11 - sarapan

4.4K 336 5
                                    

Vote comment nya juseyoo~

Happy reading!

***

Pagi ini, Naven terlihat masih berbaring pada kasurnya. Enggan untuk membuka matanya. Padahal sinar matahari sudah menembus dari sela - sela jendelanya. Entah mengapa Naven tidak terbangunkan oleh sinar - sinar itu. Mungkin dia masih sangat terlelap dalam mimpinya.

Tok, tok, tok.

Jeano mengetuk pintu Naven dengan lantang, berharap yang punya membukakan pintu untuknya. Nyatanya, Naven tidak kunjung membuka pintunya. Jeano khawatir, apakah Naven baik - baik saja? Mengapa tidak membukakan pintu?

"Nav? Gue masuk ya?" Jeano langsung membuka pintu, tidak terkunci ternyata, mungkin Naven lupa menguncinya. Dilihatnya pertama ada Naven yang sedang tidur di kasurnya. Terlihat sangat pulas, Jeano jadi tidak tega untuk membangunkan nya.

Ini sudah jam 08.20, sudah lewat jam sarapan. Dia harus membangunkan Naven mau tidak mau karena takut pemuda itu tambah sakit.

"Nav, bangun yuk sarapan dulu." Dia membangunkan Naven dengan nada pelan sambil mengecek kening Naven dengan tangannya.

"Ngghh.." Naven melenguh.

Dia hanya menggeliat, terganggu oleh Jeano yang membangunkannya. Tapi tidak mau membuka matanya. Jeano mendengus kesal, ingin menyiram Naven tapi ia tidak tega.

Dia kembali membangunkan nya tapi Naven tidak kunjung bangun juga. Jeano sudah mulai lelah, cara terakhir nya herus berhasil.

"Kalo gak bangun gue unboxing ya sekarang."

Naven yang mendengar itu langsung membuka matanya dan buru - buru duduk menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Heh! Ngawur!"

Jeano tertawa, "Bercanda, lagian lo dibangunin dari tadi gak bangun juga." Dia kembali duduk di karpet kamar Naven.

"Lo juga ngapain masuk kamar gue gak ngetok dulu?"

"Tadi udah ngetok, tapi lo gak bukain, yaudah gue masuk aja mumpung gak dikunci."

"Ya berarti gue kan belom bangun, Sukijahhh." Naven melemparkan bantal nya ke Jeano.

Jeano hanya tertawa mendengar Naven. Iya memang salahnya juga masuk kamar Naven begitu saja tanpa menunggu Naven membukakan pintu untuknya.

"Ya maaf, salah lo juga sih itu pintu gak dikunci untung yang masuk gue bukan maling. Nih bubur ayam buat sarapan biar cepet sembuh." Dia menyodorkan sebungkus plastik yang berisi bubur ayam.

"Emang gue anak kecil dibilangin cepet sembuh mulu?"

"Enggak, tapi lo kaya anak kecil. Gemesin."

Naven menabok tangan Jeano. "Enak aja gue dibilang gemesin!"

Jeano menahan gemas nya, baru saja dibilang gemas. Naven sudah bersikap menggemaskan lagi. Ia langsung mencubit pipi Naven yang gembil itu.

"Aww!" pekik nya.

"Cepet sarapan dulu."

"Iya! ini juga mau sarapan, tapi pipi gue malah lo cubit."

Temen Kos | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang