Cinta ini tumbuh tidak dengan tiba-tiba. Cinta pada padangan pertama tidak berlaku untuk keduanya. Cinta mereka tumbuh seperti air yang mengalir di anak sungai dan sempat tersumbat oleh batu-batu kecil. Meski sempat menolak untuk mengakui perasaan mereka masing-masing, tapi waktu menjawabnya dengan dramatis.
Hubungan keduanya baru saja dimulai. Mereka adalah sepasang kekasih sekarang, tidak ada yang bisa menolaknya kecuali atas kemauan diri mereka sendiri. Resiko akan ditanggung bersama, itu janji mereka.
***
Dorm Pukul 11.00
Dita dan Jinny baru saja tiba, raut wajah bahagia mereka tidak bisa disembunyikan lagi. Mereka tak sungkan bergandengan tangan dan mengucapkan kata-kata romantis.
"Kami datang..." Suara Jinny menyapa Lea, Soodam dan Denise yang sudah bersiap-siap ke tempat latihan.
"Dari raut wajah kalian, aku simpulkan masalah selesai kan ?" Tanya Lea yang berdiri di mulut pintu kamarnya.
"Berarti aku tidak perlu lagi menjelaskan apa-apa bukan ?" Balas Jinny mengambil posisi duduk di sofa dan merenggangkan badannya.
"Heh, tidak bisa. Aku tidak bisa hanya mendengar dari satu orang saja, aku ingin mendengar langsung dari kalian. Dan aku punya banyak hal untuk disampaikan" Jelas Lea menentang Jinny yang terlihat santai-santai saja.
"Apa kau baik-baik saja Dita unnie ?" Tanya Soodam yang melihat Dita hanya terdiam di sebelah Jinny.
"Tidak, aku tidak apa-apa" Jawab Dita segera karena dia memang sedang memikirkan sesuatu.
Dita tidak bisa mengelak kalau saat ini hatinya memang sedang berbunga-bunga, tapi di samping itu dia juga merasa was-was akan tanggapan teman-temannya jika mereka tahu status hubungannya dengan Jinny.
"Apa kita tidak terlambat ?" Tanya Denise yang sedari tadi hanya jadi pendengar yang baik.
"Ah ya kita ada jadwal latihan, sebaiknya kalian juga siap-siap" Tungkas Lea kepada dita dan Jinny.
"Kalian tidak perlu menunggu kami, biar nanti kami menyusul saja" Timpal Jinny yang meragu bisa cepat mempersiapkan dirinya, terutama Dita yang memang agak lelet.
"Oke, kalau begitu kami berangkat dulu" Balas Lea.
Lea, Soodam dan Denise kemudian meninggalkan Dita dan Jinny berdua di dorm. Setelah tiga kawannya hilang di balik pintu, suasana menjadi sunyi. Dita tidak banyak bicara, dia menuju kamarnya mengambil beberapa kebutuhan mandinya. Namun, belum sempat Dita membuka pintu kamar mandi, Jinny langsung menerobos masuk.
"Biar aku mandi duluan, kamu terlalu lama mandi Dita" Ujar Jinny dari dalam kamar mandi.
"Jinny-aa, kamu juga lama di kamar mandi, habis satu album kamu nyanyikan baru selesai" Dita menggedor-gedor pintu kamar mandi yang dikunci dari dalam.
"Kalau begitu kita mandi sama-sama saja, biar tidak ada yang terlambat" Jinny menarik tangan Dita masuk ke kamar mandi, lalu mengunci kembali pintunya.
"Jinny, jangan bilang kamu mau berbuat mesum padaku ?"
"Aish. siapa yang sebenarnya otak mesum ? Aku hanya ingin menghemat waktu. Kita tinggal saling membelakangi saja. Awas ya...jangan coba-coba mengintip" Ujar Jinny sambil membuka pakaiannya.
"Sudah pasti kamu, masih ingat perbuatanmu tadi pagi ?"
"Aku tidak melihatnya, hanya menyentuhnya"
"Sama saja bodoh, aku berasa ditelanjangi"
"Seharusnya aku menelanjangimu sekalian, sayang baru begitu saja kamu meringis, hahahaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine #2 Cinta dan Harapan
FanfictionHallo Readers, ini Season #2 dari fanfiction She is Mine yang bertajuk Cinta dan Harapan, akan banyak drama yang menguras emosi di season ini. Happy reading.... _________________________________________________ Cinta itu buta ? No, cinta itu realita...