-Uchiha-

3.1K 246 17
                                    

©Masashi Kishimoto
U. Sasuke, H. Sakura, & U. Sarada

.

.

.


Perlahan, kelopak mata milik sang Uchiha bungsu yang tengah terlelap itu mulai berkedut dan terbuka secara perlahan, menampilkan manik jelaganya. Dia memegangi kepalanya yang terasa pusing. Rasanya, ingatannya terasa seperti bercampur aduk tidak jelas, membuat kepalanya nyeri.

"Tolong bertahan lah. Kau bisa mengatasi semuanya."

Suara entah milik siapa itu terus saja berputar di kepalanya. Membuat sang Uchiha bungsu itu mengerang kesakitan.

"Ck. Sebenernya, suara siapa itu?" Decaknya berusaha mengingat pemilik suara yang terus menggema di kepalanya itu. Tetapi, dia tidak mampu mengingat suara siapa itu.

Brak!

Seseorang masuk kedalam kediaman putra bungsu Uchiha Fugaku itu tanpa aba-aba. Sasuke yang masih dengan terduduk di tempat tidurnya menoleh pada seorang gadis yang menerobos masuk.

Grep!

Gadis itu memeluk Sasuke dengan erat, seolah tidak ingin kehilangan pria keturunan Uchiha itu. "Syukurlah kau tidak apa-apa." Tanpa di duga, air mata merembes begitu saja tanpa mampu ia tahan.

"Ada apa?" Tanya Sasuke dengan suara berat khas bangun tidur dengan nada rendah nan dalam.

Seolah terintrupsi, Sakura melepaskan pelukannya dari Sasuke. Gadis musim semi itu menghapus sisa-sisa air matanya. Mendadak dia malu sendiri dan menjadi kikuk.

"T-tadi, paman yang kutemui bilang dia melihatmu terluka bersama dengan Naruto dan Jiraiya-sama."

Begitu mendengar kabar mengenai Naruto, Sasuke dan Jiraiya, gadis itu sontak pergi menuju kediaman bungsu Uchiha itu. Kenapa tidak pergi pada Naruto? Jawabannya karena sepertinya dia aman bersama Jiraiya. Dan dari kabar yang Sakura dapatkan, mereka berdua tidak ada di pusat desa.

"Dari mana paman itu tahu mengenai aku dan Naruto?" Alis Sasuke memicing tajam, sorot matanya terasa seperti menusuk.

Seolah baru saja sadar, Sakura juga ikut terkejut. "E-eh, aku tidak tahu masalah itu. Paman itu hanya berkata seperti itu dan menyuruhku untuk menemuimu tanpa memberikan alasan."

"Siapa dia?" Tanya Sasuke merujuk pada paman yang di sebut Sakura.

Sakura terdiam, dia menyimpan tangannya di dagu–tengah berpikir. "Aku tidak begitu ingat pasti, tetapi paman itu menggunakan pakaian serba hitam. Sebelah matanya terhalang rambut." Sakura menghela nafas pelan, kemudian melanjutkan ucapannya. "Aku pikir paman itu berbohong, makanya aku langsung lari kesini."

Mendengar penuturan Sakura, Kini yang ada dipikiran Sasuke bukan hanya pemilik suara misterius itu, tetapi juga siapa paman yang Sakura maksud. Dan bagaimana bisa dia mengetahui keadaan Sasuke, Naruto dan Jiraiya?

Kecuali jika dia melihat dengan jelas pertarungan Sasuke melawan Itachi dan Kisame.

Tapi...

Siapa dia?

.

.

.

Cahaya putih yang semula menyelimuti keluarga kecil itu perlahan mulai hilang. Membuat ketiga orang itu melompat dari langit dan mendarat dengan selamat di atas gedung Hokage.

Naruto yang baru saja hendak pergi itu lantas menoleh pada ketiga orang tersebut. "Eoh, Kalian sudah kembali, Dttebayo?" Wajah Naruto tampak kaget. "Rasanya aku baru saja mengantarkan Sakura-chan dan Teme. Tapi kalian sudah kembali lagi."

Road To Sarada : Looking For Answers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang