajah tampan menghampiri Erlangga yang tengah duduk di ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang berperawakan tinggi dengan wajah tampan menghampiri Erlangga yang tengah duduk di ruangannya.

"Bagaimana kabarmu, sepupu ku?"

Erlangga mendongak kan kepalanya dan mengerlingkan matanya malas saat melihat saudaranya itu.

"fine." jawab Erlangga sesingkat mungkin.

Pria bernama Mark itu menepuk bahu Erlangga, "masih menjadi bandar wanit--"

"tutup mulut mu sialan!"

Mark tergelak kencang saat Erlangga memotong pembicaraannya.

"Kenapa? apa yang ku katakan benar bukan? rasanya saat kau berusia sepuluh tahun, kamu baru saja berbicara 'aku tidak akan melepaskan Kirana dan akan terus mencintainya. satu satunya wanita.' tapi kenapa dalam hitungan tahun berubah menjadi, 'aku tidak bisa memilih antara Kirana atau pun Fricila'. Ckckck, berhenti menjadi orang egois, dude."

Erlangga menggertakkan gigi nya kesal, "dan berhenti ikut campur," balas Erlangga.

Mark kembali tertawa, "aku kemari datang tidak untuk bertengkar dengan mu. aku hanya ingin memberitahu mu jika aku akan menetap disini."

"Hidup sesuka dirimu asalkan jangan mengganggu hidup ku." ucap Erlangga malas.

Mark menyunggingkan senyuman nya, "berharaplah." ucap Mark lantas pergi dari sana.

🌺🌺🌺

Erlangga berdecak kesal di hadapan berkas berkas yang menumpuk.

Akhir akhir ini Erlangga di sibukan dengan pekerjaan kantor membuat Erlangga terkadang tidak pulang.

Erlangga bahkan sudah hampir satu minggu tidak mengunjungi Kirana. Terakhir Erlangga pulang dua hari yang lalu, itupun ke rumah Fricila.

Hp Erlangga bergetar menampakkan pesan dari asisten pribadinya.

(pict)
(pict)
(pict)
tuan tidak usah hawatir, nyonya Kirana baik-baik saja

Erlangga menghela nafas lega ketika melihat tiga foto yang menunjukan kebersamaan Kirana dan Jesslyn.

Foto pertama menunjukan Kirana yang tengah tertidur bersama dengan Jesslyn.

Foto kedua menunjukan Kirana yang tengah memangku Jesslyn yang hampir tertidur.

Foto terakhir adalah Foto dimana Kirana tengah tersenyum saat Jesslyn menepuk kedua pipinya.

Erlangga memijat kening nya yang tedasa berdenyut nyeri.

Tanpa kalian sadari, Erlangga tersiksa di posisi ini.

Mencintai dua wanita yang bahkan tidak bisa ia pilih salah satunya.

Mencintai dua wanita dan melukai keduanya.

Mencintai dua wanita dan tidak biaa membuat mereka bahagia.

Jika tuhan memberikan satu kesempatan untuk Erlangga agar memberikan satu permintaan, Erlangga hanya meminta satu.

Hilangkan rasa cintanya pada kedua wanita itu.

Erlangga pernah berusaha untuk melupakan Fricila, namun hasilnya nihil, Bahkan setelah Erlangga berusaha menjauhi Fricila, cinta itu nampak lebih besar dan membengkak.

Erlangga membuang nafas nya kasar dan mempercepat penyelesaian pekerjaannya. Jujur, walaupun Erlangga sudah melihat wajah Kirana di foto, ia tetap merindukan Kirana.

Setelah selesai, Erlangga keluar dari kantor dan mulai mengendarai mobilnya.

Bukan langsung ke rumah, Erlangga menjalan kan mobil nya ke mall untuk membeli beberapa hadiah untuk Jesslyn dan Kirana, walaupun Erlangga tahu jika Kirana tidak akan memakai nya. tapi apa salah nya mencoba?

Erlangga memasuki sebuah mall terbesar di toko itu.

Erlangga memasuki sebuah toko brand terkenal lalu memasuki area pakaian wanita.

Erlangga memilih tiga dress dan dua cardigan.

Erlangga berjalan menuju stand pakaian anak-anak.

Erlangga tersenyum melihat sebuah dress mungil berwarna peach dengan motif bunga bunga.

Erlangga membawa dress itu dan beberapa dress anak lainnya.

Setelah itu, Erlangga kembali memasuki mobil nya dan melaju meninggalkan pusat perbelanjaan itu dan pulang ke rumah nya.

Setelah hampir dua puluh menit menempuh perjalanan, Erlangga sampai di kediamannya.

Erlangga mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara tangisan Kirana.

Erlangga melempar belanjaannya begitu saja dan berlari ke lantai dua .

Erlangga melihat sudah banyak bodyguard disana.

Erlangga memasuki kamar dan melihat Jesslyn yang tengah berbaring dengan wajah pucat dan di sampingnya terdapat dokter.

Kirana yang berdiri di samping Jesslyn tiba-tiba saja berlari ke arah Erlangga dan mencengkram kerah kemeja yang di gunakan oleh Erlangga, "kamu kan yang meracuni anak ku!? bunuh saja aku jangan anak ku!!!" teriak histeris Kirana.

Erlangga mencengkram kedua bahu ringkih Kirana, "berhenti berbicara Kirana!! aku tidak segila itu untuk meracuni anak ku sendiri!"

"Bahkan kamu berani membunuh suami ku, kenapa kamu tidak bisa membunuh anak ku huh? kamu memang dal--"

Bugh!!

Kirana tergeletak pingsan saat Erlangga menyuruh salah satu bodyguard nya untuk memukul tengkuk Kirana.

Erlangga menyuruh bodyguard nya untuk membawa Kirana ke kamar di samping.

Erlangga menghampiri sang dokter yang nampak sudah selesai dengan pemeriksaannya.

"Ada apa?" tanya Erlangga.

"Nona Jesslyn mengalami keracunan ringan. sebenarnya tidak bahaya, karena nona hanya keracunan dengan makanan basi. Tapi jika Nona Jesslyn mengalami kejang-kejang, maka saya sarankan untuk membawa Nona Jesslyn ke rumah sakit." jelas dokter itu.

"Makanan basi? tapi anak ku belum makan," jelas Erlangga.

"kalau begitu mungkin keracunan susu formula,"

Erlangga mengangguk dan mempersilahkan dokter itu untuk keluar.

Erlangga berjalan menghampiri Jesslyn.

Erlangga mengelus wajah Jesslyn yang nampak pucat, lantas Erlangga mengecup kening Jesslyn dan pergi dari sana untuk menghampiri Kirana di kamar sebelah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Erlangga (17+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang