Vote comment juseyoo~
Happy Reading!!***
Hari ini Naven malas kuliah, ia lebih memilih menitipkan absen kepada Rema yang satu jurusan padanya. Sekali - sekali bolos tidak apa kan? Lagian seminggu kemarin Naven sudah kuliah dengan sangat rajin.
Seminggu kemarin juga Naven terhitung sudah mengeluarkan banyak sekali uang untuk mentraktir Zico. Ya Naven kalah gais, dengan semua alasannya tetap saja Naven kalah, Zico tidak mau mendengarkan apapun.
"Nav, mau kemana lo?"
Naven baru saja keluar kamar bebarengan dengan Jeano. Bedanya Jeano sekarang udah rapi, sepertinya mau ke kampus. Dengan outfit seperti itu dan wajah yang tampan, wajar saja jika Jeano populer disana.
"Mau ke dapur, lo gak kuliah apa Je?"
Jeano melihat dari atas ke bawah tubuh Naven. Bingung dengan apa yang dikenakan.
"Lah lo sendiri? ini malah kayak orang ling lung, masih pake baju tidur bawahan jeans."
"Apasih suka - suka gue lah."
Naven baru sadar, ia lupa mengganti celana jeansnya ketika memutuskan tidak jadi berangkat kampus. Jadinya sekarang Naven pake baju tidur tapi bawahnya jeans. Malunya to the bone banget.
"Nyabu ya lo." tuduh Jeano.
"DIH, GAK ANJIR."
Ia tertawa lantang, lucu sekali menjahili Naven. Melihat sekilas jam tangannya, ternyata waktu kuliahnya hampir dekat, daripada telat mending udahan aja dia menjahili Naven.
"Pfttt, yaudah gue mau kuliah, lo jangan titip absen mulu kasian otaknya." ucap Jeano, ia mengangkat tangannya dan mengelus rambut Naven dengan pelan dan lembut sambil merapikan rambut yang nampak berantakan itu.
"Halus juga, wangi."
Walaupun tidak dekat, tapi dia bisa mencium aroma rambut Naven yang sangat khas itu. Jeano menampakkan eye smile nya. Membuat pipi Naven memerah, serangan apalagi ini, Je, tolong.
"Apasih, udah sana berangkat."
"Ini gue cium boleh gak?"
"Apanya?"
"Bibir lo."
Naven langsung saja menjauh dari Jeano dan menutupi bibirnya. Tidak tau perkataan Jeano itu beneran atau bohongan. Tapi tetap saja Naven waspada, takut sekali.
"Bercandaa, yaudah gue berangkat dulu, gemes."
"Yaudah sana anjir, gausah deket deket."
Jeano menghentikan kegiatannya lalu kembali pada niatnya untuk berangkat kuliah. Diatas motornya Jeano menghadap Naven dan melambaikan tangannya. Dibalas oleh Naven yang mukanya masih memerah.
"Kok gue ikutan sih cok."
"Ngomong ama siapa lo?"
Yangga yang baru pulang melihat Naven bergumam sendiri di depan dapur. Mungkin Naven sedang stres kali ya.
"Eh, Yang, lagi sibuk gak?" Naven ingat, ia harus bertanya tentang Karin ke Yangga, mungkin saja dia tau kan.
"Enggak, kenapa? jangan aneh - aneh lo."
"Mau tanya - tanya tapi di kamar gue aja mau gak? Gue kasih ramen sekalian kalo lo belum makan."
Ini tumben sekali Naven baik kepada Yangga. Perasaan mereka tidak sedekat itu. Ia mulai berpikir jangan - jangan ramen yang dimaksud Naven itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Kos | Nomin
Fanfictiontentang Naven yang baru saja pindah kos dan bertemu tetangga kosnya Jeano yang biasanya terdengar suara desahan dari kamarnya. "Woy desahannya kecilin dikit napa si berisik banget anjing." "AAA BANGSATTT KOK MAKIN KENCENGG." - local! - late update...