Illusion

4.4K 240 20
                                    

Suatu ketika Jaehyuk mendapati teman sekolahnya Park Jeongwoo sering menatapnya diam-diam.

Si laki-laki populer, kapten tim basket, dan juga pujaan seluruh kaum adam dan hawa di sekolah.

Jaehyuk mendapati tatapan serigala tajamnya selalu mengikutinya di saat-saat tertentu.

Hal tersebut menyebabkan dirinya menjadi terlalu self-conscious atau merasa dirinya menjadi pusat perhatian dan salah tingkah.

Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dan rona merah sering kali menghiasi pipi laki-laki manis itu.

"Hei, hari ini lo pulang bareng Doyoung lagi?"

Jaehyuk kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan kepadanya secara tiba-tiba.

Menoleh ke samping, ternyata orang yang mengajaknya berbicara adalah Park Jeongwoo.

Jaehyuk yang salah tingkah menjawabnya dengan terbata-bata.

"I- iya" Ucapnya sambil malu-malu.

Doyoung adalah sahabat baik Jaehyuk. Mereka berdua telah berteman sejak kecil. Ia pun juga sekelas serta sebangku dengan Doyoung.

"Oh... Okei"

Detik berikutnya diisi oleh keheningan yang sangat canggung.

Ini kali pertamanya Park Jeongwoo mengajaknya berbicara.

"Lo ada hubungan apa sama Doyoung?"

Jaehyuk menaikkan sebelah alisnya bingung. Lalu, detik berikutnya ia menyadari maksud dari perkataan Park Jeongwoo.

Lagi-lagi pipi Jaehyuk dibuat merah olehnya.

Cemburukah ia dengan kedekatannya dengan sahabatnya Doyoung?

Pikiran itu menggeletik perasaannya. Rasanya seperti ada beribu kupu-kupu di perutnya.

"Ti- tidak! Aku nggak ada hubungan sama sekali sama Doyoung. Kita berdua cuma sahabat baik"

Mendengar itu ekspresi Park Jeongwoo tiba-tiba menjadi cerah.

Ia menyunggingkan senyum tampan yang demi tuhan membuat Jaehyuk tak kuasa untuk tidak jatuh kedalam pesonanya.

"Serius? Syukurlah" Ucap Park Jeongwoo yang kemudian menepuk kedua pundak Jaehyuk pelan.

"Nih buat lo" Tambah Jeongwoo sambil menyodorkan dua susu pisang, "bagi ke Doyoung juga ya"

Jeongwoo kemudian pamit pergi karena dia harus latihan basket untuk pertandingan antar sekolah minggu depan.

Jaehyuk memandangi susu pisang yang diberi oleh Jeongwoo.

Dia bahkan tau kesukaan aku, batin Jaehyuk sambil tersenyum tipis berusaha menyembunyikan rasa gembira yang ia rasakan saat ini.

Jaehyuk pun kembali ke kelas sambil melompat-lompat kecil saking senengnya.

"Nih" Ucap Jaehyuk ketika sampai di kelas kepada tak lain dan tak bukan Kim Doyoung.

Doyoung menghela napas panjang.

"Jae, gue bosen lo jejelin susu pisang mulu tiap hari"

"Ih enak tau!" Bantah Jaehyuk.

Doyoung pun hanya menggeleng pasrah dan meminum susu pisang pemberian Jaehyuk seperti biasa.

Keesokan harinya.

Jaehyuk bingung kenapa kelasnya rame sekali pagi-pagi seperti ini.

Doyoung yang berada di sampingnya pun juga ikut terheran.

"Di kelas ada apa ya?" Tanya Jaehyuk.

Doyoung hanya menjawab dengan gestur mengangkat bahu tanda ia pun tidak tahu.

Tiba-tiba kerumunan menoleh ke arah mereka. Dari balik kerumunan, muncul Park Jeongwoo berjalan ke arah mereka berdua sambil membawa sebuket bunga mawar merah yang cantik.

Sungguh apakah Park Jeongwoo akan memberikan bunga itu kepadanya? Batin Jaehyuk dengan hati yang berdegup kencang.

Jaehyuk memilin lengan jaket yang ia kenakan untuk mengurangi kegugupan yang ia rasakan saat ini.

Kemudian Park Jeongwoo pun mengulurkan buket bunga yang ia bawa tadi.

Ternyata bunga itu tidak ditujukan kepadanya. Namun, kepada orang di sebelahnya.

Kim Doyoung.

"Kim Doyoung, gue suka sama lo. Jadian yuk" Ucap Park Jeongwoo masih mengulurkan buket bunga yang belum diterima oleh Doyoung.

"Ih aneh, kita aja gapernah ngobrol" Tolak Doyoung kemudian ia bergegas menerobos kerumunan untuk duduk di bangkunya.

"Gue bakal tetep ngejar lo Doy" Ucap Jeongwoo sambil tersenyum lebar. Penolakannya adalah sesuatu yang sudah ia ekspektasikan sejak awal.

Park Jeongwoo kemudian menaruh buket bunga itu di meja Doyoung dan pergi.

Jaehyuk? Bagaimana dengan Jaehyuk?

Pada momen tadi dia hanya bisa terdiam.

Ingatan-ingatan mulai kembali ke dalam pikirannya. Namun, sekarang dengan interpretasi yang berbeda.

Tatapan lekat Jeongwoo, itu tidak ditujukan kepadanya melainkan Doyoung yang selalu berada di sampingnya.

Jeongwoo bertanya tentang hubungannya dengan doyoung bukan karena Jeongwoo tertarik dengannya melainkan karena ia tertarik dengan Doyoung.

Susu pisang... Susu pisang itu bukan untuknya melainkan untuk Doyoung.

Kesadaran yang disertai suara bising retakan hatinya.

Ah, semuanya ternyata hanya ilusi.



The End.










Verhalen || JeongJaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang