Bibi Jean

6 0 0
                                    

Happy Reading

"Aku sangat bosan hidup susah denganmu!" Teriak seorang wanita kepada sang suami. "Aku sudah kerja keras sedangkan kamu malah seenaknya ngabisin uang buat belanja!" Teriak sang suami tak kalah kerasnya "Ingat! Aku bukan seorang George yang bisa memberikan semuanya hanya dengan kedipan mata! Dan kamu juga bukan Anastasya yang hidup bak seorang ratu," ujar sang suami lalu berlalu pergi. "Jika kamu tak bisa menjadi George maka aku yang akan menjadi Anastasya bagaimanapun caranya," batin sang wanita dengan senyum smirk. "Kenapa kita harus hidup susah sih ma!" Ucap seorang anak "Myra kamu bisa diam gak sih mama lagi pusing ini," kesal bibi Jean.

"Selamat pagi anak mama yang paling cantik, sudah bangun," ucap Anastasya dengan senyuman diwajahnya Anastasya merawat Gashela dengan lembut "wahhh sepertinya aku punya saingan nih," ujar George. "Papa ihh masa sama anak sendiri iri," ujar Anastasya

"kamu juga harus mengurusku," protes George "iya aku kan punya dua bayi. Bayi kecil nan imut dan satu lagi bayi besar yang nyebelin," ujar Anastasya menggoda George. "Kamu memang paling pandai mengejek suamimu ini," kesal George. "Iya maaf, sudah sana cepat mandi aku akan siapin sarapan," ujar Anastasya. Dari luar jendela nampak seorang wanita memandang dengan iri kepada Anastasya.

"Bibi Jean aku pulang," ujar Gashela. Nampak seorang wanita berdiri dengan angkuhnya "darimana saja kamu! Jam segini baru pulang," ujar bibi Jean. "Maaf bi, tadi aku habis piket kelas," bohong Gashela "sudah sana cepat siapin makanan bentar lagi Myra mau datang," suruh bibi jean. "Baik bi, aku ijin ganti baju dulu ya bi," ujar Gashela "yang nyuruh kamu ganti baju itu siapa? Cepat masak!" Teriak bibi Jean.

Gashela pun langsung menuju kedapur untuk memasak tanpa ganti baju. "Sebenarnya aku sangat capek," lirih Gashela. Setelah beberapa lama Gashela selesai dengan semua masakan, dia mulai menatanya di meja makan satu persatu. Saat Gashela hendak kekamar nampak bibi Jean menyambut seseorang dengan senyuman lebarnya.

"Myra sayang kamu dah pulang," ujar bibi Jean sambil merengtangkan tangan memeluk Myra dengan hangat. Gashela menatap Myra dengan senyuman hangat "kak Myra apa kabar kak?" Tanya Gashela hangat. Myra hanya menatapnya sinis "ma aku capek banget, aku juga lapar," ujar Myra memelas. "Ayo kamu mandi dulu habis itu makan mama sudah masakin makanan kesukaanmu," ujar bibi Jean sambil membawa Myra masuk "bawa kopernya!" Ujarnya pada Gashela.

"Wah ini semua mama yang masak?" Ujar Myra girang. "Iyalah siapa lagi kalau bukan mama," ujar bibi Jean dengan bangga "mama masak atau pesan ni?" Ujar Myra "kamu mau makan atau mau interogasi mama sih," kesal bibi Jean. Myra dan bibi Jean makan dengan lahap mengabaikan Gashela yang tengah menahan lapar.

"Aku lapar banget," lirih Gashela. Setelah makan bibi Jean lalu menyuruh Gashela untuk membersihkan meja makan. Gashela menatap meja makan dengan wajah yang nanar. Pasalnya tidak ada makanan sedikitpun yang tersisa untuknya. Sambil menahan air mata Gashela mulai mengambil piring dan gelas kotor lalu mencucinya.

Setelah membersihkan dapur Gashela lalu menuju kamarnya dan mulai membersihkan diri. Gashela duduk ditepi jendela dengan mata yang menatap keluar "andai mama sama papa ada, hidupku tak akan seperti ini," batin Gashela. Gashela mulai menangis meluapkan segala kesedihannya.

"Bersabarlah sebentar sayang," ujar seseorang.

Gashela bangun dengan mata yang sembab dan wajah pucat. Di meja makan sudah ada bibi Jean dan Myra yang menunggu sarapan. "Aduh lo tuh bisa cepat dikit gak sih," ujar Myra kesal. "Maaf kak," jawab Myra sambil menyajikan makanan, tangan Gashela merasa bergetar karena dia juga sangat lapar semalam dia tak bisa memakan apapun karena makanan sudah habis tak tersisa.

Saat sedang menyajikan susu untuk Myra tangan Gashela tergelincir dan membuat susu tersebut tumpah ke baju Myra. "Dasar gak guna!" Teriak Myra sambil menampar Gashela. Gashela hanya menunduk sambil meminta maaf. Tak sampai disitu Myra mengambil gelas yang berisi sisa susu lalu menyiramkannya ke wajah Gashela "sampai kapanpun lo gak bakal bisa ganti baju ini," ujar Myra sinis sambil berlalu pergi.

Gashela hanya bisa menunduk sambil terisak. Pembantu yang melihat semua kejadian tersebut menghampiri Gashela sambil berusaha membersihkan baju Gashela. "Non gak papa?" Tanya bik Siti pengasuh Gashela sejak kecil. Gashela hanya mampu menggelengkan kepalanya. "Sekarang non ganti baju biar bibi yang beresin," ujar bik Siti

Bibi Jean datang dengan tatapan marah. Dia menghampiri Gashela lalu sedetik kemudian menamparnya sangat keras hingga membuat badan Gashela jatuh kelantai. "Akhh," rintih Gashela. "Kamu bisa gak sih gak usah cari gara-gara!" Bentak bibi Jean. Gashela yang mendengar hal itu hanya menatap bibinya dengan tatapan sendu.

"Apa salah Gashela bi?" Tanya Gashela sambil berusaha bangkit.

"Apa salahmu? Masih nanya lagi! Kamu bikin baju Myra kotor!" Teriak bibi Jean. Bik Siti yang melihat ketidakadilan tersebut berusaha membela Gashela "nyonya, non Gashela tidak sengaja," bela bik Siti. Mendengar hal itu, bibi Jean menatap sinis ke arah bik Siti "kamu hanya pembantu gak usah ikut campur," ujat bibi Jean.

Bik Siti yang mendengar hal itu hanya bisa menghela napas kasar. "Maafin Gashela bi, Gashela benar-benar tidak sengaja," jelas Gashela. "Saya gak mau dengar alasanmu hari ini jangan harap kamu dapat makanan," ujar bibi Jean sambil berlalu pergi. Gashela hanya menunduk saat akan kekamar Gashela melihat Myra yang tersenyum penuh kemenengan.

Gashela buru-buru mengganti pakaiannya dan segera pergi kesekolah. "Jam segini masih ada angkot gak ya" ujar Gashela panik karena tidak kunjung menemukan angkot. Gashela lalu memutuskan untuk berlari menuju kesekolahnya "semoga saja tidak terlambat," ujar Gashela sambil berlari sekuat tenaga.

Gashela berlari dan terus berlari hingga saat menyebrang Gashela tidak menyandari ada sebuah mobil yang melaju kencang kearahnya. Menyandari dirinya akan tertabrak Gashela hanya bisa berteriak sambil menutup matanya.

"Akhhhhh," teriak Gashela sambil berjongkok. Mobil tersebut berhenti tepat didepan Gashela. Seorang anak lelaki seusia Gashela keluar dari dalam mobil dengan tatapan kesal.

"Bisa nyebrang gak sih lo!" Kesal cowok itu. Gashela menatap cowok tersebut dan kemudian berdiri "maaf aku buru-buru," ujar Gashela ingin pergi. Namun, cowok itu mencengkal tangan Gashela "bareng gue!" Ujar cowok itu. Gashela hanya diam saat cowok itu membawanya masuk kedalam mobil.

"T-tapi sekolah," belum selesai Gashela berbicara cowok itu sudah mulai melajukan mobilnya membuat Gashela hanya bisa terdiam. Mereka sampai didepan gerbang sekolah Gashela. "Darimana kamu tahu aku sekolah disini?" Tanya Gashela. Cowok itu hanya menatap sekilas sambil berkata "turun!" Ujarnya dingin.

Gashela dengan segera turun dari mobil tersebut "terima kas," lagi-lagi belum selesai Gashela berbicara cowok itu sudah berlalu pergi. Gashela memasuki gerbang sekolahnya, Pyora menghampiri Gashela dengan tatapan khawatir "kamu gak papa," ujar Gashela khawatir. "Tidak papa aku baik-baik aja kok," ujar Gashela menampilkan senyum manisnya.

😊salam hangat😊
Gashela Gritelle Geonvanka

Gashela (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang