Mr. Perfect 14

6.7K 259 1
                                    

"Siapapun dia, aku orang pertama yang memberi nya nilai A." ucap Leo menyadarkan kepada nya.

Tersadar, Leo memasang wajah serius nya saat ia teringat seseorang. Leo memutar kursi berhadapan dengan Jams.

"Apa mungkin dia?" tanya Leo pada Jams yang tidak tahu apa-apa dan hanya menyengir heran tidak mengerti.

"Dia? Siapa?" tanya Jams penasaran.

Berdiri, Leo berjalan mendekati sofa panjang di mana Jams berada. Duduk di sebelah Jams, "Yah, dia! Wanita cantik yang aku temui di club malam itu."

"Club? Kau mengenalnya?" Leo menggeleng, ia memang tidak mengenali siapa wanita itu. Tapi rupa wanita itu masih berkelana di dalam kepalanya.

"Tidak." sahut Leo sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

♡✎♡

Memasuki rumah nya, Sean turun dari mobil dengan terburu-buru. Melihat Willy yang berdiri di depan pintu, Sean menghampiri anak buahnya. "Dimana dia?" tanya nya setelah berdiri dihadapan Willy.

Menunduk, "Maafkan saya tuan." mohon Willy yang mendapat tatapan datar dari Sean.

Tak memperdulikan Willy, Sean memasuki rumahnya, berjalan memasuki kamar. Dan...

"Sean? Kamu di sini? Pulang lebih awal hari ini? Atau ada berkas yang kamu lupakan?" tanya Anna bertahap saat melihat pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok suaminya di ambang pintu.

Sean diam, "Sean." panggil Anna berjalan ke arah pintu.

"Hei, Sean? Kamu baik-baik aja kan?" tanya Anna cemas melihat Sean yang hanya diam. Yah walaupun sebelumnya Sean juga diam, tapi kali ini sorot mata Sean berbeda dari sebelumnya.

Tidak juga menjawab, Sean berlalu pergi meninggalkan Anna yang mengerut heran dengan sikap Sean. "Kenapa dia?" tanya Anna pada dirinya sendiri sembari bahu nya terangkat.

Kembali menemui Willy, kini Sean menatap tajam pada Willy yang menunduk takut.

"Maaf tuan, saya minta maaf. Saya yang salah mengira jika nyonya pingsan." mohon Willy mengaku salah dengan kepala yang masih menunduk, tidak berani melihat Sean.

"Sebenarnya ada apa ini?" Anna berdiri di tengah-tengah kedua pria itu, melirik keduanya secara bergantian.

"Nyonya, nyonya tolong maafin saya." mohon Willy lagi namun tidak dengan Sean melainkan Anna.

"Huh, kenapa kamu minta maaf?"

"Saya tidak sengaja salah mengira, jika nyonya pingsan tadi."

"Pingsan?"

"Pergi." ujar Sean mengeluarkan suara.

"Baik tuan." Willy pergi sesuai perintah Sean, menyisakan mereka berdua.

Willy pergi begitu juga dengan Sean yang berlalu masuk kedalam rumah meninggalkan Anna sendiri.

"Hurf! Dasar, nggak tuan nggak anak buah keduanya sama-sama aneh." cicit Anna lalu berbalik masuk, dan tidak lupa menutup pintu utama rumah.

Tunggu, Anna berhenti dengan tangan yang dilipat didepan dada, mata nya berbinar dan sedikit tersenyum.

"Apa ini awal dari keberuntungan ku?" tanya Anna pada dirinya dengan senyum yang semakin lebar.

Berjalan kembali, Anna berhenti tepat di depan pintu ruang kerja Sean. Masih dengan tersenyum, Anna bersiap membuka pintu.

Pintu terbuka, Anna langsung disuguhkan dengan wajah datar dari suaminya. Melangkah masuk dan tidak lupa menutup pintu nya kembali.

Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang