Vote comment nya juseyoo~
Happy reading!
***
Terlihat dua orang sedang mengobrol di taman samping mall. Ada orang yang berlalu lalang disitu tetapi tidak banyak. Hanya sebagian saja yaang ingin ke taman mall untuk menyegarkan mata mereka. Banyak remaja juga disana yang sedang berpacaran, namun tidak dengan Naven dan Jidan.
Dan ini mereka sedang mengobrol dengan raut muka sedikit serius tapi masih santai. Yang lebih tua malas menatap Jidan.
Naven menghela napasnya. "Jadi, lo mau ngomong apa? Kayanya penting banget?" Ucap Naven enggan menatap Jidan disampingnya, ia malah menatap bunga di sebrang jalan taman.
"Gue mau minta maaf udah menghilang dari hadapan lo kak waktu itu." Jidan menundukkan kepalanya. Sepertinya, Ia sangat merasa bersalah.
"Ngapain minta maaf? Masi inget gue lo?" Naven terkekeh, mantan nya ini sepertinya tidak tahu diri. Sukanya seenak jidatnya sendiri, tidak paham lagi Naven dengan Jidan.
Jidan memberanikan diri menatap Naven disampingnya. "Gue minta maaf kak, gue gak sengaja waktu itu, khilaf." Ia mengusap wajahnya kasar. Takut tidak dimaafkan.
Naven tersenyum getir. "Gue udah maafin lo dari dulu, tapi gue ga bisa lupain masalah lo selingkuh dari gue di Amerika dulu." Bahkan, Ia belum seratus persen memaafkan pemuda disampingnya itu. Kenangan buruk nya dulu selalu ia ingat dimanapun ia berada, rasanya masih sama ketika di ingat, menyesakkan dadanya.
"Gue gak tau kak, maaf banget sumpah gue gak tau kejadiannya sampe bikin lo dulu hampir celaka." Jidan kecewa terhadap dirinya sendiri.
"Iya gapapa, gue yang goblok kok, nungguin orang kaya lo yang sama sekali gak bisa setia sama gue. Lo gak salah kok, ini gue yang goblok nya setengah mati aja." Terdengar lebay mungkin, tapi itu beneran Naven kaya orang goblok waktu itu.
Terlihat Jidan menggelengkan kepalanya.
"Enggak kak, ini salah gue, semua salah gue, gue sadar itu." Telat nih sadarnya, kenapa gak dari dulu.
"Ya bagus lah kalo lo sadar kalo semua itu salah lo, sebenernya salah gue juga biarin lo gitu aja cuman ya udah pasrah." Saat ini Naven berusaha untuk tidak menangis. Sumpah, rasanya ia ingin ke pelukan pemuda itu dan menangis di dekapannya tapi rasanya tidak mungkin terjadi.
"Kak, sekali lagi gue minta maaf, salah gue sendiri juga kan." Jidan meminta maaf lagi rupanya.
Naven ingin pergi dari situasi seperti ini, sangat malas untuk meladeni mantannya itu yang terus terusan meminta maaf kepadanya. Bisa dibilang muak dengan kata maaf dari Jidan.
"Iya."
"Singkat banget, beneran dimaafin?" Tanya Jidan heran.
"Iyaa buset dah."
"Makasih udah dimaafin, sama gue mau ngomong satu lagi."
Naven menoleh ke arah Jidan. "Apalagi?" Apa yang ingin dibicakan pria itu lagi? Naven sedikit penasaran.
"Gue bulan depan mau tunangan, dateng ya?"
Wtf? Jadi dia mendatanginya hanya untuk berkata kalau dia akan tunangan bulan depan?
Naven berusaha tersenyum, cepat sekali mantan nya ini menemukan calonnya. Tak dipungkiri lagi, Naven masih ada rasa kepada mantan nya itu, gamon istilahnya anak jaman sekarang.
Mungkin karna rasa yang masih ada ini, Naven jadi jarang untuk jatuh cinta lagi kepada orang lain. Mungkin setelah acara tunangan Jidan, Ia akan segera move on.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Kos | Nomin
Fanfictentang Naven yang baru saja pindah kos dan bertemu tetangga kosnya Jeano yang biasanya terdengar suara desahan dari kamarnya. "Woy desahannya kecilin dikit napa si berisik banget anjing." "AAA BANGSATTT KOK MAKIN KENCENGG." - local! - late update...