Part 6 Melangit

330 34 4
                                    

DORM PUKUL 10.00 PAGI

"Soodam unnie...bangun" Denise mengguncang tubuh Soodam yang masih nyaman di balik selimut.

Denise beberapa kali berusaha membangunkan Soodam, ini pertama kalinya Soodam tidak bangun sepagi biasanya, apa lagi hari ini seharusnya dia pergi ke kampus. Denise sedikit kebingungan, kehabisan cara untuk membangunkannya, sampai akhirnya Denise memutuskan membiarkannya saja.

Dua buku ditenteng ke luar dari kamar, menghapiri unnie-unnienya yang sudah menunggu di meja kecil, tapi cukup untuk mereka duduk bersama menikmati sarapan.

"Dia belum juga bangun ?" Tanya Lea yang melihat Denise menghampirinya.

Denise mengambil posisi dekat dengan Lea, meletakkan buku yang dibawanya di pangkuannya. "Belum"Jawab Denise kemudian.

"Haa..., ada apa dengan anak itu ? Apa dia begadang membaca webtoon lagi ?" Lea menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Hooaaamm" Tiba-tiba suara seseorang datang dari balik pintu, dia menggeliat, matanya setengah terpejam.

Soodam muncul dengan keadaan masih setengah sadar, matanya sayu dengan raut wajah yang semeraut. Dia mengucek matanya supaya jelas melihat, kemudian merapikan sedikit kaos yang dikenakan karena tidak karuan bentuknya.

Lea, Denise, Dita dan Jinny hanya melihat tanpa bisa berkata-kata. Pemandangan yang sungguh langka pikir mereka, jarang-jarang Soodam menunjukkan dirinya saat berantakan seperti sekarang.

Ckrek !

Suara kamera seketika mengalihkan pandangan semuanya ke sosok yang tak pernah lepas dari kamera.

"Hahahahaha, aku mendapatkannya. Haruskah aku mencetaknya ?" Ujar Lea kegirangan mendapat foto langka dari Soodam.

"Yyaaakk UNNIE !" Soodam tidak bisa menahan rasa kesalnya.

Dita, Jinny dan Denise tertawa puas melihat hasil jepretan Lea, mereka tidak bisa melupakan wajah Soodam yang dalam keadaan mengantuk dengan posisi badan yang sedang menggeliat terekam sempurna di layar kamera.

"Unnie...." Soodam menunjukkan wajah cemberut, "Awas saja kalau kau bocorkan foto itu ke penggemar, aku akan membunuhmu" Soodam semakin cemberut dan mengultimatum Lea.

"Tenang saja, aku tidak akan menyebarkannya, paling aku akan mencetaknya nanti untuk ucapan ulang tahunmu, hahahahahaha" Lea semakin menjadi-jadi, tawanya tidak bisa ditahan lagi. Tentu saja yang lain ikut tertawa, sungguh malang nasib Soodam dipikirnya.

"Sial sekali aku, sudah tidak bisa tidur, absen kuliah, sekarang malah dikerjai habis-habisan. Puas kalian hah ?!" Soodam duduk dengan kasar, dia menenggelamkan wajahnya di pinggiran meja sebelum kemudian diangkatnya dan menghujani Lea dengan tatapan tajam.

"Akhirnya aku bisa balas dendam, kau sendiri yang memulainya semalam kan ? Sekarang aku punya senjata, hahahaha" Lea balas menatap Soodam dengan penuh ancaman.

Soodam mulai mengalah, tatapannya dipudarkan, diletakkannya kembali kepalanya pada pinggiran meja.

"Soodami...apa kau akan sarapan dengan kondisi seperti itu ?" Ujar Dita yang sebisa mungkin menahan tawanya.

"Unnie sebaiknya kamu bersihkan diri dulu, keadaanmu sekarang terlihat sangat kacau" Tambah Denise yang juga tidak bisa menahan tawanya sedari tadi.

"Soodam, kau ingin Lea unnie mengambil fotomu lagi ? Cepatlah bersihkan dirimu" Jinny ikut menimpali.

"Kalian benar-benar keterlaluan !" Balas Soodam dengan sedikit menekan suaranya, "Bagaimana bisa kalian melakukan ini padaku ?" Soodam mulai meratapi dirinya...

She is Mine #2 Cinta dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang