-Disappear-

2.8K 351 19
                                    

©Masashi Kishimoto
U. Sasuke, H. Sakura & U. Sarada

.

.

.

Tiga orang pria berbeda Surai berdiri di depan meja kebesaran milik Godaime. Sedang sang Godaime duduk di kursi kebesarannya dengan tangan menopang dagunya di atas meja.

"Kalian tahu bukan mengenai gadis itu."

"Maksudmu gadis berkacamata yang aku temukan itu kan, baachan!" Naruto mengacungkan jari telunjuknya kearah Tsunade seraya berucap heboh.

"Tenanglah sedikit Naruto!" Tegas Tsunade.

"Tapi aku benarkan! Ak—"

Tsunade menatap Naruto tajam dengan Irish coklatnya. Hal itu sontak membuat Naruto menghentikan ucapannya. Naruto berusaha sebisa mungkin untuk menelan salivanya sendiri.

Glek

Naruto menggeleng pelan. Dia tidak ingin nasibnya berakhir seperti guru mesumnya yang mendapatkan delapan tulang rusuk patah akibat pukulan Monster Tsunade ketika Jiraiya mengintip di pemandian air panas. Jadi, Naruto memilih cari aman dengan membiarkan mulutnya berhenti berbicara sejenak.

Tsunade kembali menatap ketiga pria dihadapannya secara bergilir. "Aku ingin kalian menjalankan misi untuk Memata-matai gadis itu ,dan korek informasi dari nya. Cari tahu juga dari mana dia berasal."

"Ha'i." Jawab ketiga pria itu serentak.

"Temuilah dia di Rumah sakit. Sakura menjaganya disana."

"Ha'i."

"Kalian boleh pergi." Ujar Tsunade . Kedua pria itu—Naruto dan Sasuke— berjalan keluar dari kantor Hokage. Sedangkan Kakashi masih ada sedikit urusan dengan Tsunade.

"Jagalah dia bersama Tim 7. Entah kenapa, aku punya berpikir dia akan nyaman bersama kalian dan akan lebih terbuka terhadap kalian." Jelas Tsunade.

Kakashi mengangguk dengan tangan yang terlipat di dadanya. "Firasat ku, sepertinya dia bukan orang jahat. Hanya saja, Chakra nya terasa begitu familiar."

Tsunade menyunggingkan senyum tipisnya. "Itulah kenapa aku memilih kalian untuk mengawasi nya. Aku juga tidak pernah berpikiran kalau dia adalah musuh, hanya saja, Chakranya membuatku curiga."

"Ha'i."

.

.

.

Sakura mengambil membenahi bekas makan Sarada, dan mengambil obat yang diberikan oleh Tsunade. "Ini obatmu." Sakura memberikan obat itu pada Sarada beserta air minumnya.

Setelah selesai, sakura kembali menyimpan gelas yang sudah kosong di atas etalase samping bangsal pasien. Semua gerak-gerik Sakura tidak luput sekalipun dari pandangan Sarada.

'Ternyata mama sudah cantik sedari dulu yah. Pantas saja papa menyukai mama dan selalu posesif pada mama.'

Sreek

Pintu ruangan tersebut dibuka, membuat baik Sarada maupun Sakura sama-sama menoleh keluar. Dua orang pria berbeda warna rambut masuk kedalam ruangan.

"Sakura-chan, aku merindukan~" suara cempreng nan memekakkan itu memecah keheningan yang tanpa sengaja sempat terjadi.

Bugh

Road To Sarada : Looking For Answers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang