Role Play

2.2K 181 9
                                        

"Aku mau jadi dominan"

"Ha?"

"Aku mau jadi dominannya!" Ucapnya lagi.

Jeongwoo masih tidak paham dengan ucapan pacar gemas yang sedang berada di depannya sedang menatap tepat di kedua irisnya sambil menggembungkan kedua pipinya lucu.

"Kamu kenapa sih sayang, hm?"

"Jeje mau jadi kayak jeongwoo sehari"

"Gimana maksudnya?"

"Ih jeje pengin jadi dominan!" Ucap Jaehyuk sambil melempar bantal ke pacarnya itu.

****

Hari ini adalah hari yang telah mereka janjikan. Dimana Jaehyuk akan menjadi "dominan" selama sehari terhadap Jeongwoo.

Tidak seperti biasanya, pacar gemasnya itu ngotot untuk menjemput Jeongwoo di apartemennya.

"Woo, ayo aku supirin"

Jeongwoo pun cuma ngikutin aja apa kata si pacar. Ngambek ntar kalo nggak diturutin.

Tapi bisa Jeongwoo lihat ada perubahan pada pacarnya itu.

Ia mengubah stylenya hari ini.

Biasanya Jaehyuk suka sekali pake baju warna cerah dipadukan dengan kardigan atau sweter/hoodie oversize. Namun kali ini ia mengenakan kemeja hitam dengan lengan dilinting ke siku yang meradiasikan kesan maskulin.

Memikirkan itu Jeongwoo tertawa kecil.

Ia gemas dengan tingkah pacarnya itu. Ia pun memutuskan untuk ikut bermain dalam roleplay yang sedang dilakukan oleh pacarnya itu.

"Jeongwoo mau makan apa? Kita ke resto yang deket-deket aja oke?" Ucap Jaehyuk pandangannya masih fokus pada jalan raya.

"Jojo mau makan sushi" Jawab Jeongwoo dengan nada yang dibuat-buat.

Bersamaan dengan itu, mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba oleng sedikit.

Keduanya kaget sebentar.

"Hati-hati sayang" Ucap Jeongwoo.

"Eoh? Eoh..." Ucap Jaehyuk.

Sedetik kemudian Jaehyuk sadar.

"Ih harusnya aku yang ngomong gitu!" Ucapnya marah.

Jeognwoo hanya terkikik gemas mendengar omelan pacarnya itu.

Setelah beberapa saat mereka berdua sampai di restoran yang mereka inginkan.

Sampai di meja yang akan mereka tempati, Jaehyuk berlari kecil dan menarik salah satu kursi. Lalu ia mempersilahkan Jeongwoo untuk duduk.

Dengan patuh Jeongwoo menduduki kursi tersebut.

Sepertinya dia akan jadi raja sehari, bukan kan hal tersebut tidak ada ruginya, batin Jeongwoo menyukai ide gila pacarnya itu.

Makanan yang di pesan akhirnya sampai. Mereka menghabiskan makanan mereka diselingi candaan dan obrolan seperti biasa.

Namun, tiba-tiba seseorang wanita menyenggol seorang pelayan yang sedang lewat untuk menghidangkan minuman untuk meja di belakang mereka.

Minuman yang dibawanya tumpah mengenai baju Jeongwoo.

Wanita tak dikenal itu kemudian berdiri dan mengeluarkan sapu tangannya memcoba mengeringkan baju Jeongwoo yang basah dengan benda tersebut.

Melihat hal tersebut, api kecemburuan tumbuh di hati Jaehyuk.

Ekspresi Jaehyuk berubah datar.

Park Jeongwoo sedari tadi sudah meminta wanita itu untuk berhenti. Namun, wanita itu tidak mau mendengarkannya.

Akhirnya Jaehyuk berdiri menghampiri si kekasih. Menahan pergerakan tangan wanita itu dan melempar tangan tersebut sedikit kasar.

"PACAR saya ga nyaman kak, dia udah bilang gapapa. Kakak mending balik ke kursi kakak" Ucap Jaehyuk dingin sambil menekankan kata pacar pada wanita tersebut.

"Sayang ayo pulang" Ucap Jaehyuk kemudian.

Jaehyuk kemudian menarik Jeongwoo dan membawanya keluar. Dibelakang mereka masih ada pelayan yang tidak berhenti mengucapkan maaf atas ketidaknyamanannya.

Suasana di dalam mobil sangat sunyi. Park Jeongwoo dibikin merinding sendiri. Pacarnya itu enggan membuka suara.

"Sayang..." Panggil Jeongwoo.

Masih diam.

"Sayang mau diemin aku?" Tanya Jeongwoo lagi.

Ya, pacarnya itu benar-benar mendiamkan dia hingga mereka sampai di depan pintu apartemen Jeongwoo.

"Aku pulang dulu" Ucap Jaehyuk akhirnya berbicara.

Hendak memutar arah, pergelangan tangannya ditahan oleh Jeongwoo.

"Masuk dulu"

"Gamau"

Jeongwoo menarik paksa tangan jaehyuk (walaupun masih secara lembut) untuk masuk ke dalam apartemennya.

Setelah masuk ke dalam rumah, Jeongwoo tiba-tiba menyudutkan Jaehyuk ke dinding. Kedua tangannya mengukung tubuh Jaehyuk agar ia tidak bisa kemana mana.

Pacarnya itu menghindari tatapan sang dominan.

"Sayang..." Ucap Jeongwoo dengan nada rendah yang sedikit mengintimidasi.

Oh tidak ia takut kalau pacarnya itu mode galak, batin Jaehyuk.

Akhirnya Jaehyuk menyerah. Ia kemudian memandang pacar serigalanya itu dengan bibir yang melengkung ke bawah.

Sedetik kemudian buliran air mata mulai jatuh di wajah manisnya.

Jaehyuk kemudian terisak.

"Sayang..." Ucap Jeongwoo lagi kini dengan nada yang lebih lembut.

"Jeje nggak suka liat kelakuan kakak tadi sama jeongwoo, hiks"

"Jeje cemburu" Tambahnya.

"Yaudah terus kenapa malah diemin aku?" Tanya Jeongwoo.

"Jeje jadi dominan hari ini, jeje nggak boleh nggak dewasa dan cemburuan"

"Siapa bilang dominan gaboleh cemburuan, emangnya aku gapernah ga cemburuan sama kamu?"

Jaehyuk tidak menanggapi perkataan Jeongwoo, ia masih sesenggukan.

"Emang aku gapernah cemburu waktu kamu dideketin si Haruto?"

Jaehyuk menggeleng.

"Waktu Kak Jaehyun main usap-usap kepala kamu emang aku ga cemburu?"

Sekali lagi jaehyuk menggeleng.

Jeongwoo kemudian mengusap air mata yang tersisa di sudut mata pacarnya itu.

"Perasaan kamu valid sayang" Ucap Jeongwoo sambil memeluk pacarnya itu.

Jaehyuk membalas pelukan pacarnya itu dengan erat.

"Mau gendong" Ucap Jaehyuk tiba-tiba.

Jeongwoo pun hanya tertawa kecil dan langsung menggendong pacarnya itu ala koala.

"Mau cium" Ucap Jaehyuk lagi.

Dengan patuh, Jeongwoo melakukan perintah pacarnya itu.

Jeongwoo sedikit mendongak dan mempersempit jarak antara kedua bibir mereka.

Sedetik kemudian, kedua bibir mereka sudah menyatu.

Awalnya hanya kecupan ringan. Namun, Jeongwoo kemudian memperdalam ciuman mereka. Jaehyuk tidak menolak, tangannya mendorong kepala Jeongwoo meminta lebih.

Setelah keduanya kehabisan napas dan melepas tautan masing-masing, Jeongwoo membisikkan kata-kata yang membuat wajah Jaehyuk bersemu merah bak kepiting rebus.

"Kita ke kamar ya?"

The end.

Verhalen || JeongJaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang