-0o0-
Pagi ini dia, Nadhira Anjani Meirayaksa anak ke dua dari keluarga Adiyaksa sedang bersiap untuk pergi ke sekolah.
Seragam yang ia kenakan selalu rapi dan wangi, rambut pendeknya ia gerai, juga wajah cantik natural dengan sedikit pelembab di bagian bibir
Nadhira tidak banyak menggunakan makeup bukan karna tidak ingin tapi itu karna Rey melarang nya, untung saja Nadhira di anugrahi kecantikan lebih dari Tuhan sehingga tanpa makeup pun ia tetap cantik. Bibirnya merah muda alami, hidung yg indah, mata yg cantik dengan warna sedikit ke abuan dan juga kulit putih sedikit kecoklatan tanpa noda.
Nadhira sedang bercermin di meja rias meneliti setiap inci wajahnya yang cantik itu, Nadhira memang sangat cantik terlebih bundanya -Tyas Rayajaksa dewi kecantikan di keluarga Adiyaksa, tapi ia juga tidak kalah cantik dengan bundanya dan ayahnya -Panji Surya Diyaksa yang sangat tampan. Keturunan Adiyaksa memang tidak pernah gagal.
Hari ini Nadhira berencana untuk berangkat pagi karna tidak ingin mendengar keributan yang mungkin akan segara berlangsung jika ia tidak berangkat lebih awal.
Dan seketika Nadhira sadar jika ia melupakan tujuan awalnya, Nadhira meraih tasnya di meja lalu ia taruh di pundak sebelah kiri, Nadhira sedikit berlari keluar kamar karna letak kamarnya yang berada di lantai dua dan itu lumayan jauh dari ruang makan keluarga.
Sampai di meja makan Nadhira ikut bergabung dengan Tyas dan Panji tidak lupa untuk menyapa hangat mereka, memeluk dan juga mencium pipi keduanya.
"pagi bunda ayah"
Cup
Cup"Pagi sayang, duduk dulu kita makan bareng sama ayah"
Mendengar perintah dari Tyas, Nadhira langsung meraih salah satu kursi untuk duduk dan memakan makanan nya."Ayah, hari ini Nadhira ada tugas kelompok jadi pulang telat gapapa kan?"
"Udah izin sama Rey? kalo Rey izinin kamu ayah juga pasti izinin"
Bahkan keputusan Panji pun tergantung keputusan Rey."Nadhira belum izin yah sama dia, tapi nanti Nadhira izin kok ayah tenang aja"
"Yaudah kalo gitu ayah izinin, kamu belajar yang bener nanti kalo ada perlu telfon ayah"
"Siap yah"
Setelah percakapan antara anak dan ayah itu tidak ada lagi yang membuka suara, mereka makan dengan tenang tanpa gangguan.
"Bund udah selesai nih Nadhira berangkat dulu ya"
"Gak bareng Reyhan sayang?"
Tanya Tyas tiba tiba saat Nadhira sedang meminum susu nya.Mendengar pertanyaan itu Nadhira menggelengkan kepala nya ragu.
"Sayang, gimana kalo nunggu Reyhan dulu nanti dia marah sama kamu, Bunda gak mau sampai Reyhan marah sayang."
"Gak usah bund kan udh pesen taksi di depan, tuh udh nungguin gak enak kalo di cancel kan bund"
Jawab Nadhira menolak, jujur ia tidak ingin berangkat bersama Rey pagi ini, itu akan sangat menggangu mood paginya."Oh yaudh nanti bunda bilangin ke rey, kamu hati hati ya sayang berangkatnya"
"Iya bye ayah bunda"
"Hati hati sayang"
Setelah kepergian Nadhira, Panji sedikit melamun memikirkan Rey
"semoga tidak terjadi hal buruk setelah ini"
batin Panji khawatir, ia takut akan terjadi hal lebih buruk dari sebelumnya."Ayah udah selesai? mau bunda buatin kopi lagi?"
"Gak usah bund ini ayah mau langsung berangkat"
"hati hati ya yah jangan lupa kabarin bunda kalo pulang telat biar gak kepikiran"
Ucap Tyas dengan menunduk untuk meraih tangan kanan suaminya."Iya bund pasti ayah kabarin"
Hangat itu yang di rasakan Tyas karna usapan pada rambutnya."Ayah berangkat bund"
Melihat kepergian suaminya Tyas langsung menghubungi Reyhan untuk mengabari perihal Nadhira yang berangkat lebih awal."Halo Rey?"
Sapa Tyas dengan ramah"Halo bund"
suara berat membalas sapaan Tyas, dan itu sudah jelas suara milik Rey.Tyas sedikit takut untuk mengatakan yang sebenarnya tapi Tyas yakin Rey akan mengerti.
"Rey, maafin bunda ya tadi bunda izinin Nadhira berangkat sekolah sendiri tapi Rey ga usah khawatir Nadhira pasti aman"
Tut
sambungan telfon terputus, Rey memutuskan nya sepihak. Melihat itu tyas hanya bisa berdo'a berharap semua akan berjalan baik.
~~~
"Sial"
"Berani nya lo ngelanggar peraturan gue!"
BRAK
_______________________________________
Jangan lupa vote komen ya thank u🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTRUCTION (on going)
Teen Fiction"pah, rey mau dia" Reyhan Geraldi Mahendra, dia lelaki yang apapun keinginannya harus ia dapatkan. Sosok dingin tegas dan sangat posesif terhadap miliknya Rey memiliki ketertarikan lebih pada seorang gadis cantik keturunan Adiyaksa. Keluarga yang cu...