Pheromones

735 58 2
                                    

Jeongwoo berdiri diam di tempat berusaha mengotrol keringat yang mulai bercucuran di sekujur tubuhnya dengan menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya kuat.

"aroma ini..."

dari cara aroma ini membuat kepalanya sedikit pusing dan jantungnya berdegup kencang seakan darah sedang memberontak di dalam tubuhnya, Jeongwoo kurang lebih dapat menebak apa itu.

aroma pheromone dari seorang omega yang sedang heat.

Jeongwoo berjalan mengikuti aroma itu yang kini mengarahkannya ke sebuah gang sempit yang gelap di ujung jalan.

semakin dekat Jeongwoo dengan sumber feromone itu, semakin gila dirinya dibuatnya.

akal sehat Jeongwoo mengatakan untuk mengabaikan aroma itu. jelas sekali ini aroma heat omega.

bagaiamana jika ia menemukan seorang omega heat di sana dan justru malah melakukan tindakan asusila kepadanya karena tidak tahan dengan godaan feromone tersebut?

sebagai orang yang selalu rasional dalam berbagai keadaan, hatinya menolak untuk menuruti akal sehatnya kali ini.

tempat yang di tujunya terlihat sangat mencurigakan. bisa jadi ada seorang omega yang sedang membutuhkan pertolongannya disana.

Jeongwoo pun mempercepat langkahnya dan suara lirih dapat ia dengar memasuki gendang telinganya.

"to- tolong" suara itu tercekat.

seketika Jeongwoo berlari tidak mempedulikan kondisinya yang juga tidak baik akibat efek feromone tersebut.

benar saja, ketika sampai disana ia mendapati seorang laki-laki bertubuh besar sedang mengekang seorang dihadapannya.

orang itu menghimpitnya di dinding dan berusaha melepaskan pakaiannya sambil mengendus leher laki-laki itu yang sibuk melindungi lehernya agar tidak di tandai.

"hentikan- hiks" tangisnya pelan.

Jeongwoo geram melihat pemandangan yang sedang terjadi dihadapannya itu.

ia menoleh kesana kemari mencari sesuatu yang bisa ia jadikan senjata.

pandangannya pun jatuh pada sebongkah kayu lumayan tebal yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Jeongwoo pun meraih kayu itu cepat dan berlari menuju laki-laki itu. 

"hei" ucapnya dibelakang orang besar itu.

dengan sekuat tenaga Jeongwoo mengayunkan kayu itu di kepala laki-laki itu yang berbalik lengah tanpa curiga.

bruk!

tubuh besar itu abruk dengan darah segar mengucur dari pelipisnya.

"ayo!" teriak Jeongwoo kemudian meraih tangan laki-laki yang tadi dilecehkan tersebut dan menariknya berlari keluar dari gang tersebut.

setelah berlari lama, Jeongwoo menengok kebelakang memastikan laki-laki besar itu tidak mengejar mereka. 

ia tidak melihat batang hidungnya sama sekali. sepertinya laki-laki itu tidak sadarkan diri sehingga ia tidak mengejar mereka.

Jeongwoo memelankan langkahnya dan berusaha mengatur nafasnya yang berantakan.

"erggh" sengitnya ketika menyadari masalah baru yang muncul.

bau semerbak yang memabukkan itu kembali tercium indranya dan berusaha mengambil alih kewarasannya.

"eungh" 

laki-laki yang ada di genggaman tangannya itu tiba-tiba tersungkur jatuh di lututnya dan mulai melenguh tidak terkontrol.

dirinya menggenggam tangan Jeongwoo kuat seolah menyalurkan rasa menggelitik yang kini menguasai tubuhnya.

Verhalen || JeongJaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang