-Ambition-

2.7K 349 65
                                    

© Masashi Kishimoto
U. Sasuke, H. Sakura & U. Sarada

.

.

.

Sarada beserta Sasuke, Sakura dan Naruto memasuki kedai ramen Ichiraku. Tentu sudah bisa di tebak siapa orang yang merengek ingin makan di kedai ramen Ichiraku, plus di traktir pula.

Sejujurnya, Sarada masih syok melihat tingkah laku Naruto yang sangat berbanding jauh dari apa yang pernah di ceritakan Naruto dimasa depan. Sarada hanya meringis pelan mengingat ucapan Naruto saat itu.

"Kalau kau ingin tahu, aku dan Teme itu sudah terkenal sejak akademi. Bahkan fans ku lebih banyak dari pada Si Teme, dan lagi aku ini sudah terkenal kalem loh, Boruto, Sarada."

Iyah, Naruto menceritakan hal tersebut ketika tidak sengaja bertemu di kedai Ramen Ichiraku dimasa depan. Saat itu Sasuke tiba-tiba saja mengajak Sarada dan Sakura makan di luar dan mereka tidak sengaja juga bertemu dengan keluarga Uzumaki disana.

'Pantas saja saat itu mama langsung tersedak.' batin Sarada Sweatdrop.

Sarada melirik Sakura dan Sasuke secara bergantian. 'Mama seperti tidak ada kerjaan saja menggilai papa seperti itu. Papa juga, kenapa cuek sekali.'

Sarada menghela nafasnya pelan melihat tingkah kedua orang yang akan menjadi orang tuanya di masa depan itu. Baik sekarang maupun dulu, mereka tidak berubah. Hanya saja....

Kali ini, Sarada menatap Sasuke serius. Dia merasa ada sesuatu yang salah dari Papa masa mudanya ini. Wajahnya boleh sama datar dengan yang di masa depan. Tapi, Sarada adalah anaknya, dia tahu mengenai bentuk emosi di balik wajah datar itu.

'Kesepian? Ambisi? Keben—'

"Kenapa kau memandangku seperti itu?" Sasuke menatap Sarada dengan Onyx hitamnya yang memicing tajam.

Sedang Sarada terlonjak kaget dengan Perkataan Sasuke tiba-tiba. "T-tidak ada." Sarada berusaha mempertahankan suaranya agar terdengar normal.

'Ck, Sial! Aku tertangkap basah.'

Sakura dan Naruto tentu saja ikut menoleh pada Sarada dan Sasuke. Sakura yang awalnya diam mendadak menatap sangar Sarada, " Hehhh.... Kau menyukai Sasuke-kun?!" Sudut siku-siku muncul di dahinya.

Dengan cepat, Sarada melambai-lambai kan tangannya menolak opini Sakura tentang dirinya. "T-tidak. Aku tidak menyukai nya." Jawab Sarada cepat.

"SASUKE-KUN!!!"

Mereka berempat menoleh ke sumber suara tersebut. Terlihat tiga orang ninja seumuran mereka memasuki kedai ramen Ichiraku. "Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Sasuke-kun." Satu-satunya gadis diantara tiga orang ninja itu menyerobot ke samping Sasuke yang semulanya adalah Sakura. Tentu saja itu membuat perempatan siku-siku di dahi Sakura muncul kembali.

"Ino–Pig..." Sakura menggeram tertahan melihat gadis dengan gaya rambut ponytail menempel pada Sasuke.

Dan ternyata...

Sarada juga melakukan hal sama dengan Sakura. Ia menatap Ino antara geram karena mendekati papanya sekaligus terkejut melihat Ino juga menyukai papanya.

'Eh, Bibi Ino apa-apaan?!'

Namun, kegeraman Sarada hanya bertahan sebentar. Mata Sarada melebar begitu melihat Sasuke menyentak kan tangan Ino yang hendak memegang bahunya.

Uchiha bungsu itu menatap Ino tajam, "Jangan sok dekat denganku." Ucapnya sarkastik.

"Papa..." Lirih Sarada pelan. Sangat pelan hingga tidak ada yang mendengarnya. Tapi, Perlahan Sarada diam-diam mengulum senyumnya. Satu fakta baru yang ia dapatkan sekarang.

Road To Sarada : Looking For Answers ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang