Pagi tiba dengan sinar terik matahari yang menerobos masuk di celah-celah jendela kamar hotel.
Tidak terusik anak gadis bernama Anna itu masih menikmati tidurnya. Namun belum lama ponselnya berbunyi, membuat tidur nyenyak nya terusik.
Drrttt drrttt drrt..
Mendengar dering itu, tangan Anna tergerak mencari keberadaan ponsel nya di atas nakas. Menemukan keberadaan benda pipih itu Anna mengarahkan nya ke telinga.
"ANNA KAMU DIMANA!?" teriakkan Racah menjadi penyambung sekaligus perusak telinga Anna.
Mendesis Anna menjauhkan ponselnya, mata nya terbuka lebar. Masih pagi telinga dan jiwa nya sudah kenak mental oleh ulah Racah.
"Anna jawab aku!"
"Kamu masih di sana kan?"
"Anna kamu dengar aku kan?"
"Anna!"
"WOI BOCAH KAMU DENGAR AKU TIDAK!!" teriak Racah tak kalah keras dari sebelumnya.
Tutt!
Anna mematikan panggilan dan kembali meletakkan ponsel di atas nakas. Peduli apa ia dengan Racah, biarkan wanita itu marah. Lagian kalau bukan karena Racah yang membujuk nya untuk minum, mungkin saja Sean tidak akan membawanya ke hotel dan menikahi dirinya di malam hari. Cih miris sekali hidup mu, Ann.
Kembali menjatuhkan badannya, Anna memutar badan nya kesamping. Menghilang. Anna tidak menemukan Sean berada di sebelah nya.
Melirik jam di atas nakas, tepat pukul tujuh lebih lima belas menit dan Sean sudah menghilang. Ah, sudahlah tidak perlu terlalu peduli dengan urusan pria itu. Lagian mereka menikah juga bukan karena cinta, jadi tidak perlu ada kabar atau teguran di antara juga tidak masalah.
Menyibak selimut Anna berjalan memasuki kamar mandi. Menemukan beberapa style pakaian wanita, Anna berjalan dan memilih salah satu dari mereka. Tersenyum saat ia menemukan style yang cocok dan juga menjadi cinta pertamanya diantara beberapa pakaian lainnya.
Usai memilih Anna memulai rutinitas bersih-bersih nya, dari mulai menggosok gigi terlebih dulu dan dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Tidak terlalu lama Anna keluar dengan kaos putih oversize yang dipadukan dengan celana jeans pendek, jangan lupakan lilitan handuk di kepala.
"Oh! Wow!" kagum plus kaget Anna melihat banyaknya perlengkapan make up di atas meja rias.
"Apa dia menyiapkan semua ini?"
"Sulit dipercaya, jika benar dia yang menyiapkan semuanya."
Mendudukkan dirinya di bangku rias, tangan Anna terlebih dulu menggapai Hair Dryer untuk mengeringkan rambut nya. Belum sepenuhnya kering Anna menyudahi nya lebih awal dan lanjut mengambil beberapa peralatan make up.
Sepuluh menit berlalu Anna siap dengan semua alat-alat itu. Bangkit, Anna meraih ponselnya di atas nakas. Berbalik, sekilas mata Anna melihat gaun putih indah yang tadi malam sempat ia kenakan.
Lama terdiam dan berfikir akhirnya Anna memutuskan untuk membawa gaun itu bersamanya. Bagaimana pun gaun itu adalah gaun pertama dan terakhir yang akan ia kenakan seumur hidup nya.
Tidak tahu berapa lama hubungan dirinya dengan Sean nanti, tapi sudah jadi keputusan nya sendiri jika menikah hanya akan terjadi sekali dalam hidup nya.
"Gaun yang cantik." puji Anna tersenyum kecil mengelus.
♡✎♡
Sinis, Sean menatap lawan yang berada di hadapan nya dengan tangan yang terikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect
Romance"Sean, ayo bercerai." ajak Anna tepat di hadapan Sean. "Kamu bilang apa tadi?" Sean berdiri mendekati Anna. "Se-Sean aku ingin ber,-" Sean melumat bibir Anna cepat, ia tidak membiarkan kata cerai keluar untuk yang kedua kalinya dari mulut Anna. Anna...