🍃27~Kekacauan🍃

41.2K 4.6K 231
                                    

🍃 Happy Reading 🍃

Pagi pagi sekali Alvin sudah selesai sarapan dan kembali ke kamarnya untuk meminum obat sekaligus mengambil bola basket. Ia ingin bermain basket saja mengingat hari ini tanggal merah karena ada libur nasional.

Alvin memilih sepatu yang akan di pakainya, hingga pilihannya terhenti pada sepasang sepatu pemberian dari Alvan saat ulang tahun mereka.

Alvin menoleh ke arah pintu yang tiba tiba muncul seorang gadis kecil yang masih mengenakan baju tidurnya. Alvin menahan tawanya melihat adiknya datang dengan rambut acak acakan. Tangan kanannya memeluk boneka kucing dan tangan kirinya berkacak pinggang.

"Eh, kok ada singa masuk ke sini, ya?" ucap Alvin sengaja.

Naya mendekat. "Kok singa sih, Naya sukanya kucing!"

"Abang, mana kucingnya? Naya mau lihat," ucap Naya antusias. Ternyata gadis kecil itu ingat ucapan Alvin saat di rumah sakit beberapa hari lalu.

"Tuh." Alvin menunjuk ke sudut ruangan yang terdapat sebuah kucing yang tidur di tempat khusus. Naya segera menghampiri kucing itu oren itu. Disusul oleh Alvin.

"Ihh lucu! Tapi, namanya siapa?" tanya Naya sambil mengelus bulu kucing.

Alvin berpikir sebentar. "Hmm, bagusnya siapa?"

"Sofia!! Namain Sofia aja!" ucap Naya yang menyebutkan nama kartun yang pernah ia tonton.

Kakak dari gadis itu hanya mengusap wajahnya.

"Naya, kucingnya cowok, masa di namain Sofia."

Naya kembali berpikir, kira kira nama apa yang akan ia berikan untuk kucing ini.

"Chiko!"

<><><>

Bola berwarna oranye itu dilempar ke arah ring oleh sang pemilik. Bola itu berhasil masuk dan memantul kembali. Alvin mengambilnya, mendribble, lalu memasukkannya ke ring. Begitu saja kegiatan Alvin sedari tadi.

Alvin sedang berada di lapangan olahraga pribadi keluarga Megantara yang terletak di samping kolam renang rumahnya, hanya saja terdapat tembok pembatas yang menjadikan area itu menjadi dua ruangan. Jangan tanyakan seberapa kayanya keluarga Megantara.

Alvan datang sembari membawa segelas susu di tangannya. Ia memilih duduk di kursi yang tersedia dan meletakkan susu tersebut ke meja.

"Alvin!"

Panggilan itu membuat si pemilik lama menoleh dan membuang bolanya asal. Alvin mendekat dan ikut duduk untuk istirahat sebentar.

"Nih, minum dulu." Alvan menunjuk segelas susu yang dibawanya tadi.

Alvin menggeleng. "Males."

"Seriusan nggak mau minum? Itu Mama yang bikin. Tadinya buat gue, tapi gue udah kenyang sarapan," jelas Alvan yang membuat Alvin langsung meraih gelas itu dan meminumnya sampai habis.

"Lo kesini pasti mau nagih jawaban dari pertanyaan lo waktu di rumah sakit itu, kan?" tebak Alvin. Tangannya bergerak menaruh kembali gelas yang sudah kosong.

Alvan menampilkan cengirannya. Ternyata semudah itu untuk di tebak oleh Alvin.

"Jadi, jawabannya apa?" tanya Alvan yang penasaran.

"Gue-"

"Bang Alvin!! Bang Alvan!! Kok pada disini? Naya nggak di ajak," ucap Naya dengan bibir yang mengerucut.

Tak lama terdengar sebuah suara dari dekat lapangan.

"Alvan, kamu dimana, nak?" Teriakan Siska membuat Alvin menghentikan ucapannya.

Sama tapi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang