"Tuan."
"Hmm."
"Ada sedikit masalah mengenai identitas yang pernah saya berikan pada tuan sebelumnya."
"Katakan."
"Begini tuan, setelah saya selidiki lebih jauh. Ada satu masalah yang membuat saya bingung, yaitu golongan darah non Anna yang masih belum jelas pasti nya. Karena di waktu yang bersamaan saya menemukan dua sampel darah yang berbeda."
"Kirimkan pada saya semua nya besok."
"Baik tuan."
Tutt!
Sean mematikan panggilan nya, berbalik Sean melihat interaksi antara mommy dan Anna. Melangkah lebih dekat, Sean semakin menatap lekat Anna dari belakang.
"Tidak direpotkan, tante malah sangat senang."
"Anna ayo, aku sangat ngantuk dan ingin tidur dengan nyaman. Tubuh mu tidak empuk."
"Cih! Dasar wanita tua!"
♡✎♡
Sean membaringkan tubuhnya di atas ranjang, rasa lelah menyerangnya. Ia tidak percaya jika berbaur dengan perempuan akan selelah ini. Menutup matanya perlahan, Sean memaksakan diri untuk tidur. Dan percuma karena itu tidak bisa, padahal tubuhnya sangat lelah. Tapi mata nya tak kunjung ingin tertutup.
Menghela nafas panjang, Sean beranjak dari baring nya dan melangkah keluar dari kamar. Melangkah menuju bar yang memang disediakan Daddy nya untuk mereka berdua, Sean ingin minum. Barangkali minum akan membuat nya mengantuk dan tertidur.
Sean duduk, mengambil gelas dan menuangkan minuman kedalamnya. Satu gelas telah habis ia teguk, tapi ia tak kunjung ngantuk juga. Kembali menuangkan minuman nya. Gelas kedua juga memiliki nasib yang sama.
Di saat Sean ingin kembali menuangkan minuman nya, suara wanita menghentikan gerakan Sean.
"Oh, astaga!" kaget Anna memegangi dadanya.
Anna mengatur derup nafasnya perlahan, ia sangat kaget melihat Sean yang secara tiba-tiba ada di meja bar. Padahal sebelum ia ke ruang makan untuk menuangkan air minum, tidak ada siapapun di bar. Tapi kini ia dikagetkan dengan sosok Sean yang berada di sana.
"Kamu membuatku kaget." keluh Anna mengelus dadanya.
Sean tidak menggubris keberadaan Anna, ia kembali menuangkan minuman nya dan langsung meneguk habis gelas ketiganya. Setelah dirasa puas Sean berdiri, berbalik dan menemukan Anna yang masih setia di posisi nya. "Tidur." ujar nya memerintah Anna.
Melangkahkan kakinya meninggalkan Anna yang masih setia manjadi patung, Sean tidak peduli dan langsung memasuki kamar nya.
Anna yang melihat semua pergerakan Sean sampai terhenti dibalik pintu kamar pria itu, hanya memperhatikan Sean dengan seksama.
"Dingin."
♡✎♡
"Ini semua data-data baru yang saya temukan dan laporan kan sama tuan sebelumnya." Levi menyerahkan laporan nya pada Sean.
"Jadi intinya saya menemukan ini di waktu yang bersamaan saat saya memeriksa kembali berkas-berkas yang telah saya kumpulkan sebelumnya. Awalnya saya dilanda kebingungan dengan kebenaran nya, tapi setelah saya meneliti lebih dalam lagi. Saya menemukan kebenaran kuat yang menyatakan jika non Anna memiliki golongan darah A+ dan bukan AB."
"Non Anna memiliki golongan darah yang sama dengan keluarga Morgan. Bahkan bukan hanya non Anna seorang, tapi ketiga menantu Morgan memiliki golongan darah yang sama dengan keluarga Morgan. Jadi tidak ada golongan lain selain A+ di keluarga ini tuan." lanjut Levi menjelaskan, Sean mendengar nya sambil membaca file baru yang diserahkan Levi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect
Romance"Sean, ayo bercerai." ajak Anna tepat di hadapan Sean. "Kamu bilang apa tadi?" Sean berdiri mendekati Anna. "Se-Sean aku ingin ber,-" Sean melumat bibir Anna cepat, ia tidak membiarkan kata cerai keluar untuk yang kedua kalinya dari mulut Anna. Anna...