Seorang lelaki duduk termenung. ia menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, angin tersebut berhembus dengan kencang menyatu dengan asap rokok yang tampak mengepul itu.
Azglair menghisap benda yang selama ini menjadi candu nya, lelaki tersebut menyesap vape berperisa vanilla itu berkali-kali.
Prang
Azglair mendongak ketika mendengar suara pecahan kaca yang berasal dari belakang tubuhnya, dia berdiri saat melihat tubuh seorang gadis yang kini terikat dengan sebuah rantai.
Azgla mendekat. ia tersenyum devil saat melihat Aurora meringsut ketakutan. "Ternyata jalang kecil ini punya takut." ucap Azglair dengan sedikit berbisik.
Aurora memejamkan matanya saat Azglair menyingkap rok selutut itu hingga terekspos bebas. Azglair menyeringai, ia merogoh saku celananya hingga benda tajam namun kecil terlihat mengkilat karena pisau tajam itu begitu menggiurkan.
"Ka-kamu mau apa?" Rora beringsut mundur dan Azglair semakin mendekat, hembusan nafas lelaki itu sangat jelas menerpa lehernya karena wajah Azglair mendekat.
"Shhh" nafas Rora tersenggal, gadis itu hanya bisa menahan isakan saat tangan besar milik Azglair membelai rambutnya. Rora merasakan bibir Azglair yang mengecupi leher jenjangnya.
"Kulit leher lo udah disentuh sama si brengsek Argan." celetuk Azglair, lelaki itu menurunkan tali tanktop hitam milik Rora hingga bahu gadis itu terpampang dengan sempurna.
Aurora ingin memekik namun mulutnya lebih dulu di bekap oleh Azglair, lelaki itu perlahan mulai mengukir bahu gadis itu menggunakan pisau kecilnya.
Bibir Azglair menyunggingkan senyuman saat melihat darah mulai menetes hingga berlumuran kebawah lantai.
"Azgla, sakit" Rora terkulai dengan lemas, namun sayang ucapan dengan nada yang parau itu tak mampu membuat Azglair kasihan. Bahkan, kini lelaki itu mulai membuka gesper pasa pinggangnya.
Azglair tersenyum. Untuk saat ini hasrat yang beberapa minggu terpendam kini kembali memberontak, Azglair sedikit memejamkan matanya. Berusaha menyadarkan bahwa yang berada dihadapannya saat ini adalah kekasihnya.
Namun pemikirannya seolah-olah beradu dengan bayangan Argan yang merangkul bahu gadisnya.
Shit
CTAS
"AKHH!" Rora memekik saat tiba-tiba punggungnya disambit oleh gesper lelaki itu, rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuhnya.
CTAS
"AZGLAIR SAKIT!"
CTAS
"Hiks, aku mohon udah Azgla."
CTAS
"A-az, udah. Aku minta maaf." tubuh gadis itu terjatuh, ia tergeletak pada keramik berwarna putih yang sangat dingin. Punggungnya sangat amat perih, bahkan cambukan yang Azglair beri pasti membekas hingga lama.
"Segampang itu buat lo minta maaf!!"
CTAS
"MURAHAN!"
Sekarang Rora sudah benar-benar lemas, jeritan nya seakan tak masuk kedalam indra pendengaran Azglair. Sekuat apapun ia meraung-raung, hasilnya akan nihil.
"Iya, aku murahan Azgla, aku janji nggak akan ulangi lagi."
See... Lagi dan lagi dirinya mengaku kalah.
Azglair melempar asal gesper nya, ia kemudian membuka jeratan tali yang melilit tubuh Rora. Lelaki itu menggendong Rora dan menaruhnya pada kasur. "Lo harus puasin gue!" perintah nya tak terbantahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZGLAIR
Novela Juvenil📌follow dulu aja sebelum baca 📌jangan hanya menikmati tanpa meninggalkan jejak 📌dibaca ya sayang, bukan disalin ... Ikuti dan turuti perkataan ku, maka kau selamat. Berhenti mencari celah untuk kabur karena itu hanya angan. *** Ini bukan cerit...